Mohon tunggu...
taufiq dermawan
taufiq dermawan Mohon Tunggu... -

heppy ending

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Rene Descartes

18 Desember 2013   09:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:48 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang tokoh rasionalisme yang sering disebut-sebut sebagai bapak filsafat modern, Descartes memiliki fondasi dasar ajaran filsafat yang sangat populer dan tidak tergoyahkan, yakni tentang ajaran yang menegaskan bahwa kebenaran tertinggi berada pada akal budi manusia. Menurut Descartes rasio merupakan sumber pengetahuan. Hanya rasio sajalah yang dapat membawa orang pada kebenaran. Yang benar hanyalah tindakan akal yang terang benderang yang disebutnya Ideas Claires el Distinctes (pikiran yang terang benderang dan terpilah-pilah).

Untuk itulah Descartes menekankan agar tidak mempercayai segala sesuatu diluar rasio manusia, karena Kesaksian apapun yang bersumber dari luar rasio manusia, adalah tidak pasti dan tidak dapat dipercayai. Kebenaran harus dicari dan didasarkan dengan menggunakan kriteria “clearly and distinctly”. Selain itu, ia juga mengemukakan tentang adanya tiga ide-ide bawaan (innate ideas) yaitu:

a.Idea pemikiran: ide yang memungkinkan diri saya sebagai makhluk yang berpikir (pemikiran adalah hakekat saya)

b.Idea Allah sebagai wujud sempurna, karena saya mempunyai idea yang sempurna, maka pasti ada sesuatu yang sempurna itu. Wujud yang sempurna itu adalah Allah.

c.Idea keluasan: yang memungkinkan saya (kita) mengerti materi (benda-benda, obyek-obyek) sebagai keluasan, sebagai mana hal itu dapat dipelajari secara kuantitatif (ilmu ukur/matematika).

Disisi lain, untuk membuktikan kepada kita bahwa kita tidak bisa begitu saja percaya terhadap indra kita. Descartes menunjukkan pengalaman mimpi yang tampak sangat nyata, bahkan ketika kita melakukan sesuatu yang tidak dapat kita lakukan ketika dalam keadaan sadar (seperti terbang), hal itu nampak bahwa kita sungguh-sungguh dapat melakukannya. Karena itulah tidak ada sesuatu apapun yang dapat meyakinkan kita bahwa kita tidak sedang bermimpi saat ini. Dan jika kita tidak bisa yakin bahwa kita saat ini tidak sedang bermimpi, kita tidak bisa memperoleh pengetahuan melalui penggunaan indra kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun