Tim dosen Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang terdiri dari Dr. Nurhayati, S.T., M.T., Amalia Ruhana, S.P., MPH, dan Raisya, S.TP., M.TP., M.Sc., Â melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di Desa Tambakmas, Sukomoro, Magetan. PKM ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Kerupuk Lempeng Bunga Gading yang dikelola oleh masyarakat setempat, khususnya oleh Bu Lis, seorang produsen kerupuk tradisional di desa tersebut.
Berbagai lapisan masyarakat Indonesia memiliki minat yang besar terhadap produk olahan pangan berupa kerupuk. Kerupuk sendiri adalah produk yang terbuat dari tepung dan memiliki karakteristik ringan, kering, serta renyah. Tingginya tingkat konsumsi kerupuk memotivasi pengusaha di daerah untuk berinovasi dengan menyesuaikan produk mereka sesuai dengan karakteristik lokal. Banyak pengusaha daerah, termasuk UMKM, masih menggunakan peralatan tradisional dalam proses produksinya, seperti yang dilakukan oleh Bu Lis di desa Tambakmas, Sukomoro, Magetan. Bu Lis memproduksi kerupuk secara tradisional dan menjualnya dalam bentuk mentah.
Permasalahan utama yang dihadapi oleh Bu Lis dan para pelaku UMKM kerupuk lainnya adalah pada tahap pengeringan kerupuk mentah. Kerupuk yang dijual dalam kondisi mentah memerlukan proses pengeringan yang baik agar dapat menjaga kualitasnya serta memperlambat proses kadaluwarsa. Namun, proses pengeringan kerupuk secara tradisional yang masih bergantung pada sinar matahari menimbulkan berbagai kendala, seperti tidak stabilnya panas dan waktu pengeringan, serta perlunya tenaga manusia untuk membalik kerupuk secara manual.
Salah satu tantangan dari penjualan kerupuk mentah adalah menjaga agar kerupuk tetap kering untuk memperlambat proses kadaluwarsa. Saat ini, Bu Lis masih mengandalkan sinar matahari dalam proses pengeringan kerupuk, yang tidak bisa dikontrol secara optimal baik dalam hal panas maupun waktu, dan memerlukan tenaga manusia untuk membalik kerupuk agar kering secara merata. Ketidakstabilan dalam waktu pengeringan ini juga menghambat proses pengemasan dan pemasaran. Selain itu, usaha Bu Lis juga menghadapi kendala dalam pemasaran karena masih menggunakan metode konvensional dengan menitipkan produk dan menerima pesanan melalui WhatsApp.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim PKM UNESA memberikan solusi berupa alat pengering kerupuk berbahan bakar gas yang dirancang khusus untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pengeringan. Alat ini memungkinkan pengusaha kerupuk seperti Bu Lis untuk mengeringkan kerupuk secara lebih cepat dan merata tanpa bergantung pada cuaca. Dengan alat pengering ini, produksi kerupuk dapat ditingkatkan sehingga UMKM di Desa Tambakmas mampu memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.
Kegiatan PKM bertujuan untuk mengoptimalkan proses produksi usaha Bu Lis agar dapat memenuhi permintaan pasar dan meningkatkan penjualan produk. Solusi yang diusulkan melalui kegiatan PKM adalah merancang alat pengering kerupuk yang tepat guna serta memberikan pelatihan digital marketing untuk meningkatkan pemasaran melalui platform online shop.
Alat pengering kerupuk ini dilengkapi dengan tombol pengaturan suhu berupa Thermokontrol, yang dapat diatur antara 0 hingga 110C. Selain itu, terdapat tombol timer yang memungkinkan pengaturan waktu pengeringan dari 0 hingga 10 jam. Alat ini juga memiliki lampu indikator hijau yang menandakan mesin sudah aktif dan lampu merah yang menunjukkan proses pemanasan sedang berlangsung. Untuk membuka alat, terdapat handle pintu, dan bagian depan sudah dilengkapi lapisan peredam panas.
Alat pengering ini memiliki lima loyang berbahan stainless steel, dengan dinding berlubang di kedua sisi untuk membantu pemerataan panas. Di bagian bawah terdapat tungku, sementara di bagian atas terdapat exhaust fan yang berfungsi sebagai sirkulasi udara. Langkah awal dalam penggunaan alat ini adalah menghubungkan regulator gas elpiji di bagian belakang ke pemanas, lalu menyambungkan steker ke sumber listrik. Setelah itu, suhu dapat diatur melalui Thermokontrol, waktu melalui timer, dan terakhir, tombol power dapat dinyalakan untuk memulai proses pengeringan.