Mohon tunggu...
Filipus Krisna Hargo
Filipus Krisna Hargo Mohon Tunggu... Editor - my Gmail filipus.krisna13@gmail.com

sura dira jayaningrat, lebur dening pangastuti

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pejuang Tangguh Asal Jepara

28 Januari 2020   21:06 Diperbarui: 28 Januari 2020   21:24 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kartini tidak hanya sebatas peringatan dan kebaya namun Pejuang emansipasi wanita dan pengagas kesetaraan derajat perempuan yang sudah tersohor namanya. Lahir pada tanggal 21 April 1879 dari keluarga bangsawan yang tetap rendah hati dan tetap bersikeras agar tetap dipanggil Kartini tanpa embel-embel Raden.

Sikap ini menunjukkan bahwa keberadaannya di keluarga bangsawan tidak mengubah seorang pribadi Kartini menjadi sombong dan angkuh ingin menyetarakan dirinya dengan masyarakat disekitarnya tanpa dipandang sebagai keluarga berdarah biru.

Tentang Kartini, memang banyak yang menyiarkan buku yang berjudul "Habis gelap terbitlah terang" serta banyak tulisan dan artikel yang dimuat untuk mengenang jasa Kartini. Namun nyatanya setiap tanggal 21 April tetap saja yang dilakukan itu-itu saja.

Perempuan yang memakai kebaya dan berdandan layaknya seorang putri seakan menunjukan kartini, namun arti Kartinisesungguhnya bukan hanya sekedar berkebaya saja tetapi bagaimana sikap kita untuk tetap menjaga apa yang telah diperjuangkan seorang kartini. Bukan hanya sekedar dengan melakukan kegiatan aksi sosial dan kemudian lupa untuk mengubah diri kita sendiri.

Seorang Kartini sangat kritis sejak remaja merasa tidak nyaman dan tidak adil melihat perempuan dibedakan derajatnya dengan laki-laki dengan adat istiadat yang memaksa perempuan hanya sekedar memasak di dapur dan mengurus urusan rumah tangga saja tanpa berkesempatan untuk menempuh pendidikan formal.

Hal itu membuat hati Kartini tersentuh dan bertekat mendobrak segala adat dan peraturan yang ada, dengan kebulatan tekat nya yang kuat, Kartini mulai mendekati pada petinggi belanda berdialog dengan mereka untuk meyakinkan pihak belanda bahwa wanita juga memiliki hak yang sama.

Adat istiadat menjadikan Kartini korban poligami dan dijodohkan dengan Adipati Djojo Adiningrat. Setelah itu, Kartini mulai berkarya dengan ukiran ukiran yang terkenal sebagai ukiran khas Jepara dan mulai memperkenalkannya lewat berbagai pameran untuk menunjukan kerajinan dari hindia belanda.

Ia juga bekarya melalui buku "Habis Gelap Terbitlah Terang" dan berbagai surat yang ia tulis, untuk memberi keyakinan pada Belanda, bahwa tiap perempuan memiliki hak yang sama. Surat yang bertanggal 25 Mei 1899 itu ditujukan kepada sahabat penanya dari belanda, Stella Zeehandelaar.

Sebelum menutup suratnya ia menekankan ,dengan tulisan "Panggil aku Kartini saja, itu namaku. Kami orang Jawa tidak punya nama keluarga. Kartini adalah nama keluarga dan nama kecilku". Dari sini kita mendapat gambaran betapa kokoh pendirian Kartini untuk memerjuangkan kaum perempuan dan hak hak pribumi

Perlawanan Kartini dimulai di lingkungan keluarganya sendiri. Kartini mengizinkan kedua adiknya memanggil dengan kata "kamu", begitu pula Kartini dengan kedua adiknya, hal yang sebelumnya terlarang. Kartinitak butuh panggilan dengan kromo inggil. Meunjukan betapa Kartinimencoba membenahi adat istiadat yang sekiranya tidak harus dilakukan,

Namun sekarang banyak pertanyaan yang sering dilontarkan, Masih adakan sosok Kartini pada jiwa pemuda pemudi Zaman ini ? yang bisa kita lihat dari segala tingkah laku serta tutur kata yang. Hanya sedikit yang menjadikan Kartini sebagai panutan dan banyak yang menganggap Kartini ketinggalan zaman dan lebih membanggakan artis-artis kekinian yang sudah pudar jiwa Nasionalismenya. Menjadi Kartini di Zaman ini memang tidak mudah namun bukan berarti tidak mau mencoba.

Gema Yulenta Gospa Cotera

Siswi SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan

XII MIA 4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun