Siapa yang menyangka apa yang diwariskan ayah kami, Bapak Hirmat Ruchimat, berupa kebun akan membawa kami menapak pada bidang usaha hingga seperti saat ini. Apalagi kami, saya dan Kang Dodik, belum memiliki kemampuan yang mumpuni pada saat itu. Hanya tekad kuat dan semangat untuk menunaikan amanat dari orang tualah yang membuat kami pantang untuk menyerah.
Komoditi yang berasal dari Ethiopia, Afrika dan mulai dikenal sejak abad ke-9 ini, banyak ditanam di dataran tinggi. Kemudian bangsa Arab meluaskan perdagangannya sampai ke Afrika Utara, Asia dan Eropa. Citarasa dan aromanya yang khas membuat kopi menjadi minuman yang terkenal.
Tanaman mulai dikenal di Indonesia ketika masa jaman kolonial Belanda. Pada saat itu minum kopi menjadi kebiasaan kaum Eropa, tetapi tidak banyak diapresiasi dan dinikmati masyarakat Indonesia akibat globalisasi dan kapitalisme Belanda. Kenikmatan minuman kopi hanya dirasakan oleh segelintir masyarakat saja.
“Emas Hitam” itulah julukan yang disematkan kepada kopi, hasil pengolahan yang menghasilkan minuman berwarna hitam ini. Banyak orang yang menyukai dan bahkan menjadikannya sebagai minuman favorit. Efek kafein yang terkandung di dalamnya mampu melepaskan hormon yang menyebabkan tubuh terasa rileks, bahagia dan fokus pada pekerjaan. Kopi yang dikenal secara umum saat ini adalah kopi Arabika (Coffea Arabica) dan kopi Robusta (Coffea canephora). Biji kopi yang berkualitas tinggi ditanam di dataran tinggi.
Berkah kita yang tinggal di daerah khatulistiwa adalah tanah yang subur untuk ditanami berbagai jenis tumbuhan dan menjadinya bak surga yang ada di bumi.
Seperti lagu Koes Plus yang terkenal dalam menggambarkan kesuburan bumi pertiwi ini “tongkat, kayu, dan batu jadi tanaman”. Asalkan ada keinginan, maka akan mudah untuk menemukan cara bercocok tanam dan budi daya tanaman sesuai dengan kondisi tanah yang ada.
Warisan kebun yang ditinggalkan kepada kami telah menanam berbagai varietas kopi sejak tahun 2004. Hasil panen yang dihasilkannya pun secara keseluruhan sangat menggembirakan karena kopinya berkualitas sangat baik.
Kopi Arabika dari Java Preanger dinobatkan sebagai salah satu kopi terbaik di dunia dalam perlombaan kopi di SCAA di Amerika Serikat pada tahun 2016 lalu. Merupakan suatu kebanggaan bahwa komoditi kopi yang dihasilkan dari Tanah Priangan ini mampu menunjukkan kualitas terbaiknya di mata dunia. Java Preanger adalah kopi Arabika dengan citarasa khas yang ditanam di dataran tinggi Priangan (Preanger) dengan ketinggian melebihi 1000 mdpl dan berasal dari varietas kopi unggul yang dijaga kualitasnya dengan pengelolaan tertentu dari hulu hingga hilir.
GTP Coffee, Heritage Specialty Arabica of Gunung Tilu Pengalengan, West Java, Tagline yang kami launching pada tahun 2018, menjadi salah satu penghasil Java Preanger Coffee yang terkenal ini. Posisi kebun kami di ketinggian 1400 – 1500 mdpl menjadi penghasil kopi Arabica yang berkualitas tinggi dengan memiliki karakter unik dari Uniformity, Clean Cup, Sweetness, Flavor, Acidity, dan Balance. Adapun hasil kebun kami 90% di produksi dengan proses pasca panen secara Wet Hulled (Semi-Washed).
Sebelumnya bisnis dalam industri kopi banyak yang menitik beratkan di sektor hulu saja. Akhirnya kami mempelajari apabila industri kopi ini dikerjakan dari hulu sampai hilir dan pengembangan dalam bidang pengolahannya maka akan semakin banyak peluang dan semakin banyak tenaga kerja yang terserap. Ada lebih dari 1 juta perkebunan kopi yang ada di Indonesia dan sebanyak 1,77 juta orang yang terserap pada industri kopi ini sehingga penelitian dan pengembangan perlu dilakukan agar intensifikasi dapat ditingkatkan.
Ayah kami tidak hanya mewariskan kebun kopi bagi kami, tetapi juga semangat berbagi dan relasi berharga bagi kami, berupa “keluarga” petani dan warga sekitar yang senantiasa membantu kita dalam proses bisnis. Dalam berbisnis, banyak yang diajarkan Ayah kami, antara lain integritas, kejujuran, dan keteguhan di atas pendirian. Semua nilai-nilai itu kami jadikan pegangan dalam perjalanan bisnis kami.
Kami mulai melakukan berbagai upaya agar warisan bisnis kopi yang ditinggalkan Ayah kami dapat bertahan dan berkembang. Banyak inovasi dan usaha pengembangan usaha yang kali lakukan antara lain menjadi produsen kopi dari sektor hulu hingga hilir, dengan core business dalam green bean dan roasted been. Bidang ini semakin berkembang karena adanya kopi yang di hasilkan dari berbagai daerah lainnya. Pada sektor hilir, GTP Coffee memperluas lini usaha dengan memproduksi kopi siap konsumsi.
Untuk memperkuat bisnis agar berjalan dengan lancar, pada tahun 2019 kami mulai mengurus perijinan lengkap, antara lain: Nomor Induk Berusaha (NIB), Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-PIRT), dan Sertifikat Halal dari MUI, dan Sertifikat Merek dari Kemenkumham. Kelengkapan surat perijinan ini sangat penting bagi suatu usaha, agar merek atau branding yang telah dibangun suatu bisnis tidak dapat diklaim oleh pihak lain. Merek atau branding sangat rentang untuk dibajak, untuk itu saran kami, segera urus kelengkapan surat-surat perijinan agar bisnis lancar dan hati pun tenang terhadap bisnis yang dijalani.
Suatu usaha tentu juga mengalami kendala. Pengembangan produk yang kami lakukan terkendala dengan permodalan, karena kami masih mengandalkan modal pribadi. Imbas yang kami rasakan adalah seringkali menolak kontrak karena terbentur masalah modal tadi. Selain itu dengan produksi yang melimpah, kami harus perlu pengembangan produk dan melakukan promosi. Selama ini konsumen yang ada karena jalur koneksi pertemanan.
Bisnis yang kami jalani saat ini tidak lepas dari dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak. Kami menyadari untuk tumbuh dan berkembang, kami harus bersinergi dengan berbagai pihak dalam industri ini, antara lain dengan membentuk kelompok tani Perkumpulan Gunung Tilu Sejahtera Bersama di wilayah kebun, bekerjasama dengan pemerintah, hingga mengikuti event-event dan bersilaturahim dengan tokoh-tokoh di dunia kopi. Dari berbagai upaya ini, banyak sekali peluang yang bisnis yang kami dapatkan, yaitu: klien cafe-cafe besar dari Jakarta dan Bali, suplier tetap pada cafe yang dikelola oleh Certified Barista, dan dipercaya mengisi slot green bean di salah satu roastery di Belgia. Tak lupa yang menjadi kebanggan kami adalah kopi kami menjadi salah satu kopi favorit dari perusahaan pemilik brand kopi kekinian terbesar di Indonesia.
Dalam berbisnis, kami tidak hanya memikirkan dari segi bisnis saja, melainkan juga sangat memegang prinsip-prinsip muamalah. Kami tidak hanya mencari keuntungan semata, melainkan keberkahan dalam bidang usaha.
Agar mempermudah berinteraksi dengan penggemar kopi yang seringkali berkunjung, kami memiliki Coffee Space dan Processing Outlet yang dapat dikunjungi. Penggemar kopi dapat berinteraksi langsung dengan Owner GTP Coffee.
“Emas Hitam” yang telah menjadi warisan bagi kami. Tugas yang kami emban tidaklah mudah. Warisan yang tidak hanya sekedar bertahan, tetapi kami harus menjadikannya berkualitas tinggi. Kopi yang istimewa dari tanah Priangan. Sesuai dengan moto kami untuk menjadikan GTP Coffee, sebagai Heritage Specialty Arabica of Gunung Tilu Pengalengan, West Java. Setiap langkah dalam berbisnis tentu ada tantangan. Tentu saja tantangan yang ada memberikan pelajaran agar kami kuat dan berkembang menjadi enterpreneur sejati.
Bagaimana menurut Anda?
Filla Firdhani Rachiyan, Owner GTP Coffee, Heritage Specialty Arabica of Gunung Tilu Pengalengan, West Java
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H