September, bulan dengan banyak peristiwa penting di Indonesia. Banyak sejarah yang bisa dibanggakan, seperti perjuangan Arek arek Suroboyo merobek bendera di Hotel Yamato hingga berakhir dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby yang membuat kita bangga dengan perjuangannya, namun tertinggal di bulan September juga disana. banyak cerita kelam yang tersembunyi.
 Pembunuhan 6 jenderal, 1 perwira dalam satu malam, tidak terjadi dalam perang Mahabharata maupun sejarah dunia, tetapi hanya dalam sejarah Indonesia.
 Selain itu, ada juga tragedi berdarah. Dimulai dengan tragedi pembantaian 1965-1966, tragedi Tanjung Priok (1984), tragedi Semanggi II (1999) dan pembunuhan Munir pada tahun 2004. Tiga kasus baru juga disebutkan, yakni kebrutalan aparat dalam Aksi Reformasi Korupsi (2019), penembakan Randi dan Yusuf (2019) dan penembakan pendeta Yeremia (2020). Pemberhentian pegawai kpk paling lambat akhir bulan.
1. Tragedi Pembantaian 1965-1966
Pembantaian di Indonesia 1965-1966 adalah pembantaian orang-orang yang dituduh komunis di Indonesia setelah kudeta gagal 30 September (G30S/PKI) di Indonesia. Kebanyakan sejarawan setuju bahwa setidaknya setengah juta orang dibantai. Sebuah komando keamanan Bundeswehr memperkirakan bahwa antara 450.000 dan 500.000 orang tewas.
2. Tragedi Tanjung Priok (1984)
Peristiwa Tanjung Priok adalah kerusuhan tanggal 12 September 1984 di Tanjung Priok, Jakarta, Indonesia yang mengakibatkan meninggalnya beberapa orang meninggal dunia dan luka-luka serta terbakarnya beberapa bangunan. Sekelompok massa menodai sambil menghancurkan serangkaian bangunan dan akhirnya bentrok dengan petugas yang kemudian menembak mereka. Sedikitnya 9 orang dibakar dalam kerusuhan dan 24 orang dibunuh oleh pihak berwenang.
3. Tragedi Semanggi II (1999)
Kasus Semanggi II terjadi pada 24 September 1999, saat maraknya aksi mahasiswa menentang UU Manajemen Risiko
 (PKB) dan menuntut penghapusan dwifungsi ABRI. Kejadian ini juga terjadi di berbagai daerah seperti Lampung, Medan dan beberapa kota lainnya. Aksi tersebut ditindas oleh ABRI (TNI)
 yang mengakibatkan korban seperti Yap Yun Hap (FT UI), Zainal Abidin, Teja Sukmana, M Nuh Ichsan, Salim Jumadoi, Fadly, Deny Julian, Yusuf Rizal (UNILA), Saidatul Fitria dan Meyer. Ardiansyah (IBA Palembang). Tim relawan kemanusiaan mencatat 11 orang tewas dan 217 luka-luka dalam insiden tersebut.