Mohon tunggu...
Fildzah Aprilia
Fildzah Aprilia Mohon Tunggu... Lainnya - Learner

Start to writing about many things again. Welcoming Kompasiana as a part of my diary and place to share my thoughts

Selanjutnya

Tutup

Trip

Ketahui 3 Peninggalan Belanda di Pulau Sumatera, Indonesia

24 Juni 2021   13:15 Diperbarui: 24 Juni 2021   13:24 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: itiakladomudo.com

Masuknya Belanda ke Indonesia untuk menjajah, membawa beberapa  pengaruh. Salah satunya adalah peninggalan bersejarah. Belanda tidak hanya menjajah di Pulau Jawa saja, tapi juga di pulau-pulau besar Indonesia lainnya. Hal tersebut juga berlaku pada Pulau Sumatera.

Pulau Sumatera memiliki 10 provinsi, yaitu mulai dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam hingga Provinsi Lampung. Di daerah-daerah itu, Belanda meninggalkan beberapa bangunan bersejarah. Bangunan-bangunan tersebut berganti fungsi di era sekarang. Di antaranya adalah:

  1. Gedung Balai Kota Lama - Medan

Medan merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Di sini, masyarakat bisa mampir ke Balai Kota Lama Medan. Dahulu, gedung yang dibangun pada tahun 1906 ini, biasa dipakai Dewan Kota saat pendudukan Belanda untuk mengadakan pertemuan. Di sekitar bangunan ini sampai menjadi pusat kegiatan komersial dan kawasan tempat tinggal orang Eropa.

Saat ini, berganti fungsi menjadi DHeritage @Balai Kota yang merupakan bagian dari Grand Aston City Hall Hotel and Serviced Residences Medan. Sehingga, jika ingin kemari, harus memesan kamar terlebih dahulu. Namun pengunjung juga bisa datang jika hanya untuk sarapan atau makan malam, tanpa memesan kamar.

  1. Benteng Van der Capellen - Batusangkar

Batusangkar terletak di Provinsi Sumatera Barat. Benteng Van der Capellen dibangun pada tahun 1822 oleh Belanda. Dulu, berfungsi sebagai benteng pertahanan dan memiliki hubungan dengan Perang Padri. Hal tersebut menyebabkan dinding bangunan ini memiliki ketebalan hingga 75 cm.

Di sekitar bangunan juga ada tanggul pertahanan kira-kira berjarak 4 meter dari dinding bangunan. Di bagian luar terdapat parit yang mengelilingi bangunan. Saat ini, benteng ini berfungsi sebagai kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Tanah Datar.

  1. Jam Gadang - Padang

Jam Gadang merupakan ikon Kota Padang, Sumatera Barat, tepatnya di Bukittinggi. Ikon ini didirikan pada tahun 1926 oleh arsitek asal Minang, Jazid Rajo Mangkuto Sutan Gigi Ameh.

Puncak tertinggi Jam Gadang sudah berganti menjadi tiga kali. Pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, terdapat patung ayam jantan yang berbentuk bulat. Patung ini menghadap ke arah timur. Saat pemerintahan Jepang datang ke Indonesia, bentuknya menjadi pagoda. Terakhir setelah kemerdekaan, menjadi atap Rumah Minangkabau atau Rumah Gadang.

Jam Gadang sendiri merupakan hadiah dari Ratu Belanda untuk sekretaris Kota Bukittinggi saat pendudukan Kolonial Belanda kala itu, yaitu Rook Marker. Mesin jam ini sama dengan mesin yang dipakai oleh jam Big Ben, London. Alasannya karena sama-sama dibuat oleh orang dari Jerman, yaitu Vortmann Relinghausen.

Saat ini, Jam Gadang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Bukittinggi.

Ketiga peninggalan tersebut harus kita jaga kelestariannya. Hal tersebut disebabkan karena bangunan-bangunan di atas merupakan saksi sejarah perjuangan Indonesia. Peran kita sebagai penerus bangsa adalah menjaga kelestariannya agar dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun