“Hahaha.. Oke deh, dengerin, ini Masalah HATI.” Jawab Jabrik dengan menyalakan rokoknya.
“Hati??” Joy dan Jefry sontak melepas kedua tangan dari tubuh Jabrik secara berbarengan.
“Akhirnya setelah sekian lama mencari dan meneliti. Gua dapat juga nemuin gadis idaman yang bakal jadi pendamping hidup nanti.” Jabrik menghembuskan nafas.
“Wajahnya, aaahh… sejuk di pandang. Bibirnya, merah merekah bagaikan cabe yang baru dipetik dari kebun. Matanya, memancarkan gairah hidup untuk optimis dalam keadaan apapun. Jemari tangannya, lentik bagai bulu angsa. Hidungnya, pesek sih, tapi enak untuk dinikmati..” Ucap Jabrik lirih.
Jefry dan Roy melongo. Jabrik bukan sekedar berucap, ia meraba dan memeluk seolah sang gadis idaman ada di depan matanya.
“Gua paling suka lihat alisnya, sungguh mempesona. Menyatu bagaikan jembatan kebahagiaan yang kelak dilewati oleh para bidadari surga. Sungguh, bikin Gua yakin, ini adalah makhluk Tuhan paling indah yang bakal gua milikin.” Jabrik memejamkan mata, kedua telapak tanganya ditengadahkan, sambil memperlihatkan kembali gigi emasnya.
Penghuni warung terkesiap. Lalu Jabrik berdiri di bangku warung dengan kedua tangan membuka lebar dan berkata lantang:
“Dengarlah kalian semua wahai kawan. Esok hari kalian saksikan, aku Jabrik, yang kalian sebut sebagai playboy bangkotan, akan hidup berdampingan dengan seorang wanita yang menawan juga rupawan. “
“Eeeeh Jabrik, siang-siang ngigo Loe yaa..?” Celetuk Mpok Ati dari dalam warung
“Maksud Mpok Ati apa nih?” Tanya Madun
Sambil memonyongkan bibir, Mpok Ati ngedumel “Si Jabrik lagi mabok tuh, mana ada cewek kaya begitu mau ama dia.”