Air adalah suatu zat cair yang tidak mempunyai rasa, bau, dan warna serta terdiri hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Karena air mempunyai sifat yang hampir bisa digunakan untuk apa saja, maka air merupakan zat yang paling penting bagi semua bentuk kehidupan (tumbuhan, hewan dan manusia). Air dapat berupa air tawar dan air asin (air laut) yang merupakan bagain terbesar dibumi ini. Di dalam lingkungan alam proses, perubahan wujud, gerakan aliran air (di permukan tanah, di dalam tanah, di udara) dan jenis air mengikuti suatu siklus keseimbangan dan dikenal dengan istilah siklus hidrologi (Kodoatie dan Sjarief, 2010).
Salah satu penyebaran air adalah pada sungai. Dahulu sungai banyak dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan mengairi sawah. Sungai-sungai besar banyak digunakan sebagai sarana transportasi. Akan tetapi, saat ini sungai sudah tidak dimanfaatkan lagi untuk keperluan sehari-hari. Hal ini dikarenakan sungai sudah tercemar sehingga kualitas air sudah menurun drastis. Penurunan kualitas air sungai disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu pembuangan limbah domestik rumah tangga dan limbah pabrik industri.
Bahan polutan yang terdapat dalam air sungai biasanya bersifat racun (toksisitasnya tinggi) sehingga berbahaya untuk makhluk hidup. Logam berat merupakan salah satu polutan dalam air sungai. Logam berat yang sering ditemukan dalam air sungai adalah Zink (Zn), Timbal (Pb) dan Besi (Fe) (Palar H, 2008). Besi merupakan logam dengan kelimpahan terbanyak kedua setelah aluminium pada kulit bumi dan ditemukan dalam bentuk divalen dan trivalen dimana dalam bentuk divalent berperan sebagai mikronutrisi esensial. Besi banyak terkandung dalam peraiaran. Kandungan besi dalam air menimbulkan warna kekuningan (Dianawati & Sugiarso, 2013).Jadi selain disebabkan karena polutan besi memang sudah ada dengan sendirinya di dalam air.
Penentuan besi dapat menggunakan berbagai metode, seperti spektrofotometri serapan atom, metode flow injection, dan fluorometri, namun yang banyak digunakan pada penentuan besi adalah spektrofotometri UV-Vis karena akurasi yang baik, cepat, dan mudah (Dianawati & Sugiarso, 2013). Kadar besi dapat ditentukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Besi yang akan dianalisis, terlebih dahulu dikomplekskan dengan senyawa pengompleks, sehingga menghasilkan warna spesifik. Salah satu pengompleks yang dapat digunakan adalah tiosianat atau o-fenantrolin (Rusmawan et al, 2011).
Besi lebih reaktif daripada kedua anggota yang lain seperti halnya golongan triad-triad lainnya, misalnya reaksi dengan asam non-oksidator maupun asam oksidator. Ion besi(III) -3 berukuran relatif kecil dengan rapatan muatan 349 mm untuk low-spin dan 232 C mm 3 untuk high-spin, hingga mempunyai daya mempolarisasi yang cukup untuk menghasilkan ikatan berkarakter kovalen. Semua garam besi(III) larut dalam air menghasilkan larutan asam. Rapatan muatan kation yang relatif tinggi (232 C mm) mampu mempolarisasi cukup kuat terhadap molekul air sebagai ligan yang berakibat lanjut molekul air yang lain sebagai pelarut dapat berfungsi sebagai basa dan memisahkan proton.
Besi (Fe) adalah satu dari lebih unsur-unsur penting dalam air permukaan dan air tanah. Perairan yang mengandung besi (Fe) sangat tidak diinginkan untuk keperluan rumah tangga karena dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan alat-alat lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum pada konsentrasi di atas kurang lebih 0,31 mg/L. Besi(II) (Fe) sebagai ion berhidrat yang dapat larut (Fe2+) merpakan jenis besi (Fe) yang terdapat dalam air tanah karena air tanah tidak berhubungan dengan oksigen dari atmosfer, konsumsi oksigen bahan organik dalam media mikroorganisme sehingga menghasilkan keadaan reduksi dalam air tanah. Oleh karena itu, besi (Fe) dengan bilangan oksidasi rendah, yaitu besi(II) (Fe) umum ditemukan dalam air tanah dibandingkan besi(III) (Fe).
Secara umum besi(II) (Fe) terdapat dalam air tanah berkisar antara 1,010 mg/L, namun demikian tingkat kandungan besi (Fe) sampai sebesar 50 mg/L dapat juga ditemukan dalam air tanah di tempat-tempat tanah. Besi(II) (Fe) dapat terjadi sebagai jenis stabil yang larut dalam dasar danau dan sumber air yang kekurangan oksigen. Sumber besi (Fe) antara lain berasal dari hematit ataupun magnetit. Mineral yang sering berada dalam air dengan jumlah besar adalah kandungan besi (Fe). Apabila besi (Fe) tersebut berada dalam jumlah yang banyak akan muncul berbagai gangguan lingkungan.
Menurut Wahyu Widowati, Astiana Sastiono dan Raymond Jusuf R., besi (Fe) memiliki berbagai fungsi esensial dalam tubuh, yaitu :
1. Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
2. Sebagai alat angkut elektron dalam sel.
3. Sebagai bagian terpadu dari berbagai reaksi enzim.