Rivalitas antara sepak bola Surabaya dan Malang memang begitu keras. Rivalitas tak hanya memanas antara supporter saja, namun pelatih dan pemain turut menjadi bagian dari rivalitas tersebut. Banyak hal yang telah terjadi dalam rivalitas antara Surabaya dan Malang termasuk kejadian Nurkiman yang hingga kini harus menerima takdir mata kirinya tak dapat berfungsi normal kembali.
Kejadian tersebut berawal ketika Persebaya menghadapi Persema yang berlangsun di Stadion Gajayana Malang dalam lanjutan Liga Dunhill, 26 September 1995. Hasil akhir pertandingan adalah 1-1 sama kuat. Persebaya yang kala itu niat kembali usai pertandingan terkena serangan batu yang dilempar oleh kerumunan supporter Persema.
Nasib tidak baik harus diterima Nurkiman mata sebelah kirinya terkena pecahan kaca akibat lemparan batu yang diberikan supporter Persema. Kejadian itu harus membuat mata kirinya tak bisa kembali normal dan harus membuat Nurkiman gantung sepatu. Kejadian ini membuat Persebaya kehilangan salah satu talenta terbaiknya.
Nurkiman juga berpesan "Pesan saya, boleh fanatik tapi jangan anarkis. Kalah menang dihargai, pemain sudah berjuang. Kemudian uporter hanya mendukung, selesai pertandingan ya sudah. Suporter sekarang lebih dewasa,". Saat ini Nurkiman bekerja di PDAM dan menjadi pelatih untuk usia muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H