[caption caption="Sumber: weknowyourdreamz.com/strawberry.html"][/caption]Saat ini sedang berlangsung tantangan 100 hari menulis novel bersama Fiskiana Community. Akan tetapi kami juga tidak akan meninggalkan agenda belajar bareng bersama FC yang setiap pekan kami adakan.
Nah, sambil melanjutkan kegiatan untuk mememenuhi tantangan, ada baiknya kita tetap belajar bareng sebagai bahan tambahan asupan dalam menulis. Biasanya kami hanya mengadakan event ini di wall FC saja. Tapi, untuk kali ini dan selanjutnya, semua bisa mengikuti dan memposting karya baik di wall FC maupun di blog masing-masing, dan juga di Kompasiana (hal ini dilakukan supaya yang tidak memiliki FB bisa ikut kelas belajar kami).
So, silakan para Kompasianer yang mau ikutan. Dipersilakan tanpa harus mendaftar.Â
Sesuai jadwal (yang telat), minggu ini FC akan mengajak semua member belajar bareng tentang alur regresif atau alur mundur.
Alur regresif atau alur mundur adalah rangkaian cerita yang disajikan secara tidak berurutan. Dimulai dari konflik, kemudian menceritakan kembali latar belakang timbulnya konflik tersebut (flashback).
Nah, seperti yang sudah-sudah, teman-teman bisa langsung praktek menulis cerita yang menggunakan alur mundur dengan syarat sebagai berikut:
- Silakan buat cerita mini atau flash fictionÂ
- Tema bebas
- Gunakan alur regresif/mundur
- Bagi yang posting di group FC gunakan Hastag ‪#‎BelajarBareng‬ ‪#‎AlurRegresif‬ ‪#‎CeritaMiniFC‬
- Bagi rekan yang posting di blog sendiri ataupun di Kompasiana, dipesilahkan.Â
- Posting bisa dimulai dari sekarang, deadline Sabtu 19 Maret 2016 pukul 23.59 WIB
- Peserta yang ceritanya terpilih akan mendapat masing-masing pulsa senilai 25 ribu rupiah
NB: Jangan melupakan EYD dan tanda baca dalam menulis ;)
----
Contoh flash fiction dengan alur mundur:
"Aku mencintaimu dengan segenap jiwa-ragaku." Itulah yang kau ucapkan.Â
Tapi itu dulu, dulu sekali ketika segalanya belum berubah. Kau yang saat itu masih menjadi laki-laki baik. Laki-laki yang ke manapun aku pergi selalu ingin menjadi penjagaku. Laki-laki yang berkata tidak bisa hidup tanpaku.
Kini, kau tak lebih dari laki-laki brengsek yang sama darah dagingnya saja sudah lupa. Kau lebih memilih bersama dia, perempuan yang kini aku benci setengah mati. Alena. Kakak perempuanku.Â
TAMAT
Silahkan bergabung di Fiksiana Community untuk bisa gila-gilaan dan saling mengenal dengan para Fiksianer dari segala penjuru kota.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H