Virus yang sudah cukup lama bersinggah di Indonesia ini memberikan dampak buruk bagi perekonomian sebagian besar masyarakat, bahkan dapat dikatakan seluruh lapisan masyarakat terkena dampaknya.Â
Mulai dari banyak pegawai yang terpaksa terkena phk,beberapa gaji karyawan yang juga terpaksa dikurangi, dan mungkin juga berbagai tunjangan yang untuk sementara tidak diberikan.Â
Para pedagang juga merasakan dampaknya, seperti sepinya pembeli, apalagi menjelang hari raya seperti sekarang yang biasanya akan ramai pembeli, namun sekrang malah sebaliknya.Â
Apalagi para pedagang yang biasanya berdagang di sekitar sekolah atau kampus, pasti sangat berdampak bagi pendapatan mereka, dikarenakan aktivitas disekolah dan di kampus yang diliburkan.
Seorang guru pun tak luput dari dampak virus ini, khusunya guru honorer yang memiliki gaji yang dibilang cukup kecil. Rata-rata gaji guru honorer di daerah sekitar kurang lebih  500 rb saja perbulan.Â
Jika dibandingkan dengan guru yang telah pns atau guru yang telah mendapatkan sertifikasi tentu gaji tersebut sangatlah kecil. Dengan gaji tersebut, sangat kecil kemungkinan dapat mencukupi kebutuhan selama satu bulan, apalagi jika guru tersebut telah berkeluarga. Tetntu sangat tidak cukup, jika tidak diimbangi dengan pendapatan dari usaha lain. Kebayakan dari guru honorer tersebt pasti memiliki pekerjaan sampingan, seperti berdagang, bertani ataupun berternak. Jika  dihari-hari biasa saja gaji tersebut sudah tidak mencukupi, lalu bagaimana dimasa-masa seperti ini? Tentu saja gaji guru honorer juga ikun termakan oleh virus ini juga.
Dengan diliburkannya aktivitas belajar dan mengajar disekolah dan digantikan dengan sistem online, yang tentu saja membutuhkan kuota internet yang besar setiap harinya. Maka gaji tersebut hanya akan cukup hanya untuk membeli kuota internet saja demi kelancaran pembelajaran. Lalu bagaimana dengan kebutuhan keluarga mereka?Â
Mau mengandalkan dari pekerjaan sampingan seperti berdagang pun kebayakan sedang sepi pembeli, mungkin jika berdagang seperti kebutuhan pokok atau sembako masih lumayan ramai.
Jika pekerjaan sampingan nya hanya bertani, sekarang juga belum masuk masa panen, belum lagi bagi mereka yang meiliki usaha sampingan seperti ternakkambing atau sapi, mau dijualpun dengan kondisi sekarang tentu saja harganya sangat murah.Â
Maka untuk menutupi kebutuhan, mereka harus memutar otak, lebih bekerja keras, memanfaatkan peluang-peluang yang ada agar semua kebutuhan dapat tercukupi.
Dalam hal ini diperlukan kerjasama yang baik antar pihak sekolah dengan guru tersebut, agar memberikan sedikit fasilitas, yang dapat sedikit meringankan beban para guru, seperti yang dilakukan disalah satu sekolah, dimana kepala sekolah memberikan kebijakan untuk memberikan sedikit biaya untuk pelaksanaan sistem pembelajaran online ini.Â
Namun pada kenyatannya tidak semua sekolah bisa melaksanakan hal yang sama. Selain itu juga diperlukan perhatian lebih dari pemerintah yang cukup besar, untuk situasi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H