Mohon tunggu...
Filma Dewi Lukito
Filma Dewi Lukito Mohon Tunggu... Lainnya - See The World By Writing

See The World By Writing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jurnalisme Bisa Multitasking

25 Februari 2021   12:19 Diperbarui: 25 Februari 2021   12:23 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hebat, ya, kalau serba bisa. Terkadang, banyak kebisaan juga dapat menghasilkan suatu manfaat.

Membahas tentang multitasking, jurnalisme ternyata juga serba bisa, loh.

Loh, kok bisa?

Dalam konsumsi informasi sehari-hari, cara kita menikmati suatu berita atau informasi pasti tidak dengan satu cara yang sama.

Ada yang suka membawa teks yang panjang, ada yang suka hanya melihat paparan visual dan grafis, ada yang suka hanya mendengarkan atau melihat video, atau bahkan kombinasi di antara ke duanya atau ketiga.

Di sinilah Multimedia berfungsi sebagai multiplatform dalam jurnalisme. Maksudnya adalah multimedia memberikan jurnalisme ke dalam banyak pilihan format.

Multimedia artinya banyak media. Perlu Anda ketahui, multimedia minimal memiliki 3 jenis format media. Format media tersebut dapat berupa teks, infografis, gambar, audio, video, dan lain-lain.

Dalam jurnalisme multimedia, satu format media dengan format lainnya tidak bersifat redundant atau mengulang. Sehingga satu format media dapat melengkapi isi atau konten format media lainnya.

Setiap format pun memiliki karakteristik yang menonjol. Misal saja, dalam sajian format media video terdapat pula teks yang disisipkan. Karakteristik video tetaplah pada gambar yang bergerak dan bukan pada teks. Begitupun dengan format media lainnya.

Tujuan dari multimedia adalah menyediakan cerita dengan informatif dan juga menarik. Dalam konteks jurnalisme, adanya multimedia mengharapkan kita semua dapat menerima informasi seperti berita dengan cara yang menarik.

Multimedia dalam jurnalisme juga menjadi solusi alternatif. Mengapa demikian?

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, seseorang dalam memahami informasi dapat saja memiliki cara yang berbeda dengan orang lain.

Bagi sebagian orang, informasi dalam bentuk teks lebih mudah untuk dipahami tanpa harus melihat video atau infografik lainnya. Pun ada yang dengan melihat infografik menjadi lebih paham dari sekedar membaca teks.

Tiga elemen atau format media yang menjadi satu atau terkonversi kemudian menjelaskan bahwa kemampuan untuk menjadi satu itulah yang memungkinkan praktik jurnalisme multimedia.

Hal tersebut berarti konvergensi media menjadi setting dari jurnalisme multimedia.

Jurnalisme multimedia dibutuhkan bagi siapa saja baik produsen atau bahkan konsumen berita. Apalagi saat ini kita sudah bisa melakukan dan mendapatkan banyak hal dengan satu genggaman smartphone.

Kita bisa menggunakan smartphone untuk menikmati segala jenis elemen media seperti audio, teks, video, gambar, infografik, dan lainnya.

Sebagai informasi, jurnalisme multimedia berbeda dengan jurnalisme online. Pada jurnalisme online, berita hanya memiliki 2 elemen atau format media saja. Kebanyakan menyajikan hanya teks dan gambar. Anda dapat melihatnya pada koran versi digital saat ini atau portal berita yang tersedia lewat internet.

Di samping itu, jurnalisme multimedia menjadi suatu tantangan tersendiri dalam industri multimedia. Keterampilan jurnalisme multimedia untuk memproduksi suatu berita merupakan keterampilan khusus yang harus dimiliki jurnalisme saat ini dan masa depan.

Ya! Menjadi serba bisa di saat era digital seperti ini memang sangat dibutuhkan

Jurnalisme multimedia akhirnya identik dengan kemampuan tuntutan jurnalis serba bisa atau multitasking untuk menaklukkan proses produksi media.

Masih ada lagi nih... mampu memilah dan mempresentasikan berita yang relevan juga dibutuhkan untuk dapat memikat audiens agar dapat melihat, membaca, serta berinteraksi dengan informasi atau berita.

Dengan demikian, "Interaktif" menjadi salah satu kunci karakter multimedia saat ini.

Situasi ini mungkin tanpa kita sadari mulai perlahan menjadi lekat dengan jurnalisme.

Suka membuka IG? atau Twitter?

Saya yakin kita semua tahu dua platform sosial tersebut. Dalam IG, misalnya. Jurnalisme juga dapat dilakukan dalam platform tersebut melalui pengunaan fitur 'posting'nya.

Interaksi pada IG dapat kita lakukan dengan memberikan komentar, suka, bahkan pembagian konten.

Dengan kata lain, multimedia juga memungkinkan adanya komunikasi secara timbal balik dalam kurun waktu yang terbilang singkat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun