Mohon tunggu...
AGUS PUJI PURNOMO
AGUS PUJI PURNOMO Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Melalui mereka aku memahami. Melaluiku Mereka bisa memahami. Semoga kegiatan pemahaman ini memberi inspirasi yang mencerahkan kami

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kesadaran

26 Desember 2010   13:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:22 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah kelahiran anak manusia.... Melahirkan sebuah subjek identitas kesadaran tersendiri dari kesadaran lainnya Dalam lembah ketidaktahuanya... Semua intensionalitas yang melekatnya seakan mengamuk mendobrak keeksistensiannya dalam keabadiannya yang seakan terasa dingin dan gelap Kerumitannya yang terkadang memicu berbagai kehendak yang terbatas diluar pada keberadaan yang tak terbatas Membuat mengejar sesuatu dan menggantikan dengan lainnya Seakan memandang sebagai sebuah tujuan utama serta melupakan hakikat keberadaan bahkan menjadikannya sebagai hakikat pula Kesadaran akan keberadaan sesungguhnya.... Membangunkan hati yang tengelam dalam hembusan pikiran Mengawasi batasan pikiran yang mengaburkan hakikat segalanya Menyingkap sebuah tirai diri memperjelas apa yang tampak dan menangkap makna di balik penampakan serta mampu membuka esensi kebenaran yang bersemayam di dalam diri... Agar mampu merangkul alam semesta dalam batasan tujuan yang diiringi tatapan keyakinan... Menegaskan keeksistensiannya di muka bumi serta memahami makna arti hidup sebenarnya yang melahirkan keadaan menenangkan jiwa yakni "sebuah klaim kesadaran sesungguhnya" Edit 25-12-2010 by group FaceBook "Epistemology" http://www.facebook.com/group.php?gid=211301605081#!/group.php?gid=211301605081&v=info

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun