Mohon tunggu...
Fikriyaasyam DanadaAtmaja
Fikriyaasyam DanadaAtmaja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN sunan Kalijaga 21107030131

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030131

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Apakah Salatiga di Tahun 2022 Kembali Menjadi Kota Paling Tertoleransi?

16 Mei 2022   22:06 Diperbarui: 16 Mei 2022   22:35 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salatiga adalah kota yang berada di daerah Provinsi Jawa Tengah. Salatiga adalah kota kecil yang memiliki udara yang sejuk dan panorama karena letaknya persis di kaki Gunung Merbabu, Salatiga di apit oleh kota besar, yaitu Semarang dan Solo. 

Kota Salatiga sebenarnya telah dikenal sejak lama, tepatnya pada massa penjajahan Hindia Belanda. Pada massa Hindia Belanda mendapatkan julukan De Schoonste Stad Van Midderi-Java atau kota terindah di daerah Jawa Tengah. 

Salatiga ternyata juga merupakan salah satu kota tertua di Indonesia. Umur kota Salatiga saat sekarang ini berusia 1270 tahun. Hari jadi kota Salatiga ditetapkan pada tanggal 24 Juli 750 Masehi.

Salatiga tidak hanya wilayahnya yang trategis dan juga memiliki pemandangan yang sangat bagus dan udaranya sangat sejuk untuk menjadi wisata di akhir musim atau musim liburan. 

Salatiga beberapa tahun ini menjadi nominasi kota tertoleran se Indonesia. Pada awalnya kota Salatiga mendapatkan nominasi kota tertoleransi pada awal tahun 2015. 

Pada tahun berikutnya 2017-2018 Salatiga menjadi Kembali kota tertoleransi se-Indonesia, ini merupakan kedua kalinya kota Salatiga terpilih. Sebagai masyarkat Salatiga sangat senang kotanya berturut-turut menjadi nominasi kota tertoleransi se-Indonesia.

Setara institute memaparkan hasil kajian serta indeks terhadap 94 kota di Indonesia. Kota Salatiga bersama dengan kota Manado, Singkawang, Palu, Tebing Tinggi, dan Surakarta kota toleran dengan skor tertinggi. 

Adapun skor yang diperoleh adalah 5,90. Menanggapi hasil dari penelitian tersebut Wakil Walikota Salatiga Muhamad Haris mengucapkan terima kasih atas kerja sama semua pihak yang ada di Salatiga dan juga untuk Masyarakat kota Salatiga. Cukup bahagia dan senang atas tercapainya kota Salatiga sebagai kota toleransi se-Indonesia, ujar Wakil Walikota Salatiga Muhamad Haris.

Kehidupan masyarakat di kota Salatiga selalu hidup rukun dan menjaga toleransi antar umat beragama. "orang-orang di luar kota Salatiga menyebutkan Salatiga, merupakan Indonesia mini karena di sini ada 30 etnis hidup rukun," katanya. 

Selain kehidupan di masyarakat yang rukun, Wakil Walikota Salatiga Muhamad Haris menambahkan, pencapaian ini juga didukung dengan kebijakan dan produk hukum pemkot Salatiga. 

Antara lain perwali maupun Perda yang mengakomodir semua golongan yang ada dan tidak diskriminatif.  Piagam penghargaan bagi kota Salatiga sebagai kota toleran diserahkan Walikota Salatiga Yuliyanto kepada Wakil Walikota Salatiga Muh Haris sebagai perwakilan dari pemerintah kota Salatiga pada saat upacara Hari Kesaktian Pancasila. Yuliyanto berharap pemeberian penghargaan yang telah dicapai sebagai apresiasi sekaligus harapan agar seluruh elemen kota dapat meningkatkan toleran. 

Pemerintah juga ikut andil dalam memberikan perhatian terhadap kota tertoleransi ini. Perilaku rukun ini kita harus pertahankan dan jaga, untuk menangkal adanya ancaman terhadap kerukunan sesama masyarakat dan pemerintah.

Pada tahun 2021 Salatiga telah mendapatkan lagi menajdi nominasi kota toleran se-Indonesia. Tahun sebelumnya Salatiga pernah mendapatkan dua kali penghargaan kota toleran pada tahun 2015 peringkat ke tiga dan pada tahun 2017 mendapatkan peringkat kedua. 

Wakil walikota Salatiga Salatiga Muh Haris sangat senang sekali kota Salatiga mendapatkan penghargaan 3 kali berturut-turut. Pada tahun 2021 ini Salatiga meraih peringkat pertama sebagai kota Tertoleran se-Indonesia. 

Raihan peringkat pertama pada tahun 2021 sebagai kerja kelas pemerintah kota Salatiga beserta seluruh elemen masyarakat yang sejak dulu sangat baik dalam hal suku, agama, dll. Ditambah adanya perguruan tinggi. Yang menampung mahasiswa dari Aceh sampai Papua, dan menjadi Kota Salatiga berbagai macam kebudayaan dan tentram.

Adapun penilaian IKT dilakukan terhadap 94 kota yang ada di Indonesia. Diamana raihan kota Salatiga sebagai kota Tertoleran pertama se-Indonesia tersebut sekaligus mengeser kota singkawang yang tahun ini turun ke peringkat ke dua. 

Sedangkan pada peringkat ke tiga kota Tertoleran diraih oleh kota Manado. Dalam 10 besar berturut-turut kota Tertoleran se-Indonesia yaitu ada Kupang, Surabaya, Ambon, Kediri, Sukabumi, dan Bekasi. 

Dalam skor dalam penilaian IKT kota Salatiga mendapatkan skor (6,717) dan kota Singkawang skor (6,450), kota Manado skor (6,200), kota Tomohon skor (6, 183), kota Kupang skor (6,037) dan kota Surabaya skor (6,033).

Proses untuk mewujudkan kota Salatiga sebagai kota Tertoleransi se-Indonesia tidak secara instan proses tersebut dibangun melalui komitmen pemerintah daerah serta dukungan penuh seluruh komponen masyarakat Salatiga. Walikota Salatiga Yuliyanto mengungkapkan, dari proses yang panjang tersebut baru tercapai pada tujuh tahun terakhir. 

Dalam penilaian sebagai kota Tertoleran oleh setara institute, kota Salatiga telah empat kali menduduki pemeringkatan dengan nilai tinggi. Predikat kota toleran itu tidak secara instan secara tiba-tiba, melalui waktu yang panjang dan juga penuh dinamika.

Pada tahun 2022 kota Salatiga tidak lagi mendapatkan kota yang paling toleran. Pada tahun seblumnya pada peringkat pertama yaitu Salatiga, sekarang pada tahun 2022 di rebut oleh kota Singkawang, Kalimantan Barat. 

Dalam pidato Walikota Salatiga Yuliyanto merasakan tidak cukup kecewa dalam penurunan peringkat tersebut. Walaupun Salatiga menduduki di peringkat ke tiga, masyarakat Salatiga dan pemerintah cukup bersyukur masih ada di lima besar kota Tertoleransi se-Indonesia. 

Dalam penilaian peringkat toleran cukup subyektif, jadi sulit di tebak untuk bisa diketahui secara pasti dimana letak kekurangannya.  

Dalam pembobotan nilai kota toleran ada empat macam yaitu rencana pembangunan sebanyak 10 persen, kebijakan diskriminatif 20 persen, peristiwa intoleransi 20 persen, dan dinamika masyarakat sipil 10 persen. Sehingga kota Salatiga pada tahun 2022 tidak masuk kota paling toleran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun