Mohon tunggu...
Filma Dewi Lukito
Filma Dewi Lukito Mohon Tunggu... Lainnya - See The World By Writing

See The World By Writing

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Challenge Gaya Hidup Vegan sebagai Bentuk Pengaruh Perkembangan Teknologi Film

3 September 2020   12:45 Diperbarui: 3 September 2020   12:39 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster The Game Changers. Sumber: https://cinemags.co.id/

Hai sobat!

Suka menonton film? Sudah tidak asing bukan mendengar kata "film"?

Kita sering memahami sesuatu melalui film. Banyak di antara kita yang dengan mudahnya mengakses film hanya dengan gawai dan menikmatinya.

Film menggambarkan suatu cerita nonfiksi dan fiksi yang dibuat dalam penyimpanan bentuk gambar negatif ke selaput atau seluloid tipis. Film dengan penyimpanan tersebut dapat juga disimpan dan ditayangkan ke media digital.

Kamu sudah banyak menjumpai film dengan penggunaan efek, bukan? Rupanya sampai film dapat diberi efek, dahulu film dibuat dengan menggunakan kinetoskop yang ditemukan oleh Thomas Alfa Edison. Tidak ada suara dan warna menjadi ciri khas hasil film hingga akhir 1926.

Pada 1927, film masih tidak bewarna, namun sudah berkembang untuk dapat didengarkan suaranya. Setelahnya, film kemudian semakin populer dan banyak diminati oleh masyarakat.

Awal abad 20-an, pertama kalinya film dapat diputarkan atau ditayangkan ke dalam bioskop dan dinimati banyak orang secara bersamaan. Kemudian film berkembang pada tahun 1937 untuk memiliki tampilan warna di dalamnya.

Mengalami kelanjutan dalam berkembang, film sudah dapat direkam dalam jumlah yang banyak menggunakan videotape yang sekaligus dapat dijual di sekitar tahun 1970. Kemudian berkembang lagi hingga ditemukannya laser dics, VSC, DVD pada era 1980-an yang mempermudah produksi suatu karya film.

Berkat perkembangan pada dunia perfilman, kita patut bersyukur karena saat ini kita dapat menonton karya film yang memanjakan mata kita dengan pesona visualnya.

Memiliki sifat yang semakin praktis, film menjadi lebih populer dalam dunia modern hingga marak publikasi. Bahkan hingga tahun 2020 ini, sudah banyak sekali film yang menampilkan efek visual buatan yang apik.

Digemari oleh masyarakat luas, film semakin dekat dengan keseharian masyarakat. Dapat digunakan sebagai sarana hiburan, mengisi waktu luang, bahkan untuk memberi edukasi.

Beragam hal yang didapatkan dengan menonton film kemudian menandakan bahwa film kontemporer mampu memberikan dampak atau pengaruhnya ke pada masyarakat, mengingat kembali bahwa film kian familiar.  

Salah satu film yang dapat memberikan dampak pada masyarakat adalah film "The Game Changer" yang dirilis pada tahun 2018 lalu.

The Game Changer merupakan sebuah film dokumenter yang mengkisahkan tentang seorang pelatih tersohor Pasukan Khusus dan pemenang Ultimate Fighter, yaitu James Wilks, sedang berupaya keras mengungkap jenis diet yang paling optimal dan tepat bagi tubuh manusia.

Film dokumenter ini ditampilkan dengan apik menggunakan bantuan teknologi yang sudah berkembang dalam perfilman dan teknik editing serta pengambilan gambar yang terkesan sangat realistis.

Berkiatan dengan kekuatan, protein, mineral, dan nutrisi, tayangan apik dari The Game Changer banyak menampilkan isu sosial dan lingkungan. Contohnya, dengan paparan mitos-mitos tentang makanan, menyatakan banyak atlet berprestasi dan produktif diusia tuanya karena gaya hidup vegan. Selain itu, dengan gaya hidup vegan masyarakat dapat mengurangi konsumsi dan penyiksaan terhadap hewan.

Rupanya film ini cukup berdampak bagi masyarakat. Salah satunya ada Jakarta Vegan Guide (komunitas atlet) membuat acara berdasarkan film ini dengan tajuk "The Game Changers Challenge" dengan mengedukasi masyarakat tentang gaya hidup sehat dan produktif dengan menjadi vegan.

Cukup populer, film ini juga mengundang tren challenge gaya hidup vegan di kalangan artis dan influenser, seperti Pandji Pragiwaksono.

#filmologi02

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun