[caption caption="ilustrasi: Nito"][/caption]Festival Menulis Fiksi ala Buku Harian di Kompasiana
Sudahkan nama Anda terdaftar pada event menulis kami? Jika belum silahkan daftarkan pada kolom komentar.
Persyaratan lengkap dapat dibaca pada link ini, silahkan di klik.
Kami menyediakan 3 (tiga) kaos Kompasiana, 5 (lima) buku Tan dari Kaurama, dan 8 (delapan) e-sertifikat bagi masing-masing peserta yang beruntung.Â
[caption caption="contoh e-sertifikat FC"]
Namun bagi Anda yang tak memiliki akun FB, berikut kami copaskan salah satu contoh karya admin FC:
-------------
[My Diary] Seungu Hari Ini
By: Arista
Dear Diary,
Hari ini saya belajar banyak hal, tentang warna merah yang tak selalu darah juga tentang warna biru yang tak selalu langit. Saya belajar tentang ungu, tentang misteri perpaduan merah dan biru: dari warna darah, warna bunga sepatu, warna langit, warna laut, pun apapun itu. Yang pasti saya tahu, saya belajar dari seseorang yang sebelumnya saya anggap sangat menyebalkan!
Kamu ingat kan, Di? Saya pernah menceritakan tentang seorang teman di Jakarta yang urakan, ngehek dan bikin illfeel karena obrolannya yang jorok dan tengil. Iya, dia yang bernama Agil. Cowok nggak ganteng tapi sok cool itu. Siang tadi saya mengobrol dengannya di BBM.
"Kamu benci banget ya sama saya? Kamu nggak ingin tahu kenapa saya kayak begini? Mengapa saya lebih memilih menjadi Rahwana daripada Rama?"
Begitulah pertanyaannya kepada saya, yang kemudian dijawabnya sendiri, Di. Lucu kan? Tanya-tanya sendiri, dijawab juga sendiri. Tapi saya nggak bisa tertawa, saya 'feeling embuh'. Seperti orang yang dikalahkan sebelum pertandingan resmi dibuka. Apalah saya ini?
"Kamu dan mungkin teman-teman yang lain nggak pernah tahu kenapa saya seperti ini. Ya, nggak penting sih kalau teman-teman nggak tahu juga nggak apa. Tapi kayaknya saya ngerasa kamu harus tahu, dan itu penting bagi saya."
Meski dia tidak tahu ekspresi saya, saya salting, Di. Secara saya dianggap penting olehnya dan itu membuat saya bahagia!
"Saya punya sahabat kecil namanya Ahmad, yang ternyata akhirnya memilih atau lebih tepatnya menemukan jalan sebagai hafidz. Kami bertemu lagi beberapa tahun lalu dan tetap akrab. Saya mengenal dan menyukai pribadinya yang memang baik pun dia mengenal segala kenakalan dan pribadi saya.
Kami enjoy dengan persahabatan kami yang bersemi kembali. Tapi ya gitu deh, kelompoknya Ahmad dan mungkin juga dia sendiri nggak pernah bisa menerima saya sebagai manusia. Saya dicap liberal. Jadi ya semacam ada bentenglah di antara kami. Seolah-olah yang boleh mikir tentang kebaikan cuma mereka yang merasa 'golongan kanan' sedangkan saya tersingkirkan.
Saya menghargai semuanya, Ahmad dan teman-temannya. Toh itu hak mereka. Tapi di sisi lain saya menemukan kenyataan banyak orang yang merasa kotor, melakukan perbuatan yang mungkin buruk. Yang oleh 'golongan kanan' dianggap menyimpang tapi nggak dirangkul atau ditunjukkan jalan. Dianggap tercela tapi nggak disapa. Tidak ditemani. Lalu apa salahnya jika kemudian saya berempati dan menempatkan diri menjadi teman orang-orang yang sendiri karena dikucilkan pun memang merasa sendirian. Saya memilih yang kalah, yang dianggap salah, untuk menemani mereka yang dikucilkan 'golongan kanan' yang selalu merasa suci dan menjadi 'keponakan Tuhan'.
Biarlah orang-orang menganggap saya sesat atau menyebut saya 'bangsat'. Setidaknya bagi saya itu lebih baik jika di dalam gelar urakan yang disematkan orang, saya masih belajar dan mencoba melakukan perbaikan dan kebaikan. Daripada mengaku orang baik, menjadi hafidz seperti Ahmad, mengaku pecinta Rasulullah seperti teman-temannya, mengaku muridnya Cak Nun, merasa 'ilmune nyegoro', tapi tidak bisa memanusiakan manusia. Ketika ada orang yang mereka anggap bodoh atau ada orang yang mungkin belum paham sesuatu yang mereka anggap baik, bukannya dibantu, dituntun atau dibimbing kemudian pelan-pelan diarahkan tapi malah dicuekin, dibenci, dijauhi dan lebih ngehek lagi dilebeli sesuka mereka. Jadi kalau saya begini itu karena saya tidak ingin menjadi seperti mereka atau bisa dibilang saya memberontak pada hal seperti itu."
Di..., saya benar-benar merasa bersalah padanya. Saya seakan menjadi bagian 'golongan kanan' yang membuatnya menjadi begitu dan menghakimi dengan penilaian yang subyektif banget. Semua penjelasan Agil seperti tamparan keras buat saya. Itulah sebabnya saya buru-buru pamitan sibuk ketika dia selesai dengan penjelasan panjang lebarnya. Saya hanya bingung mau membalas apa untuk mengungkapkan penyesalan saya.
Hari ini benar-benar ungu, Di. Seungu bunga mawar yang sepertinya mulai mekar di dadaku. Tapi sepertinya terlalu terburu-buru jika harus saya ceritakan kepadamu atau saya simpulkan kalau ini adalah benih rasa. Tunggu ya, Di! Pokoknya saya pasti akancerita lagi, sebab hanya kamulah tempat terpercaya untuk berbagi rahasia hati.
-----
Semoga membantu para calon peserta yang akan menuliskan curahan hatinya nanti.
Berikut adalah nama peserta dan nomor urut yang telah mendaftar pada event kami:
01. Indah Noing.
02. Mariam Umm.
03. Hendro Santoso.
04. Lilik Fatimah Azzahra.
05. Sang Shafa.
06. Betty Hoetagaol.
07. Rudie Chakil.
08. Putri Kodok.
09. Sahyul Padarie.
10. Ann B.
11. R. Fati.
12. Tjiptadinata Effendi.
13. Istigomah Laila Muthmainnah.
14. Pringadi Abdi Surya.
15. Venusgazer Ep.
16. Gandis Octya Prihartanti.
17. Purwanti Binti Pawannari.
18. Selsa.
19. Sam Trader.
20. Sayid Jumianto S. PD.
21. Umi Azzurasantika.
22. Mia Diandry.
23. Inem Ga Seksi.
24. Julie Chou.
25. Suci Handayani Harjono.
26. Hantus Tommy.
27. Iswari Heri.
28. Wisnu Aj.
29. Sugiyanto Hadi Prayitno.
30. Ari Usman.
31. Dara Rinjani.
32. Chris D.a.
33. Evelyn Sutedjo.
34. Vivi Hotmiani Sidauruk.
35. Cucum Suminar.
36. Asco.
37. Rinta Wulandari.
38. Aini Bakhtiar.
39. Marla Suryani Lasappe.
40. Robbi Gandamana.
41. Mochamad Syafei.
42. Teha Sugiyo.
43. Lo Priscilla Dian.
44. Anugerah Oetsman.
45. Devi Juniarsih.
46. Luana Yunaneva.
47. Rokhman.
48. Boris Toka Pelawi (Bang Bo).
49. Umi Setyowati.
50. Princess E Diary.
51. Ge Siahaya.
52. Pical Gadi.
53. Jessica Pradipta.
54. Eren HNt.
55. Tamita Wibisono.
56. Thamrin Sonata Thamrin.
57. S. Widjaja.
58. Sinna Hermanto.
59. Irvan Sjafari.
60. Dues K Arbain.
61. Usi Saba.
62. Langit Senja.
63. Fx Widyana Wadas Harga.
64. Meita Eryanti.
65. Irma Tri Handayani.
66. Y_Airy.
67. Meldy Muzada Elfa.
68. Riap Windhu.
69. Boyke Abdillah.
70. Imas Siti Liawati.
71. Edy Priyatna.
72. Syahdan Adhyasta.
73. Fantasi.
74. Fidia Wati.
75. Setya ALjundy.
76. Oom Mas.
77. Raframa Yahya.
78. Risqia Thufhil Laeli.
79. Izzah Lunetta.
80. Hastira Soekardi.
81. Lalu Muhammad Getar.
82. Nia Putri Angelina.
83. Ihdi Bahrun Nafi.
84. Hotdiana Nababan.
85. Wahyu Triyani.
86. Dahlia Yustina.
87. Pin.
88. Thamrin Dahlan.
89. Karmila Bachrun.
90. Reffi Dhinar.
91. Dyah Rina.
92. Fatihnokturnal.
93. Noura Nahdliyah.
94. Pairunn Adi.
95. Alfredo Pance Saragih.
96. Yuhesti Mora.
97. Muslifa Aseani.
98. Jingga Rangkat.
99. Posma Siahaan.
100. Granito Ibrahim.
101. Latifa Minan.
102. Dinda Pertiwi.
103. Indriati Gabriella See.
104. Eka Wigi.
105. Maria Etha.
106. Keiko Kurosaki.
107. Lolo Sianipar.
108. Lina99.
109. Petrus Kanisius.
110. Alin You.
111. Arako.
112. El Hida.
113. Cataleya Arojali.
114. Yati Kurniawati.
115. Eka Murti.
116. Ida Togatorop.
117. Ratih Sugianti.
118. Listhia H Rahman.
119. Amirsyah Oke.
120. Dwi Muliyana.
121. Gaganawati Stegmann.
122. Rifki Feriandi.
123. Srikandi Darma Aloena.
124. Yana Yanounk.
125. Fitri y Yeye.
126. Denina.
127. Bima Mulijarto.
128. Liem Ann.
129. Roy Pasengger.
130. Sandra Sasi Kirana.
131. Eryani Kusuma Ningrum.
132. Lovely Christi Zega.
133. Fuad Cahyo Dewantoro.
134. Eka Swradhana.
135. Nina Widyanti.
136. Arifin Basyir.
137. Ani Khubiyati.
138. Ketut Suasti.
139. AtikahDjunaedi.
140. oish-cleochyn.
141. Carpe Diem.
142. Sopian Asty.
143. Arga Roito.
144. Alvin Arby Cahyadi.
145. Intan Rosmadewi.
146. Lygia Pecanduhujan.
147. Adam Perdana.
148. Heni Prasetyorini.
149. Dudung Kang.
150. Khural Eni.
151. Zulinna Zui.
152. Peny Wahyuni Indrastuti.
153. Ikhunpetite
154. Nisrina Naja Khalisa
155. Anita Albie
TIM Admin
