Polemik ini akan tetap terus ada dan menjadi bahan pembicaraan di setiap generasi manusia. Perdebatan akan terjadi kepada siapa yang pro dengan ASI eksklusif dan yang pro dengan sufor. Karena nyatanya masing-masing ibu berhak memilih yang terbaik untuk dirinya dan bayinya. Sebagian besar suami untuk belajar tenang bayi, anak apalagi perihal ASI ini dapat dipastikan istri yang lebih dahulu menimba ilmu. Â Â
Cerita unik tentang dunia mengASIhi terjadi kepada keluarga kami yang diberi anugerah putri nan cantik dan elok. Sudah barang tentu lagi-lagi pembahasan yang utama adalah anak kami yang menangis. Anggapan orang eksternal di luar kami (saya dan istri) adalah perkara anak belum kenyang. Padahal anak kami setiap satu jam sekali minum ASI istri. Maka di suruhlah istri untuk menambah susu formula selain ASI.
Maka kami tetap memegang prinsip untuk memberikan ASI eksklusif kepada anak tercinta. Disisi lain istri juga sudah belajar tentang ASI eksklusif mulai dari kandungan, manfaat dan lain sebagainya tentang ASI eksklusif. Akhirnya selama 6 bulan penuh anak kami diberi ASI eksklusif tidak pernah sama sekali meminumkan susu formula.Â
ASI Eksklusif atau Sufor Adalah Pilihan
Melihat sisi permasalahan dan merubah menjadi solusi harus dilihat dari berbagai sisi. Tentunya dengan pertimbangan yang terukur dan matang. Terkadang para ibu punya cara tersendiri untuk memilih pilihan yang terbaik. Secara langsung kita juga tidak mengetahui tentang kondisi si ibu. Bisa jadi memakai sufor karena si Ibu adalah wanita karir yang bekerja disebuah perusahaan yang izin cutinya hanya 3 bulan. Bisa jadi juga si Ibu meski bekerja dari pagi sampai sore masih mengusahakan untuk pumping, sehingga memberikan ASI eksklusif kepada anaknya.
Ini adalah tentang perspektif bagi masing-masing pasangan suami istri sebagai pilihan untuk anaknya. Tentu pilihan ini ada kekurangan dan kelebihannya. Karena jelas berbeda hasil dari anak yang ASI eksklusif dengan anak yang konsumsi susu formula. Maka perlunya sebuah perencanaan bagi suami istri terutama dalam step 6 bulan pertama anak pasca lahir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H