Mohon tunggu...
Junaidi Aldalex
Junaidi Aldalex Mohon Tunggu... -

Mencoba merangkai kata mengungkapkan kegundahan, kegelisahan di dalam benak yang penuh angan dan mimpi, mencoba merangkai bahasa dari apa yang dilihat dan dirasakan, impian terbesar menjadi sahabat sejuta kompasianer. Tinggal di sebuah kota kecil negri ini, jauh dari hingar bingar kemacetan seperti ibukota, jauh dari panggung sandiwara senayan, dan jauh dari kampus dimana pusat korupsi halal diajarkan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gerandong Takut Jembatan Ampera

18 Oktober 2010   05:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:20 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jembatan Ampera dibangun sekitar ± 15 tahun yang lalu panjangnya kurang lebih 300 m dan lebar kira-kira 4m yang terletak di RT.25 Desa Tungkaran Pangeran, Kecamatan Simpang Empat, Kab. Tanah Bumbu dan dihuni kira-kira sekitar 200 KK. Awalnya jembatan ini dibangun secara swadaya untuk dermaga kapal-kapal kecil dari pulau pulau sekitar, namun seiring dengan waktu, kini fungsi jembatan selain sebagai kebutuhan aktivitas untuk bersandarnya kapal-kapal motor kecil, juga sebagai kebutuhan penduduk yanga ada dijembatan tersebut.

Nama Jembatan Ampera sendiri sudah tak asing lagi bagi masyarakat yang ada di sekitar simpang empat dan batulicin, bahkan bagi anggota DPRD dari Dapil 1 Tanah Bumbu ada beberapa yang pernah mencari dukungan kesana saat Pemilu 2009, namun tak banyak yang tau bagai mana kondisi sekarang jembatan tersebut. Lalu apa hubungan nya dengan grandong, hubungannya adalah hanya dalam cerita fiksigerandong takut jembatan Ampera".

Berawal dari sebuah cerita di Jembatan ampera, kira kira beberapa hari yang lalu terdengar kabar bahwa penduduk disana tidak bisa tidur karena jembatan tersebut. Akhirnya kabar ini sampai ketelinga Panglima Gerandong, sosok mahluk alam sebelah yang berbadan besar dan sangar. Kabar ini membuat nyali grandong tersinggung, dan sehingga merasa perlu uji nyali disana. Dalam pikiran gerandong penuh pertanyaan, “ Jangan-jangan jembatan tersebut memiliki kekuatan yang cukup dasyat, sehingga bisa membuat penduduk tak bisa tidur”. Akhirnya untuk menjawab pikirannya, gerandong berhasrat untuk cek dan ricek ke TKP, maaf bukan tempat kejadian perkara tetapi Tempat Kejadian Peristiwa.

Gerandong pemberani nan sangar kemudian menghadap raja grandong yang bernama Grigidul. Gerandong yang sangat berhasrat, menyampaikan tentang hal ihwal apa yang didengarnya, akhirnya Raja Gerandong (Grigidul) pun penasyaran.

Selang beberapa hari Grigidul menyusun tim untuk melakukan pencarian informasi awal, dan beberapa hari kemudian tim menghadap raja kembali. Ini pembicaraan Grigidul dan tim konsultan Gerandong:

Grigidul : “Bagai mana situasi disana apa benar penduduk disana tak bisa tidur yang disebabkan jembatan?”

Tim : “Benar sang paduka sepertinya penyebabnya suara dari jembatan, yang bisingnya melebihi kedasyatan kentut baginda Grididul.”

Grigidul : ‘Kenapa demikian, apakah kalian sudah menayakan kepada warga sekitar, apa gerangan dibalik kekuatan suara dasyat itu, jujur saya merasa tertantang bila ada yang lebih hebat dari saya ?”

Tim : “Belum kami tau baginda sumber dibalik kekuatan dasyat jembatan itu, kami sendiri sebelum bertanya lari ketakutan karena memang suara yang ditimbulkan jembatan seperti menusuk gendang telinga kami.”

Grigidul : “Kalau begitu saya akan ke TKP bersama panglima gerandong, saya akan hadapi kekuatan suara jembatan itu berdua.”

Tim: “Apakah baginda yakin berani?” Tim balik bertanya dengan penuh was-was dan hawatir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun