Mohon tunggu...
Filipus PanditoFS
Filipus PanditoFS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Aku ada maka aku berpikir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aktualisasi Diri dan Pengembangan Produk UMKM: Cara Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

3 Agustus 2023   21:45 Diperbarui: 3 Agustus 2023   22:08 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi: Produk Lilin Sambirejo (SAMBILIN)

Kesejahteraan suatu masyarakat dapat tercapai melalui pengeksplorasian potensi lokal yang berdasarkan pada pengelolaan sumber daya, pemberdayaan masyarakat dan aktualisasi diri. Kesejahteraan masyarakat juga dapat ditentukan oleh kultur yang dikembangkan oleh masyarakat tersebut. 

Terkadang kesenjangan ekonomi terjadi karena masyarakat tidak memiliki akses yang sama atau setara. Kesetaraan akses tersebut dapat berupa akses fasilitas, pendidikan, akses aktualisasi diri, serta akses dalam mendapatkan modal untuk berbisnis. Budaya dan kebiasaan yang terjadi di masyarakat juga dapat mempengaruhi masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi. Semakin terbuka dan rasional kultur suatu masyarakat, semakin besar pula kemungkinan masyarakat tersebut menjadi kaya dan makmur.

Kali ini kami Kelompok 44 yang beranggotakan Filipus Pandito F.S (Akuntansi 20), Wella Regate M.Siallagan (Akuntansi 20), Timoteus Gopas Saragih (Manajemen 20), Anggita Prisilia Tjoa (Manajemen 20), Monica Gracethea (Sistem Informasi 20), Barlaam Bagus Purwaka (Kedokteraan 19) dan Christy Alfrini Limpong (Arsitektur 20) akan mendeskripsikan hasil kegiatan terkait dengan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta tahun 2023. Lokasi KKN kali ini di Padukuhan Sambirejo, Kapanewon Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

            Dari hasil survei dan observasi kami sebelum pelaksanaan program kerja, ada beberapa permasalahan yang terjadi di masyarakat Sambirejo. Rendahnya pendapatan perkapita warga Padukuhan Sambirejo merupakan masalah utama di Padukuhan tersebut. 

Mayoritas warga Sambirejo mengandalkan hasil dari bertani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kita tahu bahwa penghasilan dari bertani merupakan penghasilan musiman atau penghasilan tidak tetap. Hal tersebut secara ekonomi sangat tidak ideal karena tiap warga pasti memiliki pengeluaran harian. Apabila warga hanya bergantung pada penghasilan tidak tetap tidak ada penghasilan tambahan yang dapat digunakan untuk menutup pengeluaran harian, maka akan menimbulkan permasalahan ekonomi kemudian bisa menambah beban moral bagi warga Padukuhan Sambirejo.

            Untuk menjawab persoalan tersebut kami memberikan alternatif solusi dalam bentuk program kerja yang diharapkan dapat menjawab persoalan di Padukuhan Sambirejo. Program Kerja kami diantaranya adalah Bimbingan belajar untuk anak-anak PAUD sampai dengan SMP, Edukasi dan Pelatihan pengelolaan keuangan rumah tangga.

Edukasi kursus kepelatihan dan keterampilan bagi Karang Taruna, pemeriksaan dan edukasi masalah kesehatan warga, penyuluhan MPASI dan Posyandu Balita, Edukasi Cuci tangan anak SD Watusigar 1, Pengenalan dan Pelatihan E-Commerce kepada UMKM,  Sosialisasi literasi digital, Membuat game sederhana di Scratch bersama anak-anak SD Watusigar 1, Sosialisasi pentingnya menabung sejak dini dan membuat celengan dari bahan bekas, Latihan Dasar Kepemimpinan anak-anak dan Pengadaan produk Lilin Aromaterapi “SAMBILIN” (Sambirejo Lilin) dari Minyak Jelantah yang dihasilkan dari rumah-rumah warga di Padukuhan Sambirejo.

            Program kerja yang kami laksanakan selama satu bulan ini rata-rata berfokus pada aktualisasi diri dan pengembangan produk UMKM yang berbasis pada potensi lokal. Hal tersebut merupakan fokus kami lantaran kemajuan dan kesejahteraan suatu wilayah dapat dilihat dari kontribusi warganya sesuai dengan bakat alamiah masing-masing individu. 

Bakat alamiah individu tersebut jika kita sederhanakan bisa melalui berdagang dan bertani. Oleh sebab itu, kami juga memasukan materi terkait dengan cara meningkatkan pendapatan dari bertani dan bagaimana caranya mengelola lahan yang gersang. Warga Padukuhan Sambirejo juga tidak cuman diberikan edukasi atau pemahaman terkait kegiatan produksi saja dalam hal ini, akan tetapi kami juga memberikan edukasi terkait pendistribusian produk pertanian sehingga produk tersebut dipasarkan dengan tepat.

            Di Padukuhan Sambirejo, ketika kami melakukan penelusuran dan observasi ternyata memiliki potensi ekonomi jika masyarakatnya peka terhadap peluang tersebut. Salah satu yang kami temukan di Padukuhan Sambirejo adalah di dusun tersebut ada beberapa kelompok usaha yang telah dibentuk oleh Pemerintah setempat. Kelompok masyarakat yang dibentuk tersebut adalah kelompok bank sampah. Kelompok bank sampah dibentuk dengan tujuan agar menampung sampah-sampah rumah tangga yang kemudian sampah tersebut diberikan ke pengurus kelompok bank sampah. 

Pemerintah setempat membuat sebuah program yang diberi nama “BANK SAMPAH”. Anggota kelompok bank sampah yang membawa sampah rumahan tersebut akan dibayar (sampah tersebut dibeli) oleh pengurus bank sampah setempat. Lalu setelah pengurus bank sampah tersebut mengumpulkan sampah-sampah rumahan, kemudian mereka menjual sampah tersebut kepada pengepul (Dinas Lingkungan Hidup). Perhitungan upah yang diterima dari pengumpulan sampah berdasarkan berat sampah yang diperoleh. Mekanismenya seperti kita rongsokan barang ke tukang rongsok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun