"Kenapa kalian para lelaki sama saja? Atas nama cinta kalian berkelahi dan saling menyakiti. Tidak bisakah demi cinta kalian belajar meredam emosi! Kalian anggap apa perempuan seperti aku ini?"
"Sama saja dengan Rudi, kamu kuanggap sebagai perempuan yang pantas mati di tanganku, Ani...."
Suara Ajo yang lebih seperti diucapkan pada dirinya sendiri, terdengar seperti halilintar di telinga Ani, Rudi dan Pical. Wajah ketiganya pasi oleh ekspresi dingin yang ditunjukkan Ajo.
"Ajo?"
Tatapan ketiga orang yang sudah basah kuyup oleh guyuran hujan buatan beralih kepada Ajo. Ketiganya menunjukkan wajah heran dengan siratan pertanyaan yang sama "Maksud kamu apa bicara begitu, Jo?"
"CUT!"
Seorang sutradara berpenampilan nyentrik bertepuk tangan. "Bravo! Akting kalian luar biasa! One take, one shot."
Di ruang ganti perempuan, Ani menggigil. Ia masih terbayang ekspresi Ajo, lelaki yang pernah ia tolak pernyataan cintanya. Mereka sudah sering bermain di film yang sama dan baru untuk pertama kalinya lelaki yang dikenal sebagai sosok pendiam itu mengucapkan kalimat yang tidak tertulis dalam naskah mereka.
Ilustrasi dari laman FB Fiksiana Community.
Cerpen ini dirangkum oleh Arista Devi admin Fiksiana Community, cerpen ini ditulis oleh; Rudie Chakil, Ajo Gaara, Lumangge Ida, Dwi Purwanti, Dudung Kang, Tatus Praris, Relung Batas Hampa, Mustafa Kamal, Pical Efron, dan Arako.