Mohon tunggu...
Fikri Zakia Qoimul Haq
Fikri Zakia Qoimul Haq Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Konsultan Pendidikan, Parenting

Jadilah manusia yang bermanfaat untuk ummat. Ingin hubungi penulis? email : fikri.players@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rakyat Indonesia Berjiwa Sosial Tinggi, tapi....

3 Juni 2021   16:11 Diperbarui: 3 Juni 2021   16:15 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini di Indonesia dan belahan dunia lain terjadi bencana hingga merenggut banyak nyawa manusia. Dari yang mulai gempa, banjir, tanah longsor hingga kejadian internasional yakni di Palestina. Kita sadari bahwa skenario itu bukan dari manusia, tapi dari Sang Pencipta yang memberikan takdir kepada manusia.

Rakyat Indonesia yang mempunyai darah dan jiwa sosial tinggi memberikan bantuan yang tidak sedikit. Bahkan ketika ada bencana di Nusa Tenggara Timur semua rakyat Indonesia berbondong-bondong untuk membantu. Bahkan dari rakyat Sumatra juga ikut membantu dengan berbagai macam cara, entah dengan penggalangan dana di protokol jalan atau lewat media sosial.

Tidak hanya bencana sosial dalam negeri, tapi juga yang berskala Internasional yakni Palestina. Bahkan itu penggalangan dana jika di total keseluruhan dari rakyat Indonesia saja mencapai ratusan milyar rupiah. Sungguh jiwa sosial yang sangat tinggi dari rakyat Indonesia perlu di acungi jempol. Tidak bisa dipungkiri hal ini terkenal hingga seantero dunia bahwa rakyat Indonesia orangnya sopan, baik dan berjiwa sosial tinggi.

Tetapi ada hal lain yang sangat kontradiktif dalam masalah bersosial rakyat Indonesia. Kita tau bahwa media sosial juga tempat untuk bersosial namun dengan cara online atau tidak bertatap muka. Kita semua juga tahu bagaimana netizen media sosial Indonesia begitu sadis dalam bermedia sosial.

Indonesia dalam hal ini adalah netizen yang paling tidak sopan se Asia Tenggara. Penelitian ini di rilis oleh Digital Civility Index (DCI) yang mengukur tingkat kesopanan para pengguna media sosial di seluruh dunia dalam jangka waktu April dan Mei 2020. Meski peneltian dilakukan pada tahun 2020 tapi hal ini cukup relevan dengan bagaimana cara bersosial masyarakat Indonesia di dunia maya.

Dalam kaitan ini selayaknya kita rakyat Indonesia juga harus cukup serius untuk menangani hal ini, terutama masyarakat di sekitar kita agar bijak dalam bermedia sosial. Kita tahu hal yang paling panas di Indonesia adalah tentang gosip. Entah itu gosip artis, influencer, selebgram, politikus maupun publik figur.

Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi kepada seseorang yang kita hina dan lecehkan ketika di media sosial. Padahal hal itu sangat berbahaya bisa memperburuk kesehatan mental seseorang hingga buruknya psikologi seseorang disebabkan karena komentar-komentar di media sosial. Bisa jadi itu menjadi sebab menambah keterpurukan seseorang dalam menjalani kehidupan.

Maka sejatinya ketika berada di media sosial maupun dalam masyrakat kita wajib memberikan komentar-komentar positif dan membangun. Masih banyak cara untuk kita selalu apresiasi setiap langkah kehidupan seseorang meski kehidupan mereka begitu tragis.

Mari bersama-sama kita dukung kampanye untuk bijak bermedia sosial. Sebagai langkah awal kita sebagai rakyat Indonesia yang terkenal dengan sopan santunnya dan jiwa sosial yang tinggi. Kita buktikan bahwa Indonesia adalah tempat yang ramah bagi semua orang termasuk dalam kaitan bermedia sosialnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun