Mohon tunggu...
Fiksy Indah Nurani Risty
Fiksy Indah Nurani Risty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manajemen Pemasaran Pariwisata Universitas Indonesia

Saya orang yang sangat kompetitif dan bersemangat. Saya juga memiliki pengetahuan luas tentang pariwisata, terutama di bidang pemasaran pariwisata. Saya suka berkomunikasi dan mencoba hal baru. Saya memiliki pengalaman dalam berorganisasi. Saya memiliki minat yang besar terhadap periwisata dengan selalu mengembangkan dan mengasah keterampilan saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perayaan Seren Taun Menjadi Warisan Budaya yang Kaya di Kampung Adat Kasepuhan Cisungsang

15 Desember 2023   15:51 Diperbarui: 15 Desember 2023   16:06 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosen Pembimbing: Rijal Khaerani S.Si.,M.Stat.

Manajemen Pemasaran Pariwisata, Universitas Indonesia.

Banten-Kesepuhan Cisungsang di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, tepat tak jauh dari Cisungsang terdapat batasan antara Banten dan Jawa Barat. Masyarakat Kesepuhan Cisungsang memiliki sebuah upacara adat sebagai kearifan lokal di daerah tersebut yang dinamakan Seren Taun. Kearifan lokal ini masih ada sampai saat ini yang selalu dilestarikan dari tahun ketahun.

Kata "seren" sendiri merupakan arti dari "seserahan" dan "taun" arti dari tahun. Seren Taun sering diartikan masyarakat sekitar sebagai upacara penyerahan sedekah sebagai wujud syukur masyarakat atas melimpahnya padi selama satu tahun. Seren Taun tidak dibuka untuk umum namun ada beberapa upacara yang biasanya dapat dilihat oleh pengunjung lokal maupun internasional. Dalam rangkaiannya, upacara Seren Taun  ini biasanya dilakukan di tanggal pada bulan Hijriah, namun perhitungan tanggalnya berbeda setiap tahun karena harus pada hitungan tanggal yang tepat.

Ada lima tahapa ritual kegiatan dalam melakukan Seren Taun yaitu: tahap pertama Nibakeu Sri Ka Bumi yang artinya menurunkan padi ke tanah, mempersiapkan padi dalam bentuk ikatan yang akan ditanam di huma dan di sawah. Tahap kedua Ngamitkeun Sri Ti Bumi yaitu menghimpun padi hasil panen dari seluruh Kasepuhan Cisungsang, Tahap ketiga Salametan Rasul Pari Ti Teuit yakni salametan rasul, pari ti leuit dilakukan dengan mengatur kembali padi yang sudah ada di lumbung sebelum menerima padi baru. Tahap keempat Seren Taun adalah inti dari festival panen. Dalam kegiatan ini, padi yang telah dipanen diserahkan kepada masyarakat Kasepuhan, dan doa-doa dipanjatkan kepada Tuhan untuk kelimpahan panen. Tahap terakhir adalah Cacah Jiwa dilakukan penghitungan penduduk yang menjadi penyungsung adat Kesepuhan.

Masyarakat adat juga melakukan balik taun rendangan, yaitu setiap setahun sekali pulang ke rendangan masing-masing untuk bersilaturahmi dan meminta doa kepada keluarga yang lebih tua Selain rangkaian acara tersebut, dilakukan pula ngareremokeun atau pesta padi dan panadaran atau pengajian. Panutup alias penutupan keseluruhan seren taun hanya berlangsung antara pemuka adat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun