Dari berbagai fakta seperti yang sudah penulis uraikan di atas, tentunya sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa pemerintahan kapitalis neoliberal SBY jilid 2 beserta kelangkapan di dalamnya (DPR/DPRD/DPD), partai-partai politik borjuasi, yudikatif, beserta semua aparatnya, telah mengabaikan kepentingan rakyat tertindas dan hanya berpihak pada kepentingan modal. Sebagai mahasiswi/a, yang juga lahir dari rahim rakyat, tentunya menyatakan sikap beroposisi dan bertentangan terhadap rezim kapitalis neolib semacam ini menjadi sebuah keharusan. Sebuah keharusan karena mahasiswi/a sejatinya hanyalah sebagian kecil dari rakyat pekerja yang beruntung, yang dapat menikmati pendidikan tinggi. Mahasiswi/a berhutang pada rakyat, yang paling miskin, paling kecil, dan paling dipinggirkan. Karena dari pajak-pajak yang dibayarkan mereka jugalah, mahasiswi/a dapat menikmati pendidikan (tinggi) nya. Sebagaimana Pramoedya Ananta Toer juga pernah berkata bahwa mahasiswi/a tidak berhutang pada siapapun, kecuali pada rakyat. Maka, menjadi sebuah keharusan bagi mahasiswi/a untuk terus berjuang bersama rakyat menuju masyarakat sosialis, yang merdeka seutuhnya.
-- mari berdiskusi! --
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI