Masih ingat anak kecil bernama Yoga yang menyanyi langsung di depan Pak Jokowi Presiden Republik Indonesia ketika upacara 17 Agustus di Istana Negara?. Masih ingat juga dengan judul lagunya? Yak, lagu *Ojo Dibandingke* karya Abah Lala ini mendadak viral sejagat antero Indonesia. Kalau ingat lagu ini maka ada lirik yang cukup menggelitik.
*Wong kok ngene kok dibanding-bandingke (Orang seperti ini kok dibanding-bandingkan)*
*Saing-saingke (Saing-saingkan)*
*Yo mesti kalah (Ya pasti kalah)*
Mungkin sedikit lagu dari abah lala itu juga menjadi curahan hati anak yang terkena sibling rivalry terhadap saudaranya sendiri. Yang selalu menjadi korban perbandingan dari kakak atau adiknya. Sehingga sering terjadi pertengkaran dirumah atau bahkan ketika diluar rumah.Â
Sibling rivalry paling banyak dialami oleh anak yang memiliki kakak atau adik berdempetan dan terpaut sangat dekat umurnya. Sehingga anak sering merasa bersalah dikarenakan mendapat kata-kata perbandingan dari orangtuanya sendiri. Karena orangtua selalu menyalahkannya dan membanding-bandingkan dengan kakak atau adiknya.
Kita semua harus tahu bahwa sibling rivalry ini efeknya sangat buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena apa yang mereka tangkap diwaktu kecil tentunya akan berdampak terhadap mental health anak dikala sudah menginjak remaja.Â
Biasanya para orangtua membandingkan sesuatu yang berbeda. Contohnya membandingkan prestasinya, fisiknya, kelakuannya, gaya bicaranya atau lebih menyayangi adiknya dan lain sebagainya.
Sepanjang perjalanan kehidupan anak, tentunya secara kemampuan berbeda. Hal ini tidak bisa dibandingkan lagi, karena memang Tuhan menciptakan manusia berbeda sifat dan wataknya.Â
Ini harus menjadi perhatian oleh para orangtua untuk selalu menyayangi anak-anaknya dengan seimbang. Tidak membanding-bandingkan dan tidak menyalah-nyalahkan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) bahwa efek dari sibling rivalry ini tentunya juga nyata adanya, yakni gangguan kepercayaan diri anak, regresi, temper tantrum, emosi yang meledak-ledak dan perasaan dendam kepada saudara.
Para orangtua diharapkan untuk terus menerus belajar tentang parenting, agar memiliki kemampuan mengendalikan anak dan mendidik anak dengan cara terbaik.
 Yuk bersama jaga anak kita dari hal-hal negatif yang bisa diakibatkan oleh kita sebagai orangtua. Agar dimasa yang akan datang anak-anak kita menjadi generasi bangsa yang cerdas.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H