Mohon tunggu...
Fikri Zakia Qoimul Haq
Fikri Zakia Qoimul Haq Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Konsultan Pendidikan, Parenting

Jadilah manusia yang bermanfaat untuk ummat. Ingin hubungi penulis? email : fikri.players@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Dampak Negatif Anak Berpacaran

12 Desember 2022   07:14 Diperbarui: 12 Desember 2022   07:50 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa muda merupakan masa yang menggelora. Masa yang seribu kali lebih kuat dari masa tua. Masa yang memiliki peran penting dalam kehidupan untuk meraih masa depan yang lebih cerah. Masa yang ketika banyak orang tidak memanfaatkannya akan menghadapi sebuah penyesalan.

Kehidupan anak muda Indonesia juga seperti kehidupan anak muda di belahan dunia yang lain. Mereka akan membuat sebuah gerakan atau gebrakan untuk kehidupan mereka sendiri. Mereka sudah mulai mengelola semua sendiri. Mulai dari keuangan, belajar, percintaan dan lain-lainnya.

Tentunya kemerdekaan bertindak dan berfikir ini hanya ada dua pilihan, yakni mereka terjerumus ke dalam perkara positif atau mereka terjerumus ke dalam perkara negatif. Bagian dari negatif adalah tindakan melakukan pacaran, berikut dampak negatifnya.

1. Tidak Memiliki Kedekatan Spesial Dengan Orangtua

Anak dalam segala hal wajib hukumnya dekat dengan orangtua. Suatu kebanggaan bagi orangtua ketika anak-anaknya dekat dengan keluarga terutama orangtua. Jika mereka pacaran, maka dapat dipastikan tidak memiliki kedekatan secara spesial dengan oranguta. 

Alasannya adalah karena mereka sudah sangat dekat dengan pacarnya. Pacarnya yang setiap hari ngechat, pacarnya yang setiap hari menanyakan kabar dan pacarnya setiap hari yang akan menolong dengan sepenuh jiwa atas segala keluh kesah anak. 

Padahal dalam pendidikan anak seharusnya orangtualah yang mmeberikan pengertian dan solusi dalam permasalahan anak. Jadi, bukan pacar yang melakukan tugas orangtua, tetapi segala persoalan dikembalikan kepada orangtua.

2. Depresi 

Meningkatnya depresan ditengarai karena berbagai persoalan yang dialami anak, termasuk dalam hal pacaran atau memiliki hubugan khusus dengan temannya. Seringkali melihat banyak drama diantara anak yang melakukan pacaran. Mulai drama pukul-pukulan, drama nangis-nangisan, drama pinjam meminjam uang dan dama yang hampir mirip dengan drama korea.

Hal seperti inilah yang membuat mereka depresi kaerna persoalan terhadap persoalan yang cara menyelesaikannya tidak sehat. Berbeda dengan konflik keluarga yang sudah menikah, karena yang sudah menikah mereka hiudp dalam satu atap dan tidak tersekat oleh apapun.

3. Konflik yang Bervariatif

Konflik dalam hubugan pacaran akan menjadi penambah deretan konflik kehidupan anak. Mereka sudah berkonflik dengan dirinya sendiri, dengan keluarga, dengan teman, dengan tetangga dan harus ditambah dengan pacar.

4. Menurunnya Produktivitas

Dalam berbagai kasus anak pacaran, mengugkap bahwa mayoritas dampak negatif adalah menurunnya produktivitas. Mereka akan berfokus dengan berduaan dengan pacar dan akan selalu melakukan itu dimanapun mereka berada.

Akan melakukan caht setiap hari, hingga tidak sempat melakukan hal-hal produktif. Maka, hal inilah yang kemudian membuat mereka tidak produktif. terlenakan dengan hal yang sia-sia seperti pacaran.

5. Iman yang Tipis 

Pacaran boleh kalau sudah menikah dan tidak boleh kalau belum menikah. Prinsip ini mungkin yang dapat dipegang oleh orangtua, agar anak-anaknya tahu akan hal tentang keimanan.

Bahwa iman mereka diuji dengan pacaran, karena dengan pacaran setidaknya mereka sudah mendekati zina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun