Mohon tunggu...
Fikriyaasyam DanadaAtmaja
Fikriyaasyam DanadaAtmaja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN sunan Kalijaga 21107030131

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030131

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Setelah Terpuruknya di Masa Pandemi Covid-19 Ronde Jago Khas Salatiga Kembali Ramai oleh Pengunjung

8 Juni 2022   16:05 Diperbarui: 8 Juni 2022   16:08 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pajangan foto para pecinta kuliner dan artis-artis ibu kota yang pernah berkunjung di Ronde Jago (foto: Fikriyaasyam Danada Atmaja)

Ronde adalah makanan Tradisional China dengan nama Tangyuan, ronde terbuat dari tepung ketan yang dicampur sedikit air dan dibentuk menjadi seperti sebuah bola, dan di sajikan dengan air kuah yang manis. Ronde ini tidak cuma berbahan manis saja ada juga toping-toping yang ada di sebelahnya seperti kacang, kolang-kaling dll. Istilah Wedang Ronde merujuk pada air jahe panas (wedang adalah bahasa Jawa yang merujuk pada minuman panas) yang disajikan bersama dengan ronde. Air jahe juga bisa menggunakan gula kelapa, diberi taburan kacang tanah goreng (tanpa kulit), potongan roti, kolang-kaling, dan sebagainya.

Wedang Ronde ini banyak dijumpai di daerah Provinsi Jawa Tengah, dan di Yogyakarta.Pertama kali Wedang Ronde di temukan pertama kali mulai popular di daerah Jawa Tengah di Solo dan Salatiga. Meskupun Wedang Ronde ini berasal daerah Jawa Tengah minuman hangat tersebut juga merupakan salah satu bentuk akulturasi budaya di Indonesia.  Penduduk Indonesia ini sudah bisa membuat Wedang Ronde sendiri dengan mudah dan praktis. Kuah wedang ronde pun sangat dikenal dengan rasa manis gula jawa dan rasa hangat dari jahe.

Wedang Ronde ini sering kali dicari pada saat malam hari atau cuaca dingin dan hujan ronde ini sekedar untuk penghangat tubuh. Salah satu yang terkenal di Salatiga yaitu Ronde Jago yang berada di belakang pasar raya Salatiga. Ronde yang bisa kita nikmati sore hari dan malam hari ronde yang terbuat dari ketan dan didalamnya berisi gula jawa, kolang-kaling, dan sedikit kacang. Saat menikmati wedang Ronde teksturnya sangat kenyal dan saat mengigit ronde sangat terasa isinya gula jawa, campuran jahe dan serai semakin membuat ronde terasa pedas dan wangi juga badan kita menjadi hangat cocok di makan pada malam hari dan saat hujan.

Semangkok wedang ronde ini bisa menghangatkan badan di Salatiga yang sering memasuki musim dingin karena keberadaan Kota Salatiga dibawah kaki Gunung Merbabu. Kini ronde diracik sama dengan ronde lainnya, keberadaan Ronde Jago ini cukup gampang untuk dicari secara manual dan GoogleMaps. Ronde Jago ini sudah lama berdiri 50 tahun yang lalu, lokasinya di Jl. Sudirman no.9 Salatiga ada di belakang Pasar Raya Salatiga, tepat di belakang Pos Polisi Pasar Raya. Ronde Jago ini selalu ramai pengunjung sebelum pandemi Covid-19 jam buka Ronde Jago mulai 13.00 -- 21.00. pada tahun 1960 Ronde Jago ini dulunya sebagai kudapan penangkal udara dingin Kota Salatiga. Nama yang di sebut Jago karena awalnya dulu adalah kedai jamu, bertahan sampai sekarang resep Ronde Jago masih juga enak seperti dulunya. Ronde Jago ini menjadi kuliner paling diminati di Kota Salatiga dengan para pengunjung dari luar kota kebanyakan berkunjung ke Ronde Jago tersebut.

Mungkin karena namanya yang mudah diingat akhirnya samapai sekarang nama wedang Ronde Jago masih digunakan. Pada tahun 1965 Ronde Jago sempat tutup selama tiga tahun dan pada tahun 1968 mulai buka lagi sampai saat ini. Saat ini pengelola warung ini adalah Airlangga Setia Darma Putra yang merupakan anaknya dari pendiri warung wedang ronde jago. Walaupun sudah dikelola oleh anaknya namun untuk rasanya masih sama seperti dulu. Salah satu menu andalan di Ronde Jago itu yaitu Wedang Ronde Sekoteng, Wedang Ronde Sekoteng mempunyai banyak khasiat seperti untuk Kesehatan dan penghangat tubuh. Isinya terdiri dari jahe, ronde, gula, kacang goreng, sagu delima, kolang-kaling, manisan jeruk, manisan tangkweh dan rumput laut. Di Ronde Jago juga menyediakan ronde acang tanah yang tak kalah enak rasanya. Perbedaan dari ronde sekoteng adalah ronde kacang tanah tidak menggunakan kuah jahe, sebagai ganti kuah jahe adalah kuah dari sari kacang tanah yang nikmat. Tidak Cuma macam ronde saja di sana juga menjual batagor, mie kopyok dan makanan khas Salatiga.

makanan yang terlaris di Ronde Jago ada Ronde Sekoteng dan Mie kopyok (foto: Fikriyaasyam Danada Atmaja)
makanan yang terlaris di Ronde Jago ada Ronde Sekoteng dan Mie kopyok (foto: Fikriyaasyam Danada Atmaja)
Sempitnya warung Ronde Jago ini, ini terus ramai sepanjang siang samapai malam banyak pecinta kuliner di daerah lain memburunya dan mencoba rasanya. Dalam warung yang cukup sempit hanya bisa 10 orang maksimal kalau penuh harus menunggu di luar itu membuat tradisional dan para pecinta kuliner semakin senang walapun tempatnya tidak sebagus dan membuat nyaman untuk para pecinta kuliner dan warga yang ada di sekitarnya. Di warung Ronde Jago banyak juga barang-barang antik zaman dahulu seperti mangkok, gelas, dan toples untuk mengisi kerupuk dan segala macam. Di dinding juga terlihat para pecinta kuliner dan artis-artis ibu kota yang mengunjungi Warung Ronde Jago tersebut.

pajangan foto para pecinta kuliner dan artis-artis ibu kota yang pernah berkunjung di Ronde Jago (foto: Fikriyaasyam Danada Atmaja)
pajangan foto para pecinta kuliner dan artis-artis ibu kota yang pernah berkunjung di Ronde Jago (foto: Fikriyaasyam Danada Atmaja)
Pada saat pandemi Ronde Jago mengalami kerugian yang sangat besar, para pegawai pun cukup kecewa dengan dibatasinya PPKM oleh pemerintah. Kini Ronde Jago hanya mendamaptkan omset yang sangat kecil. Pendiri Warung Ronde Jago tersebut hanya pasrah saja yang usahanya terseok-seok ia harus bertahan di tengah pandemi Covid-19 yang sepi pengunjung, tidak semudah itu untuk bangkrut karena perjuangannya sebelum pandemi sangat meningkat. usahanya dijalankan dengan menjelajah kelompok-kelompok kuliner di Salatiga dan daerah lainnya. Karena memang, dengan cara itu usahanya bisa bertahan hidup.

Pada usaha Ronde jago optimis dapat kembali bangkit lagi setelah 2 tahun lebih terpuruknya Ronde Jago tersebut. Di Kota Salatiga sduah mengalami penurunan Covid-19 Sektor kuliner merupakan potensial winner di masa pandemi, apalagi yang memperhatikan aspek kesehatan, ramah lingkungan.

menikmati Ronde Sekoteng dan Mie kopyok (foto: Fikriyaasyam Danada Atmaja)
menikmati Ronde Sekoteng dan Mie kopyok (foto: Fikriyaasyam Danada Atmaja)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun