Mohon tunggu...
Fila Rachmad
Fila Rachmad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang mahasiswa yang menekuni kepenulisan

Menulis menjadi salah satu hobby dalam waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apa Sih Itu MPOX?

8 September 2024   20:31 Diperbarui: 8 September 2024   20:33 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa Itu MPOX dan Bahayanya?

MPOX, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus MPOX, yang termasuk dalam keluarga virus orthopoxvirus. 

Penyakit ini pertama kali ditemukan pada hewan primata pada tahun 1958, sementara kasus pertama pada manusia tercatat pada tahun 1970 di Kongo. 

Sejak saat itu, kasus MPOX pada manusia terus dilaporkan, terutama di negara-negara Afrika Tengah dan Barat. Virus ini dapat menular dari hewan ke manusia melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau luka pada hewan yang terinfeksi.

Penularan dari manusia ke manusia juga mungkin terjadi, meskipun lebih jarang, melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit penderita. Penularan juga dapat terjadi melalui droplet pernapasan dalam jarak dekat atau kontak dengan benda yang telah terkontaminasi virus, seperti pakaian atau tempat tidur. Masa inkubasi MPOX biasanya berkisar antara 6 hingga 16 hari, dan gejalanya sering kali mirip dengan cacar, meskipun lebih ringan.

Gejala awal MPOX biasanya berupa demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Setelah beberapa hari, muncul ruam pada kulit yang sering dimulai dari wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. 

Ruam ini berubah menjadi lesi, yang akhirnya mengering dan mengelupas. Meskipun sebagian besar penderita sembuh dalam beberapa minggu, komplikasi serius seperti pneumonia, sepsis, dan infeksi otak bisa terjadi pada kasus yang lebih parah.

MPOX dianggap berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi yang serius, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti anak-anak, lansia, atau penderita HIV/AIDS. 

Selain itu, di beberapa daerah, akses terhadap fasilitas kesehatan yang memadai untuk perawatan penyakit ini masih terbatas, yang membuat penyakit ini sulit diatasi.

Tingkat kematian akibat MPOX bervariasi tergantung pada jenis virus dan kondisi kesehatan pasien. Beberapa varian virus MPOX, terutama yang ditemukan di Afrika Tengah, memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan varian yang ada di Afrika Barat. Pada umumnya, tingkat kematian akibat MPOX berkisar antara 1% hingga 10%.

Pengendalian penyakit MPOX cukup menantang karena melibatkan pemantauan terhadap populasi hewan yang menjadi inang virus serta penerapan langkah-langkah pencegahan pada manusia. 

Beberapa upaya yang dapat dilakukan termasuk menghindari kontak dengan hewan liar yang berpotensi terinfeksi, memperbaiki sanitasi, dan memvaksinasi individu yang berisiko tinggi.

Meski ada kemiripan dengan cacar, vaksinasi cacar konvensional diketahui memberikan perlindungan parsial terhadap MPOX. Sejak diberantasnya cacar pada tahun 1980, vaksinasi cacar telah dihentikan secara global, sehingga meningkatkan kerentanan populasi terhadap virus seperti MPOX. Kini, penelitian tentang vaksin yang lebih efektif dan aman untuk melawan MPOX terus berkembang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa meskipun wabah MPOX pada manusia tidak sebesar cacar atau penyakit lain yang lebih umum, kewaspadaan tetap diperlukan. Penyebaran antar manusia bisa dikendalikan dengan deteksi dini, isolasi pasien, serta edukasi masyarakat tentang cara penularan dan pencegahannya.

Secara keseluruhan, MPOX adalah penyakit serius yang membutuhkan perhatian global. Meningkatkan pemahaman masyarakat, memperkuat sistem kesehatan, dan memastikan akses terhadap perawatan yang memadai adalah kunci dalam mengurangi dampak buruk dari penyakit ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun