Mohon tunggu...
Filsa BrilliantRamadhani
Filsa BrilliantRamadhani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Benalu

3 Juli 2021   21:37 Diperbarui: 3 Juli 2021   21:42 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Roman dan Lorenza adalah pasangan yang sudah berhubungan sangat lama yakni sejak SMP hingga menduduki bangku perkuliahan. Tak jarang banyak yang iri dengan pasangan romantis dan serasi ini. Bagaimana tidak mereka selalu melekat di setiap sudut tempat bak perangko yang melekat pada kertas. Tetapi, dari sekian banyak temannya yang iri, ada salah satu teman dari Roman dan Lorenza yang selalu mengganggu hubungan mereka. Dia adalah Nina teman sekelas Roman yang juga sejak SMP menyukai Roman.

Pada suatu ketika Roman mengikuti kegiatan camping yang mengharuskannya menginap selama 3 hari 2 malam, dan tanpa dihadiri Lorenza yang juga satu jurusan dengan nya. Ketika itu Lorenza tengah sakit dan tidak bisa mengikuti kegiatan camping. Pada saat yang bersamaan Nina juga ikut pada kegiatan tersebut. Nina bergumam dalam hati "ini kesempatan yang tepat dan waktu yang pas buat ngedeketin Roman hihi...".

Hari menjelang malam pun tiba, Roman bergegas untuk berwudhu lalu salat maghrib. Nina bersama kedua temannya yakni Rista dan Neta juga bergegas salat. Kedua teman Nina terus menyuruh Nina untuk bermodus ke Roman. "Nin, ada doi lo tuh, gih beraksi", suruh Rista. "Iya Nin, gih cepet gercep, entar mubazir lo haha...", saut Neta. "Iya iya ih... gak sabaran banget, entar dulu nunggu momen yang pas" balas Nina. Salat telah usai, Roman pun punya kebiasaan setelah salat ia mengaji. Di waktu yang sama, Nina bermodus ingin diajari mengaji dengan Roman. Nina memanggil Roman dengan nada yang genit "mas Roman...". "Eh iya Nin", saut Roman, "ada apa?", sambung Roman. "Mau dong diajarin mengaji hehe...", kata Nina lagi. "Oh boleh", balas Roman. Roman pun menyetujui permintaan Nina dan akhirnya modus Nina berhasil. "Hihi yess... berhasil", gumam dalam hati Nina. Husna teman dekat Lorenza di waktu dan tempat yang sama melihat Nina dan Roman berduaan di serambi masjid sembari mereka mengaji bersama. Secara spontan Husna memfoto mereka berdua dan memberitahu Lorenza. "Wah... harus gue foto nih, biar Lorenza tau", kata Husna. Husna mengirim foto tersebut ke Lorenza lewat aplikasi whatsapp. Ia menuliskan "lihat nih Za, Nina modusin Roman", tulis Husna di chat whatsapp. Lorenza membalas "udahlah, nggak papa, lagian Roman cuma ngajarin Nina mengaji, baguslah malahan". Husna pun akhirnya memaklumi hal yang dilakukan oleh Nina setelah melihat balasan Lorenza.


Keesokan harinya, kegiatan berlanjut senam pagi. Roman yang mempunyai kedisiplinan yang bagus datang paling awal saat kegiatan. Lagi-lagi Nina serta kedua temannya yang loyal kepadanya bersiap melancarkan modus yang kedua. "Gasskeun lagi Nin", kata Neta. "Pepet terooss...", saut Rista. "Ahsiaapp...", balas Nina. Nina mencari kesempatan agar bisa mendekati Roman apapun caranya. "Bagaimana pun caranya, gue harus bisa ngedeketin Roman", modus Nina. Nina akhirnya merapat ke barisan laki-laki dan bermodus mendekati Roman. "Hai Roman, selamat pagi", ucap Nina. "Hai Nin, pagi juga", balas Roman. "Habis senam sarapan bareng yuk", ajak Nina. "Emm... ayo", Roman menerima ajakan Nina. "Oke, aku tunggu di kantin ya", ucap Nina lagi. "Oke", balas Roman. Modus Nina tak hanya itu, Nina juga berpura-pura keseleo ketika ada gerakan yang cepat saat senam. "Aduh... awww... sakit, tolong aku Roman", Nina kesakitan dan meminta pertolongan ke Roman. "Ehh... kamu kenapa Nin?", tanya Roman. "Kakiku keseleo Man", balas Nina. "Makanya saat pemanasan yang sungguh-sungguh biar nggak keseleo", ujar Roman. "Iya maaf", balas Nina. Roman pun memberikan pertolongan kepada Nina. Hal ini juga diketahui oleh Husna dan dengan cara yang sama, ia mengambil foto mereka berdua. "Menang lagi nih", gumam Husna.


Nina sudah menunggu Roman di kantin dengan tidak didampingi Rista dan Neta karena dia sengaja ingin berduaan dengan Roman di kantin kampus. Tak lama kemudian Roman pun datang dengan menyapa Nina. "Halo Nin", sapa Roman. Nina senang sekali ketika disapa Roman, ia pun membalas "halo juga Roman". "Eh mau pesan apa?, biar aku yang traktir hehe", ujar Roman yang hendak mentraktir Nina. Mendengar kata Roman, Nina pun membalas, "hmm serius nih mau traktir aku?". Roman membalas, "iya nggak papa, pesan aja". Nina kembali menjawab, "emm aku mau nasi pecel sama minumnya es teh". Roman membalas, "oke siap, aku pesenin". Nina senang sekali mendapat perhatian dari Roman. Husna kembali melihat mereka berduaan dengan bercanda tawa. Karena geram, Husna bergegas menghampiri mereka berdua. Husna berkata dengan nada sinis, "ehhem...ehhem... ada yang lagi berduaan nihh". Nina membalas dengan nada yang tinggi, "apaan sih lo, ganggu aja". Husna pun menjawab dengan nada yang tinggi juga, "ehh gua kasih tau ya, Roman itu udah punya Lorenza. Jadi, nggak usah jadi benalu di hubungan mereka deh". Percakapn keras mereka didengar oleh Rista dan Neta yang langsung menghampiri Nina. Rista membela Nina, "lo apaan sih, ikut campur aja". "iya", bela Neta juga. Husna kembali membalas dengan nada tinggi, "haa... ikut campur, seharusnya lo berdua yang yang menyuruh Nina merusak hubungan  orang". Rista membela lagi, "nggak usah fitnah deh". Pertengkaran pun semakin riuh hingga Roman risih dan melerai. "Udah-udah, nggak usah pada berantem. Aku juga nggak ada hubungan apa-apa kok sama Nina. Hanya sekedar sarapan saja", Roman melerai mereka. Husna pun pergi dengan raut wajah yang begitu kesal dan bicara dalam hati, "andaikan lo ikut Za, pasti Roman nggak akan bersikap gitu", gumamnya sambil geram.


Malam terakhir kegiatan camping, panitia mengadakan pentas seni dan membentuk kelompok pentas seni untuk ditampilkan pada malam itu. Kebetulan Nina dan Roman satu kelompok yang sama dan ingin menampilkan musik akustik. Nina dalam batinnya, "yess menang banyak nih gue malam ini haha". Lorenza yang juga kangen dengan Roman menelfonnya malam itu, "assalamualaikum, halo sayang, gimana kabar kamu?", tanya Lorenza kepada Roman. "Baik-baik saja kok sayang", balas Roman. "Lagi apa sekarang?", tanya Lorenza lagi. "Mau tampil, ini acaranya pensi", jawab Roman lagi. "Oh semangat ya sayang kalau gitu, I love you", ucap manis Lorenza. "Iya sayang, I love you too", jawab manis pula Roman. "Ya sudah, aku tutup ya telfonnya, assalamualaikum", tutup Lorenza. "Waalaikumsalam sayang", jawab Roman. Lorenza merasa lega dan tak risau dengan Roman di sana.


Acara pentas seni pun dimulai, aula kampus sangat ramai didatangi para peserta camping. Tiba waktunya Roman dan Nina tampil di atas panggung. Keduanya tak merasa canggung ketika tampil di depan para penonton. Mereka memebawakan lagu yang bertemakan cinta dan romantisme yang membuat hati penonton luluh dan berdecak kagum dengan mereka. Husna yang muak dengan suasana itu langsung merekam mereka dengan handphone dan ingin ditunjukkan kepada Lorenza keesokan harinya. "Ini nggak bisa dibiarin lagi!", ujar Husna sembari kesal.


Keesokan harinya setelah usai upacara penutupan, Nina berniat pulang bersama Roman dengan berpura-pura ia ditinggal oleh Rista dan Neta. "Roman, anterin aku pulang yuk", Nina memohon kepada Roman. "Emangnya, temen-temen kamu kemana? Kok nggak pulang bareng mereka?", tanya Roman. "Mereka udah pulang duluan dan aku ditinggal", jawab Nina. Roman yang kasihan kepada Nina akhirnya mau mengantarkannya pulang. "Ya udah deh, ayoo", ajak Roman. Nina dan Roman akhirnya pulang bersama. Sesampainya di rumah Nina, Nina ingin mengajak Roman untuk pergi makan malam di restoran. "Roman, nanti malam temenin aku makan malam yuk", ajak Nina. "Oke siap, nanti malam aku jemput ya", balas Roman. Nina menjawab dengan riang, "Oke".
Sementara itu, Husna berada di rumah Lorenza dan menceritakan semua kejadian yang membuatnya muak yaitu kedekatan Roman dan Nina. "Ini patut dicurigai Za, nggak bisa dibiarin ini, mereka tuh kayak deket banget", ujar Husna sambil menunjukkan foto dan video kedekatan Roman dan Nina. Lorenza tetap menepis prasangka buruk kepada mereka dengan berkata, "sudahlah, jangan suudzon dulu, belum tentu apa yang kamu kira itu benar. Berpikir positif aja". Husna kembali mnejawab, "hemm, ya udah deh kalo gitu". Lorenza pun ingin mengajak Husna untuk pergi makan malam dan meminta ia untuk menemaninya. "Husna, nanti malam temenin aku dinner yuk". Husna menjawab dengan heran, "nah loh, kenapa nggak ngajak si Roman?". "Dia mau ngerjain tugas presentasi katanya", ujar Lorenza. "hemm, ya udah dehh", balas Husna.


Malam hari pun tiba, Roman dan Nina duduk saling berhadapan di sudut restoran sembari menikmati hidangan makan malam. Nina bermaksud mengutarakan perasaanya ke Roman. "Roman", panggil Nina kepada Roman. Roman pun menjawab, "iya?". "Aku pengen ngomong sesuatu ke kamu", ucap Nina. Roman menjawab dengan menatap tajam mata Nina, "apa? ngomong aja". "Aku suka sama kamu, udah lama aku memendam rasa sayang sama kamu", jawab Nina dengan agak ragu. Roman pun kaget dengan pernyataan Nina dan menanyakan balik kepadanya. "Aku juga boleh jujur nggak?", tanya Roman. "Boleh", jawab Nina. "Jujur, sebenarnya aku juga suka sama kamu, tapi sulit karena aku juga sudah berpacaran dengan Lorenza sudah sejak lama sekali", kata Roman. Nina memegang tangan Roman dan berkata, "jadi, gimana?", tanya Nina. Roman pun bingung mau menjawab apa, dan dia berada pada posisi yang sulit. Di samping dia masih berpacaran dengan Lorenza, tetapi di sisi lain dia juga suka dengan Nina. Belum sampai Roman menjawab, pada waktu yang sama, Lorenza dan Husna datang ke restoran yang sama dan memergoki Roman dan Nina berduaan serta melihat Nina memegangi tangan Roman. Dengan wajah yang marah disertai rasa cemburu, Lorenza menghampiri mereka bersama dengan Husna. Pertengkaran pun dimulai, "Ohh, jadi gini kelakuanmu di belakangku Roman? ngomongnya mau ngerjain tugas tapi malah pergi sama pelakor satu ini, bener-bener kurang ajar kamu" Lorenza marah sambil menampar dan menyiram minuman ke wajah Roman. Nina tak bisa berkata-kata melihat amarah Lorenza. "Kamu juga, dasar pelakor", bentak Lorenza kepada Nina sambil menarik rambut Nina. Begitu pun Nina yang berusaha melawan Lorenza. Suasana semakin tak terkendali. Petugas keamanan restoran pun langsung melerai pertengkaran mereka. Lorenza langsung mengatakan kepada Roman dengan lantang, "KITA PUTUS ROMAN!!!", dan pergi bersama Husna meninggalkan mereka berdua. Roman berusaha mengejarnya tapi tak digubris Lorenza. Nina yang menjadi bahan amarah Lorenza pun pergi meninggalkan Roman dengan seperti perasaan tak bersalah.
Kini Roman pun dilema dan trauma pahitnya cinta. Padahal kedua oarang tuanya sudah merestui hubungannya dengan Lorenza. Begitu pula dengan kedua orang tua Lorenza yang juga merestui hubungannya dengan Roman. Kini ia menyesal dengan apa yang ia perbuat dengan Lorenza. Dia pun memutuskan untuk hidup sendiri tanpa ada pendamping hidup untuk sementara waktu. Sebab, Nina juga tak lagi berikan kejelasan dan tak mungkin lagi ia bisa berdamai dengan Lorenza serta memperbaiki hubungannya dengan Lorenza.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun