Mohon tunggu...
Firdaus Laili
Firdaus Laili Mohon Tunggu... wiraswasta -

fila174.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ayo Kunjungi Makam Para Wali

2 Februari 2015   15:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:57 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan Menuju Makam Sunan Muria

Hari Minggu kemarin warga kampung saya berwisata religi ke Jepara dan Kudus. Mumpung saya kebetulan lagi nggak ada agenda, jadi saya putuskan untuk ikut. Kan walaupun blogger yang kerjaannya di depan laptop, harus tetep berbaur sama orang sekitar. Wisata religi kami kali ini adalah berziarah ke makam Syeikh Abu Bakar bin Yahya Ba’alawy di Jepara dan makam Raden Umar Said Sunan Muria di Kudus.

Sebenarnya saya sendiri baru dengar nama Syeikh Abu Bakar bin Yahya Ba’alawy. Yang jelas beliau seorang alim ulama, gitu pokoknya. Kalo Raden Umar Said Sunan Muria tentu sudah pada tau kan? Kebangetan kalo nggak tau juga.

Makam Syeikh Abu Bakar bin Yahya Ba’alawy ternyata bukan di Pulau Jawa, melainkan di sebuah pulau kecil, namanya pulau Panjang. Untuk menuju pulau ini, kami naik perahu dari Pantai Kartini selama sekitar 20 menit. Tiket perahu hanya Rp 15.000/orang. Saat itu, cuaca mendung dan agak gerimis. Ombak juga sedang lumayan besar untuk ukuran pantai utara. Selama 20 menit itu, kami terombang ambing di laut. Saat ombak besar datang dan membuat perahu condong ke kanan dan ke kiri, penumpang teriak, apalagi yang perempuan. Seperti sedang naik komidi putar. Saya cukup diam sambil pegangan. Tapi dalam hati baca istighfar :D

Melihat luasnya Laut Jawa dan besarnya gelombang air laut di bawah guyuran hujan saat itu, seketika saya jadi ingat tim SAR yang menyelamatkan korban AirAsia beberapa waktu lalu. Ternyata ngeri juga! Mereka lelaki tangguh dan pemberani (y).

Sesampainya di Pulau Panjang, sebuah pemandangan yang bagus seolah membayar penderitaan kami selama naik perahu. Sebuah pulau kecil yang masih alami dan dikelilingi pantai pasir putih yang indah. Burung-burung yang terbang miring-miring karena terjangan angin yang bertiup kencang menambah keelokan pulau mungil ini.

Setelah selesai berziarah di makam Syeikh Abu Bakar bin Yahya Ba’alawy, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Kabupaten Kudus. Jarak tempuh sekitar 2 jam perjalanan. Jika di Pulau Panjang, kami berada di pantai dengan air yang lengket dan asin, di Kudus berbeda 180° karena makam Raden Umar Said Sunan Muria terletak di atas pegunungan Muria. Angin berhembus kencang di sini. Airnya dingin namun menyegarkan. Pemandangan kota Kudus terlihat dari pegunungan ini. Berada di sini mengingatkan saya pada wisata Baturaden di Purwokerto. Suasananya hampir mirip. Buat yang suka liburan di pegunungan, kawasan pegunungan Muria lumayan recommended.

Untuk menuju ke makam Sunan Muria, kami harus naik ojek karena mobil tidak bisa naik sampai makam. Ojek di sini pake motor laki semua. Sayang tukang ojeknya nggak ada yang cewek. hehe. Motor bebek tak akan kuat jika melihat tanjakan curam yang harus dilewati. FYI, hampir semua tukang ojek di sini memacu motornya kencang sekali. Padahal lebar jalan hanya sekitar 1,5 meter dan disampingnya langsung jurang! Tapi daripada jalan kaki yang pastinya bakal bikin kaki gempor, mending naik ojek ekstrem ini, itung-itung uji nyali juga haha.

Selesai ziarah, kami turun jalan kaki sambil melihat-lihat ratusan pedagang di sepanjang jalan sejauh sekitar 1 km. Ada penjual pakaian, makanan, pernak-pernik, dan lain sebagainya. Meski cukup jauh, kami terselimur dengan banyaknya pedagang di situ. Di tempat parkir mobil pun masih banyak sekali pedagang. Kami pun beristirahat sambil makan di situ sebelum pulang ke Wonosobo.

[caption id="" align="aligncenter" width="590" caption="Jalan Menuju Makam Sunan Muria"][/caption] Ratusan orang mengais rejeki di pegunungan Muria, dan juga di Pantai Kartini, karena ada makam ulama di situ. Mulai dari tukang ojek, motoris perahu, sampai beraneka macam pedagang. Walaupun telah wafat, manfaat yang diberikan oleh Sunan Muria terus berlanjut hingga kini. Saya pun jadi berpikir, seandainya tak ada wali songo, saya mungkin tak beragama Islam dan tak ada agama Islam di Indonesia. Jadi tak ada salahnya mengunjungi makam mereka. (fila174)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun