Mohon tunggu...
Fila Rachmad
Fila Rachmad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang mahasiswa yang menekuni kepenulisan

Menulis menjadi salah satu hobby dalam waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Teknologi Menghilangkan Sosialisasi?

25 Januari 2022   22:05 Diperbarui: 25 Januari 2022   22:14 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan teknologi pada setiap tahun akan meningkat dan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan ini cenderung seperti pisau bermata dua bagi manusia.

Bagaimana tidak? Perkembangan teknologi akan memberi manfaat bagi manusia dengan penemuan-penemuan terbarunya.

 Namun, di satu sisi perkembangan teknologi akan dapat menghilangkan rasa sosial antar manusia. Dengan canggihnya teknologi akan membuat manusia bergantung pada teknologi seperti robot atau teknologi lainnya.

Manusia akan dihadapkan dengan dua fenomena nantinya yaitu fenomena semakin canggihnya perkembangan teknologi dan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Fenomena kedua yaitu akan hilangnya rasa sosial antar setiap manusia.

Kita ambil contoh sederhana dengan adanya Hp yang membuat sosialisasi antar manusia di dunia nyata akan berkurang. Orang tua dan anak kini fokus kepada Hp nya sendiri serta akan asyik sendiri. Tidak ada komunikasi yang intens antara orang tua dan anak karena adanya Hp saat ini.

10 tahun yang lalu kita mungkin masih menemui orang tua yang bermain dengan anak full mendampingi mereka serta menghibur mereka. Sekarang dapat kita lihat para orang tua terutama para orang tua yang dapat dibilang masih muda akan melepas anaknya begitu saja dengan diberi Hp.

Hp tersebut akan memberi jarak bagi orang tua dan anak. Walaupun ada dampak positif namun akan memutuskan komunikasi yang seharusnya terjadi antara orang tua dan anak.

Contoh lainnya seperti di saat pandemi ini semua serba daring. Komunikasi akan melalui platform daring seperti zoom, google meet atau lainnya. Hal tersebut dapat memengaruhi komunikasi saat bertemu secara tatap muka. Seperti anak sekolah yang telah lama daring lalu dimasukkan secara luring akan canggung untuk komunikasi dengan temannya.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih seharusnya disikapi dengan sikap yang semakin dewasa terutama bagi hubungan antara orang tua dan anak. Anak yang belum masih kecil butuh perhatian dari orang tua mereka bukan perhatian dari youtube.

Jika hal seperti ini masih berlangsung terus menerus tanpa adanya perbaikan, akan menyebabkan manusia akan merasa kesepian karena asyik dengan Hp nya sendiri. Mungkin saja perkataan Ibu Sri Mulyani bahwa tahun 2045 akan banyak orang kesepian akan benar adanya.

Mereka terlalu nyaman dengan dunia mayanya, hingga lupa dalam dunia nyata mereka butuh berkomunikasi. Banyak yang harus diperbaiki dari segala lini termasuk edukasi tentang penggunaan Hp yang sewajarnya.

Gunakan sewajarnya dan seperlunya agar tak hilang rasa sosial dalam kehidupan sehari-hari. Tak jarang banyak orang yang seakan lupa dunianya saat bermain Hp terutama game online.

Mulai dari sekarang utamakan berinteraksi dengan warga sekitar agar komunikasi tetap terjaga. Anak zaman sekarang mungkin lebih kenal orang yang jauh dengan berkenalan dari aplikasi disbanding ramah tamah dengan tetangganya.

Masalah ini dapat diatasi dengan kerjasama semua pihak untuk mengurangi frekuensi penggunaan Hp. Bagaimanapun kita adalah makhluk sosial yang butuh berkomunikasi di dunia nyata bukan dari dunia maya.

Dan juga semoga akan ada pembatasan usia penggunaan Hp terutama agar orang tua lebih sadar bahwa anak yang masih kecil butuh kasih sayang dari mereka bukan dari video yang mereka putarkan begitu saja.

Semoga tulisan ini dapat menyadarkan kita semua bahwa komunikasi sangat penting. Tapi jangan lupakan bahwa komunikasi di dunia nyata juga diperlukan dan jangan terlarut dalam dunia maya serta penggunaan Hp yang terlalu lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun