Mohon tunggu...
Fiksiana Community
Fiksiana Community Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas pecinta fiksi untuk belajar fiksi bersama dengan riang gembira

Komunitas Fiksiana adalah penyelenggara event menulis fiksi online yang diposting di Kompasiana. Group kami: https://www.facebook.com/groups/Fiksiana.Community/ |Fan Page: https://www.facebook.com/FiksianaCommunity/ |Instagram: @fiksiana_community (https://www.instagram.com/fiksiana_community/) |Twitter FC @Fiksiana1 (https://twitter.com/Fiksiana1)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

[Fiksi Kuliner] Mau Dapat Tas Cantik? Ikuti "Event" Ini!

31 Mei 2016   11:14 Diperbarui: 6 Juni 2016   13:29 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo hai Fiksainer...

Sudahkan nama Anda terdaftar pada event menulis kami? Jika belum silahkan daftarkan pada kolom komentar.

Persyaratan lengkap bisa Anda baca di link berikut ini: Persyaratan Event Fiksi Kuliner

Ada 2 (dua)  buah tas cantik yang menanti Anda, dan  5 (lima)  buah buku dari penerbit Kaurama.

Mau salah satu dari lima buku di atas?

atau...

Mau ini?

Foto: bukalapak.com
Foto: bukalapak.com
Atau ini?

Foto: bukalapak.com
Foto: bukalapak.com
Kok tas sih? Bagaimana kalau saya laki-laki?

Ya tidak masalah, jika Anda laki-laki dan mendapatkan hadiah tas, bisa Anda berikan ke istri, anak, pacar, kaka, adi, atau ibu Anda.

Daftarkan diri Anda dan kirim sebanyak-banyaknya karya Anda dalam event ini jika ingin mendapatkan salah satu dari dua buah tas di atas, kami mencari peserta dengan karya terbanyak  namun memenuhi kriteria, (penulisan EYD, tema kuliner, dan cerita yang memikat). Hanya banyak saja tapi mengabaikan hal-hal yang diperlukan, bisa jadi gugur :D

Karya serentak diposting tanggal 06 Juni di Kompasiana rubrik Fiksiana.

Silahkan bergabung di group FB: FIKSIANA COMMUNITY untuk lebih dekat dengan member lain dan ikuti keseruan setiap harinya di sana. Kalau ketularan gila, jangan salahkan kami :)

Bagi yang bertanya-tanya, seperti apa sih contoh fiksi kuliner?

Berikut kami copaskan karya Granito Ibrahim judul: Sang Ayu

Siang-siang, aku berharap pedagang cendol lewat. Biasanya sehabis duhur melintas depan rumah. Namun sudah lima minggu tidak terdengar denting belnya. Ting-ting, ting-ting, meggugah dahaga. Cendol legit lembut, gurih santan. Manis merah gula, bercampur nangka. Serutan es menambah sejuk mulut, melega kerongkongan.  Siang-siang ini, belum juga lewat.

Ting-ting, ting-ting. Gerobak cendol biru terang, rodanya terus bergerak. Sejarak yang ditempuh, ting-tingnya bergoyang pula. Anak-anak kecil sering mengerumuni, saat singgah di depan sekolah. Sebagian meminum langsung cendolnya, beberapa minta dikemas plastik bertali sedotan. Sebagian bayar, beberapa belum. Satu di antaranya membayar dengan uang logam. Lalu terjatuh kedalam wadah cendol.

Mbak Inah, gadis penjual cendol, menulis logo pada gerobaknya. DAWET AYU, begitu tulisannya. Seayu mbak Inah, semanis merah gula. Jika lewat jalan depan rumahku, beberapa pengemudi taksi yang mangkal bersiul jahil. Melihat geyal-geyol mbak Inah, mendorong gerobak dawet. Suit-suit…

Siang-siang, aku berharap dawet ayu lewat. Ini lidah rindu mengulum legit cendol, digurih santan kelapa. Terbayang dawet, air liur mulai rinai. Seperti kemayu tetes embun pagi.  Anak-anakpun mulai resah, ting-ting belum datang. Satu diantaranya mulai mencari, di pelosok jalan, setiap sudut pangkal. Padahal uang logam sudah siap, pada setiap kantung celana kumal. Namun ting-ting belum lewat juga.

Mungkin mbak Inah sakit, mungkin pindah berdagang. Tukang ojek coba menerka, apapun tebakannya, bisa saja terjadi. Bukankah bumi berputar, seperti roda gerobak biru terang? Pikiran galau hinggap di pangkalan taksi. Ada yang menggigit bibir, menahan suit-suit jahil, menahan rindu geyal-geyol pinggul manis merah gula.

Rasa bersalah hinggap di hati seorang bocah, barangkali mbak Inah marah, setelah ia menjatuhkan uang logam kedalam kuali cendol. Bocah itu berjanji, kelak jika dawet ayu mampir, segera meminta maaf bertubi-tubi. Pak Udin, pengemudi taksi berperasaan sama, ia kerap menggoda gadis dawet ayu. Siapa tahu ngambek, lalu enggan melewati jalan itu. Padahal Pak Udin tidak bermaksud memperolok bahkan melecehkan. Ia hanya iseng, sebagai laki-laki normal yang mempunyai kebisaan mensiul. Suit-suit…
Seorang tukang ojek menyiapkan secarik surat, mewakili teman-temannya. Berjanji tidak akan menyatakan cinta sembarangan, apalagi di depan banyak orang. Ia merasa gurauannya keterlaluan, berlebihan, kampungan. Mungkin gadis dawet ayu itu terluka perasaannya. Dipermalukan secara semena-mena. Hancur hatinya, keruh perasaannya.

Bahkan, ada yang menulis larik puisi, isinya tentang rayuan, agar mbak ayu kembali berdagang. Syair ditulis ala teka-teki silang, berharap yang baca makin mendalam penghayatannya. Ada pula pengamen yang khusus mencipta lagu, berbau Peter Pan, mendayu-ayu. Dari ujung jalan hingga tembus jalan lain, semuanya berharap gerobak biru terang itu segera kembali, semuanya rindu akan cendol. Dan geyal-geyol.
Seminggu berselang, ada kabar tentang dawet, mbak Inah mengalami celaka. Gerobak disenggol bajaj, masuk selokan. Kabar lain, seorang pengusaha kaya raya, menikahi gadis dawet ayu, untuk dijadikan istri ke empat. Lain lagi, si manis merah gula, pulang kampung. Menikah dengan brondong pujaan desa, lalu menjadi wira usaha, mendirikan café dawet ayu. Entah mana yang benar, semakin hari semakin banyak berita tersebar.
.
ting-ting, kemana mata kan mengerling ?
ting-ting, cita dan cinta kadang tak seiring
sang ayu oalah Gusti…
kemana hilang lenggok pinggul berisi?
selarik doa tersembunyi pada kantung kumal celana,
tak apa sobek kecil menganga
sang ayu oalah Gusti,
cerita jalanan akan melegenda…
.
wadah cendol menjadi teluk belanga kelak
ting-tingnya adalah siul burung prenjak
gerobak sang ayu menjadi gunung tinggi
geyolnya adalah goyang hutan jati
sang ayu oalah Gusti,
cerita jalanan mulai melegenda…

--

Daftar  Peserta Sementara

  1. Putri Apriani II
  2. Cataleya Arojali
  3.  Pinasti Hast 
  4. Dina Mardiana
  5. Usi Saba
  6. Marla Suryani Lasappe
  7. Eka Murti
  8. Ida Lumangge S
  9. Indah Noing
  10. Hastira Soekardi
  11. Arako
  12. Evelyn Sutejdo
  13. Kartika Kariono
  14.  Eren HNt
  15. Umi Setyowati
  16. Ferry Aldina
  17. Luana Yunaneva
  18. Tamita Wibisono
  19. Ariyani Na
  20.  Alin You
  21.  Pairunn Adi
  22. Hendro Santoso 
  23. Julie Chou
  24. Asep Sumpena
  25. Jessica Pradipta Alam 
  26. Ari Usman
  27. Dahlia Yustina
  28. Muslifa Aseani
  29. Riap Windhu 
  30. Thurneysen Simanjutak
  31. Achmad Rafif
  32. Fidia Wati
  33. Ahmad Maulana S
  34. Fahmi Kompas 
  35. Mbah Ukik 
  36. Intan Rosmadewi
  37. Maha Dewanto
  38. Imas Siti Liawati
  39. FX Fx Widyana Wadas Harga
  40. Tante Liza
  41. Gaganawati Stegmann
  42. .Iswara Ayu Nilasari
  43. .Sugiyanto Hadi
  44. Liem Ratna 
  45. Imam Suwongso
  46. Meita Eryani
  47. Irma Tri Handayani 
  48. Rudie Chakil
  49. Siti Swandari
  50. Sri Subekti Astadi
  51. Susanto Widjaja 
  52. Dara Ania Slamet 
  53. Meitantei Al Fatih
  54. Cuzzy Fitriyani
  55. Riswandi
  56.  Maygiva Ayu
  57. Pical Gadi
  58. Yoes Pandji
  59. Sie-thi nurjanah
  60. Hanajime Gandis
  61.  Reffi Dhinar 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun