Bagi Anda yang sedang membaca tulisan ini, artinya anda sedang mengakses internet saat ini.Â
Internet berperan penting dalam peradaban manusia. Bagaimana tidak? Anda sudah merasakan  sendiri bagaimana internet dapat mempermudah kita dalam jangkauan gerak. Bahkan Anda dapat menemukan tulisan ini sambil rebahan di tempat tidur, bukan?
Memiliki pengaruh dominan, internet mampu mendeterminasi kegiatan jurnalisme saat ini. Tidak hanya ditampilkan dengan format teks dan gambar saja, saat ini jurnalisme sudah dapat dielaborasi menggunakan dua atau lebih format media seperti menggabungkan foto, video, teks, infografik, audio ke dalam satu publikasi secara luas dan internet menawarkan jurnalisme kontemporer dapat dinikmati secara digital sekaligus melibatkan interaksi pengguna yang memungkinkan adanya rujukan, globalisasi budaya, dan pengalaman digita sebagai karakter baru medial.
Tampilan publikasi jurnal yang memiliki beragam format media dapat Anda sebut sebagai jurnalisme multimedia.
Pengertian Jurnalisme Multimedia
Tidak semua kegiatan mencatat dapat disebut sebagai jurnalisme. Jurnalisme merupakan kegiatan mengumpulkan, memproses, dan mempublikasikan berita.Â
Jurnalisme multimedia berbeda dengan jurnalisme online.Â
Multimedia artinya berbagai media. Media dapat meliputi foto, teks, video, audio, gambar, infografik, dan sebagainya. Namun demikian, dapat disebut sebagai multimedia apabila minimal memiliki tiga format media.
Jurnalisme multimedia dengan demikian memiliki pengertian kegiatan mengumpulkan, memproses, dan mempublikasikan berita dalam tiga atau lebih format media. Sedangkan jurnalisme online belum tentu melakukan praktik multimedia.
Wenger dan Potter (2008) menyebut jurnalisme multimedia sebagai cross-platform journalist karena jurnalis dapat bekerja secara efektif pada dan di minimal tiga medium atau format media. Contohnya, seorang jurnalis dapat menjelaskan fakta atau peristiwa di televisi dengan menampilkan format video, gambar, audio, infografik dalam publikasinya untuk mempermudah penonton memahami berita.
Bentuk Determinasi Jurnalisme Multimedia oleh Internet
Internet memiliki sejarah panjang dan penting dalam peradaban manusia. Perkembangan internet hingga saat ini mampu menawarkan fasilitas berjejaring yang luas dan mengglobal.
Keunggulan internet dapat Anda lihat sebagai berikut:
Tidak terbatas ruang dan waktu
Jangkauan dan konektivitas yang luas bahkan mengglobal
Kemudahan akses memperkecil mobilitas
Memiliki kecepatan lebih dari sumber data lain
Relatif murah dan ekonomis
Fleksibel, dan
Interaktif
Selain memiliki keunggulan, internet juga memiliki kelemahan, yaitu:
Implikasi pada validitas dan reliabilitas yang kurang valid dan andal
Terdampak serangan virus Â
Pemakaian berlebihan pada internet menyebabkan ketergantungan
Ledakan informasi dan fitur berakibat pada clutter and never ending research
Identitas dan selektivitas diragukan
Fitur dan fasilitas internet bersifat pasif terhadap pengguna. Pun sebaliknya, pengguna secara aktif terhadap internet. Kita semua merasakan manfaat dan kekurangan internet akibat kita menggunakannya, bukan?
Penggunaan internet turut menandakan dan mengafirmasi bahwa pengaruh internet juga dilatarbelakangi dari cara kita menggunakannya. Hal ini pun memunculkan adanya jurnalisme multimedia
Keberhasilan internet dan perkembangannya yang tidak pernah mandek mendorong jurnalisme untuk dapat berkembang sejajar dengan perkembangan internet. Hal ini juga dikarenakan masyarakat secara dinamis mengikuti arus perkembangan tersebut dan secara tidak sadar memiliki pola baru dalam bermedia.Â
Akibatnya, internet mampu menawarkan beberapa fasilitas jaringan yang dapat menjadi suatu karakter baru dalam bermedia.
Media Baru dan Karakteristiknya
Berbagai komunikasi pesan dan interkonektivitas multimedia yang didukung internet dalam sajian konten-konten menggambarkan istilah media baru.
Media baru menunjukkan adanya bentuk integrasi media dengan karakteristik:
Digital: konten dibuat dan dipublikasikan secara nonfisik dengan jaringan komputer dan internet.
Interaktif: pengguna dapat melakukan komunikasi dua arah dan memungkinkan adanya feedback
Virtual: jaringan komputer dan internet memfasilitasi komunikasi digital di ruang maya secara real time
Hypertext: konten yang memiliki rujukan atau bertautan dengan konten lainnya dan saling terkoneksi
Networked: interaksi secara global dan kolektivitas dapat terjadi melalui media baru
Simulated: media baru memberikan pengalaman ke pada pengguna melalui simulasi teknologi digitalÂ
Adanya jurnalisme multimedia memberi dampak yang berarti bagi masyarakat. Berbagai media yang digunakan dapat mempermudah masyarakat dalam menerima fakta atau berita.Â
Memiliki kemudahan akses mendorong penerimaan jurnalisme multimedia di kalangan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa jurnalisme kontemporer memiliki kedekatan dengan pengguna teknologi internet.Â
Jurnalisme kontemporer menjadikan masyarakat sangat mungkin untuk berinteraksi. Contohnya, dalam proses pengumpulan berita masyarakat dapat saja memiliki informasi dan membagikannya ke pada seorang jurnalis atau platform tertentu.
Partisipasi atau keterlibatan masyarakat dapat dikolaborasikan dalam jurnalisme multimedia sebagai sarana pengembangan dan verifikasi jurnalisme.
Keuntungan lain yang kita dapatkan adalah adalah banyaknya media yang disajikan dalam konten dan kita digunakan cukup dapat dijadikan preferensi tersendiri di dalam masyarakat.
Menyebar luas dan kuatnya kemudahan akses dalam jurnalisme multimedia artinya terdapat komunikasi pesan yang semakin luas di dalam masyarakat. Hal tersebut dimungkinkan membawa jurnalisme multimedia semakin dapat terintegrasi dengan dukungan teknologi internet. Aktivitas kita baik dalam interaksi jurnalisme multimedia atau tidak juga menunjukkan kemajuan zaman.Â
Menekankan pada penyajian konten berita menggunakan multimedia menjadi gambaran bahwa teknologi internet melatarbelakangi beberapa perubahan dan pengalaman berbeda. Hal ini pun dapat kita jadikan bekal untuk melihat bagaimana perkembangan teknologi internet dapat berpengaruh pada jurnalisme kontemporer sekaligus juga dapat bersifat evaluatif.
Sumber pustaka:
Adzkia, A. R. (2015). Praktik Multimedia dalam Jurnalisme Online di Indonesia (Kajian praktik wartawan multimedia di cnnindonesia. com, rappler. com, dan tribunnews. com. Jurnal Komunikasi, 10(1), 41-53.
Nurlatifah, M., & Irwansyah, I. (2019). Fact-Checking Journalism sebagai Platform Kolaborasi Human and Machine pada Jurnalisme Digital. Jurnal Komunikasi, 13(2), 121-134.
Nurul, H. (2014). Jurnalisme Multimedia.
Puspita, R., & Suciati, T. N. (2020). Mobile Phone dan Media Sosial: Penggunaan dan Tantangannya pada Jurnalisme Online Indonesia. EKSPRESI DAN PERSEPSI: JURNAL ILMU KOMUNIKASI, 3(2), 57-71.
Widodo, Y. (2020). Buku Ajar Jurnalisme Multimedia. Diakses dari file:///E:/KULIAH/SEMESTER%205/JURNALISME%20MULTIMEDIA/Ebook%20dari%20Mas%20Boi/Buku%20Ajar%20Jurnalisme%20Multimedia%20-%20Yohanes%20Widodo.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H