Mohon tunggu...
Fikriyyah Fahma
Fikriyyah Fahma Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa PIAUD

Kuat dilakoni gak kuat kudu tetep dilakoni

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Udah Gak Zaman "Bullying"!

8 November 2019   21:59 Diperbarui: 8 November 2019   22:12 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus bullying di era 4.0 ini masih banyak terjadi. Banyak penelitian yang mengatakan jika pelaku bullying berasal dari lingkungan keluarga yang kasar. Anak akan meniru sikap atau perlakuan dari keluarganya dan ia melihat secara langsung apa yang ia alami setiap harinya. 

Maka dari itu orang tua wajib menciptakan suasana yang hangat dan nyaman di dalam rumah. Selain itu, orang tua sebaiknya mampu meredam emosi ketika didepan anak, agar perilaku kasar tidak tertanam di dalam alam bawah sadar anak. Perlu diketahui bahwa, umur 0-6 tahun alam bawah sadar anak sedang aktif-aktifnya bekerja. Jika anak melihat atau merasakan perilaku keras maka akan tertanam dalam bawah sadar si anak, dan akan terbawa hingga dewasa nanti.

Selain itu juga beri pemahaman kepada si kecil mengenai bullying. Orang tua memberi tahu ketika di sekolah nanti akan banyak teman dengan berbagai sifat atau kelakuan yang berbeda. Dan si anak juga harus bisa menerima berbagai macam sifat teman-temannya tersebut. Orang tua juga wajib mengajarkan sikap empati, yaitu mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain, beritau jika hal tersebut dapat menyakiti orang lain. Ajak si anak untuk membayangkan, jika sesuatu tersebut juga dialami oleh si anak.

Namun, bagaimana jika si anak sudah terlanjur melakukan bullying atau suka bullying ?

Apabila si anak terlanjur suka melakukan bullying orang tua perlu memberikan ketegasan pada si anak. Biarkan si anak menceritakan ada apa dan kenapa ia melakukan hal tersebut ke temannya. Namun orang tua juga tak seharusnya tutup kuping kepada si korban bullying.

Berikan pemahaman kepada si anak, bahwa perlakuan tersebut adalah salah. Minta si anak untuk merenungkan apa yang sudah ia perbuat. Buat konsekuensi dari perbuatan si anak. Ajarkan juga untuk mudah dan memberanikan diri untuk meminta maaf kepada orang lain.

Perilaku bullying dapat dicegah dengan cara mengajarkan si anak agar menjadi pribadi yang penyayang. Perilaku bullying adalah perilaku yang buruk. Maka jangan sampai anak menjadi korban maupun pelaku bullying.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun