Mohon tunggu...
Fila Delfia
Fila Delfia Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

HOBI OLAHRAGA DAN MENULIS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengetahui Hubungan antara Kelarutan Suatu Zat sebagai Fungsi Suhu Menggunakan Titrasi NaOH dengan Indikator PP dan Diukur Berdasarkan Termometer

3 November 2023   09:21 Diperbarui: 3 November 2023   10:01 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perbandingan Ln S vs 1/T - Dok. pribadi

Selasa, 12 September 2023 di Laboratorium Kimia Universitas Negeri Medan dilakukan Praktikum Gas dan Termodinamika dengan judul Kelarutan Zat Sebagai Fungsi Suhu. Dimana dalam melaksanakan praktikum dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kelarutan zat sebagai fungsi suhu, bagaimana perbedaan hasil titrasi larutan yang diambil pada suhu 40 dan 10 serta mengetahui perubahan warna yang terjadi saat larutan yang dititrasi dengan NaOH menggunakan indicator fenolftalein.

Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Didalam larutan terdapat zat pelarut dan zat terlarut. Kelarutan adalah jumlah maksimum suatu senyawa atau zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut (Astuti, dkk., 2022).

larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh atau larutan yang partikl-partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi. larutan sangat jenuh yaitu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh atau dengan kata lain larutan tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan didalam larutan. Pada umumnya kelarutan zat padat dalam larutan bertambah bila suhu dinaikkan (syukkri, 1999)

Larutan terdiri dari zat pembawa yang disebut pelarut (solvent) dan zat yang dibawa disebut terlarut (solute). Ketika larutan terbentuk dari zat dalam fase yang berbeda, zat terlarut adalah zat yang mengalami perubahan fase (misalnya, garam padat larut kedalam air menciptakan larutan cair). Ketika larutan terbentuk dari dua zat dalam satu  fasa, pelarut adalah zat yang ada dalam jumlah terbesar (Waralani dan Arrfiyana, 2020).

Pada uji coba yang dilakukan, digunakan Asam Oksalat sebagai zat telarut dan air sebagai zat pelarutnya. Asam Oksalat dilarutkan kedalam air pada suhu kamar, lalu tabung reaksi berisi larutan Asam Oksalat dimasukkan kedalam gelas yang lebih besar untuk pemanasan sampai air mencapai suhu 60 Kemudian dilakukan pendinginan menggunakan es batu yang dimasukkan pada wadah yang berbeda. Digunakan temometer sebagai alat pengukuran suhu yang akan dititrasi dengan mengambil larutan asam oksalat jenuh pada suhu 40, 20 dan 10 Kemudian pada setiap larutan dengan suhu yang berbeda tersebut dilakukan pengenceran pada labu ukur 100 ml menggunakan aquades dengan mengambil masing-masing 10 ml larutan asam oksalat jenuh.

Setelah dilakukan pengenceran, selanjutnya diteteskan indikator fenolftalein sebanyak 3 tetes pada larutan asam oksalat yang akan dititrasi. Dititrasi setiap larutan pada suhu yang berbeda dengan NaOH. Diperhatikan perubahan warna yang terjadi pada larutan yang dititrasi. Pada titrasi yang menggunakan indicator fenolftalein akan terjadi perubahan warna menjadi lembayung ketika mencapai titik ekuivalen.

Kelarutan suatu zat akan semakin bertambah seiring dengan meningkatnya temperatur. Apabila kelarutan semakin rendah maka volume NaOH yang diperlukan juga semakin kecil (Sutresna, 2007).

Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh perubahan warna pada larutan yang ditritasi pada suhu 40ketika volume NaOH 8,4 ml, pada suhu 20 diperoleh volume NaOH 3,7 ml ketika mencapai titik ekuivlen dan pada suhu 10 diperoleh volume NaOH sebanyak 3,4 ml.

Bedasarkan data yang didapatkan pada praktikum, dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara kelarutan zat sebagai fungsi suhu, dengan mengetahui harga kalor pelarutan. Diketahui melalui grafik yang terlampir :

Dari grafik diperoleh persamaan :

y = -0.4522x + 0.0019

m = -0.4522

Slope = - /

= -0.8.314

= +3.7595908

Dapat disimpulakan bahwa secara praktikum hasil yang didapatkan pada titrasi dengan penggunaan indikator PP memberikan perubahan pada titrasi menjadi berwarna lembayung dengan perbedaan volume NaOH pada berbagai suhu. Semakin meningkatnya suhu, volume NaOH juga semakin meningkat. Hasil yang diperoleh pada praktikum sesuai dengan teori. Diperolehnya nilai juga menunjukan bahwa reaksi bersifat endoterm (menyerap panas).Semakin tinggi suhu semakin banyak zat terlarut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun