Berangkat dari kebiasaan menulis refleksi setiap minggunya, memampukan saya mengangkat sebuah novel, karya Hector Malot untuk dijadikan bahan refleksi mingguan. Terbilang unik, karena penulis mampu memberikan nuansa ala Prancis kepada seluruh pembaca. Kekaguman saya akan karya Hector Malot tidak sampai di sini, melainkan berulang kali saat membaca novel tersebut. Pembaca seolah-olah diajak menjadi tokoh utama dalam novel, di mana diceritakan sedang mencari sesuatu yang hilang selama bertahun-tahun. Rasa syukur terhadap novel ini memberikan warna-warni baru dalam keseharian saya, khususnya dalam refleksi dan makna minggu ini.
Diawali dengan potret keluarga miskin yang sedang merawat seorang anak bernama Remi. Mempunyai kisah yang menarik dari Remi, yang sewaktu bayi diculik dan ditinggalkan  di jalanan Paris. Hingga tiba seorang pemotong batu yang menemukannya, lalu diangkat sebagai anak. Remi dengan segala kekurangan tumbuh dewasa dan hidup di tempat yang terbilang miskin. Rasa cinta Ibu angkatnya kepada Remi mampu melebihi siapapun, dengan diberikannya perhatian, cinta dan sayang kepada ia lebih dari siapapun.Â
Hidup yang miskin diperlihatkan orang tua angkat Remi, sampai uang untuk makan saja sangat sulit untuk didapatkan. Sehingga keputusan besar diambil oleh Bapak angkatnya, bahwa Remi akan di jual kepada seseorang yang tidak Remi ketahui. Ternyata keputusan itu membuat hati Remi dan Ibu angkatnya sangat sedih, karena mereka sudah memiliki cinta mendalam sebagai Ibu dan seorang anak kandung. Namun, keputusan Bapak angkatnya tidak bisa diganggu oleh siapapun termasuk Ibu angkatnya Remi. Maka keputusan malam itu memberitahukan bahwa Remi akan di jual kepada seorang Signor Vitalis yang merupakan seorang pemusik jalanan yang ditemani oleh rombongannya yang berisi anjing-anjing, dan seekor kera.
Perjalanan hidup Remi diwarnai oleh para anjing, seekor kera, dan Signor Vitalis sendiri. Signor Vitalis mengajari Remi banyak hal tentang kehidupan, di mulai dari apa yang di dapat. Pementasan musik jalanan menjadi ajang mencari uang untuk makan hidup mereka. Dalam pementasan Remi bertugas sebagai penyanyi sekaligus pemain musik, berbekal pembelajaran yang sudah diberikan oleh Signor Vitalis. Berjalan dari kota ke kota menjadi hal biasa untuk mereka mencukupi hidup, hingga sampai pada Signor Vitalis meninggal dunia. Remi mendapatkan tugas lebih berat dari sebelumnya karena ia harus menggantikan posisi seorang Bapak bagi para anjing dan seekor kera.Â
Hari demi hari, waktu demi waktu berjalan senada dengan lika-liku hidup yang mereka alami. Hingga tiba di suatu hari, mereka bertemu dengan keluarga yang ingin merawat Remi, karena beberapa hari sebelum Remi di rawat, Remi dan teman-temannya mengalami insiden. Di mana Remi dan teman-temanya tertimpa hujan salju yang besar sehingga membuat Remi hampir kehilangan nyawa saat itu. Beruntung ada sebuah keluarga yang mau merawat Remi dan teman-temannya di rumah yang cukup sederhana. Beberapa hari sesudah Remi bangun dari sakitnya, Remi dihujani dengan pertanyaan oleh Bapak kepala rumah tersebut. Bertanya mengenai apakah Remi mempunyai orangtua ataupun keluarga, Remi dengan polos menjawab. Tidak. Akhirnya Bapak kepala rumah tersebut mengangkat Remi dan teman-temannya menjadi anggota di keluarga mereka. Beralih di waktu yang sama, ada seorang Ibu dan anak kecil, yang hari-hari mereka dijalankan dengan berlayar untuk mendapatkan seseorang yang mereka cari. Cerita beralih kepada Remi yang sedang duduk termenung mendapatkan sepucuk surat dari Ibu angkatnya dulu. Terukir jelas surat menjelaskan kepada Remi bahwa Ibu angkatnya menceritakan kepada dia kisah yang terjadi saat Remi ditemukan di Prancis oleh Bapak angkatnya. Hati Remi serasa ditusuk terus-menerus hingga hampir-hampir mau mati rasanya. Bapak kepala rumah yang merawat Remi memberikan arahan serta nasehat agar Remi berusaha untuk mencari Ibu kandungnya serta tidak berlarut-larut di dalam kesedihan yang ia hadapi. Remi dengan tekad yang bulat memutuskan untuk mencari Ibu kandungnya bersama teman-temannya yaitu para anjing dan seekor kera.
Setelah mengucapkan terima kasih dan salam perpisahan kepada keluarga mereka, Remi melanjutkan perjalanan untuk mencari Ibu yang telah melahirkan ia. Berdasarkan alamat yang diberikan oleh Ibu angkatnya, Remi secara perlahan menemukan informasi di mana Ibu kandungnya berada. Hari demi hari dilalui, akhirnya Remi bertemu dengan Ibu kandung serta adiknya. Rasa bahagia, terharu, menghantui pikiran Remi, Ibu serta adiknya. Setelah melepaskan rasa rindu, Ibu kandung Remi mulai bercerita tentang mengapa ia ditinggalkan atau di buang dari keluarga, yang dikarenakan faktor ekonomi yang melemah di tambah para penagih yang terus berdatangan untuk menagih utang kepada keluarganya pada beberapa tahun lalu. Sehingga membuat Bapak dan Ibu Remi mengambil keputusan untuk tidak melibatkan Remi kecil dalam permasalahan utang keluarga mereka, hingga Remi harus di taruh di jalanan.Â
Akhir dari novel ini menceritakan bagaimana terbongkarlah kabar bahwa Bapak dan Ibu Remi sekarang termasuk orang terkaya di Prancis. Sehingga apapun yang di minta oleh Remi akan dikabulkan oleh keluarga. Lebih menarik lagi, Hector Malot merangkai cerita novel dengan sosok Remi yang merayakan hari ulang tahunya, dengan mengundang semua orang yang ditemui dia dalam perjalanannya dulu untuk makan bersama di rumah besar seperti istana tersebut. Terakhir novel ini menulis, Remi yang sedang bermain bersama adik kandungnya beserta satu anjing teman perjalanan ia, karena dua anjing dan seekor kera tewas karena sudah berumur lanjut usia. Akhirnya, Remi melanjutkan kehidupan dengan menjadi orang terkaya di Prancis, bersama dengan keluarga di kota kota Prancis.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H