Pada realitanya, penerapan DBON ini memang memotong banyak sekali jumlah atlet yang bisa dikirim ke SEA Games. Hal tersebut tentunya membuat SEA Games tidak bisa lagi menjadi ajang para atlet yang belum pernah berprestasi di kancah internasional untuk dapat membuktikan dirinya melalui SEA Games.Â
Namun hal tersebut tentunya masuk akal mengingat dengan adanya DBON ini fokus Indonesia bukan lagi pada tingkat Asia Tenggara, melainkan pada tingkat dunia.Â
Indonesia mulai memfokuskan pembinaan olahraganya pada cabor-cabor dan atlet yang sudah secara nyata menunjukkan prestasinya di ajang internasional.Â
Atlet-atlet yang pernah menujukkan prestasinya tersebut ditargetkan untuk bisa lolos kualifikasi olimpiade dan menjadikan SEA Games sebagai ajang persiapan saja demi mencapai target yang lebih tinggi tersebut. Hal ini tentunya membuat atlet-atlet yang belum pernah berprestasi menjadi dikorbankan dengan tidak bisa tampil di ajang SEA Games.Â
Namun hal tersebut bukan berarti menutup kesempatan atlet tersebut untuk berprestasi di ajang internasional dan tidak bisa tampil di Sea Games selamanya. Penerapan DBON membuat atlet yang dikirim di Sea Games haruslah benar benar atlet yang sudah menunjukkan kualitasnya.
Lalu bagaimana cabor dan atlet yang tidak dikirim ke SEA Games dapat membuktikan dirinya?Â
Penerapan kebijakan ini tentunya mendorong cabor-cabor maupun atlet-atlet yang belum menunjukkan prestasinya tersebut agar sebanyak mungkin mengikuti kejuaraan internasional yang berbentuk single event, meningkatkan kualitasnya, mempercepat regenerasinya dan menunjukkan prestasinya di ajang internasional.Â
Jika sudah mampu menunjukkan prestasinya, tentu sangat besar kemungkinan mereka akan dikirim di pegelaran SEA Games berikutnya bahkan cabor tersebut juga berpeluang besar untuk dapat menjadi cabor prioritas DBON. Hal tersebut tentu tidak mudah. Namun, bukankah banyak orang berkata bahwa proses perubahan menuju hal yang lebih baik itu selalu menyakitkan.
Sumber:
www.kemenpora.co.id