Mohon tunggu...
Fikriyaasyam DanadaAtmaja
Fikriyaasyam DanadaAtmaja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN sunan Kalijaga 21107030131

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030131

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dulunya Sumber Mata Air Sekarang menjadi Wisata Pemandian

4 April 2022   14:34 Diperbarui: 4 April 2022   16:24 1573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulunya senjoyo adalah sebuah sendang/kolam atau dalam mytologi Hondu dikenal "pertirtaan" ( tempat pemandian para raja/ bangsawan. Senjoyo memiliki luas 24m. Senjoyo berada di daerah Desa Tegalwaton kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Dinamakan Senjoyo karena yaitu adanya tokoh Sanjaya yang merupakan raja kerajaan Medang.

Pada sekitar abad ke VII Masehi, di Pulau Jawa tepatnya di Jawa Tengah pernah berdiri sebuah kerajaan besar bernama " Medang". Daerah ini juga dialiri oleh banyak sungai, seperti sungai Bogowonto, sungai Benagawan Solo. Sanjaya juga dikenal memiliki sikap toleran yang tinggi dalam hal keperayaan. Kerajaan Medang yang semula hidup aman tentram, mulai diganggu dengan munculnya pembrontakan dan serangan dari luar kerajaan Medang. Hingga akhirnya sampailah sanjaya di suatu tempat yang berhawa sejuk dan teduh. 

Sanjaya ketenangan yang luar biasa. Raja Sanjaya melakukan semedi memohon kepada sang Hyang widi agar pembangunan bangunan suci dapat berjalan dengan baik tanpa ada halangan. Atas kehendak sang Hyang Widi, karena ketulusan dan kesucian batin, tubuh Sanjaya moksa saat berendam di mata air tersebut. Tempat sendang tempat Sanjaya moksa diberi nama petirtaan Senjoyo.

Masyarakat disekitarnya menyebut "sendang Senjoyo". Keberadaan sendang Senjoyo sampai saat ini masih dapat kita jumpai dengan kondisi masih alami. Bangunannya, relief batu, dll. sumber mata air nan jernih terus memancar sekencang aura mata batin Sanjaya. Di sekitar Senjoyo, kita masih bisa jumpai reruntuhan bangunan Candi yang dulu pernah berdiri dengan sangat megah sebagai bukti ketaatan hamba sang pencipta.

Umbul senjoyo ini dulunya menjadi mata air pertama di salatiga, tempatnya berada di salah satu desa di ujung kota Salatiga. Mata air ini merupakan salah satu sumber mata air PDAM kota Salatiga, selain airnya yang jernih sepajang musim airnya tidak pernah surut atau mengering. Air yang diperoleh dari sumber mata air Senjoyo ini langsung disalurkan ke konsumen atau rumah-rumah penduduk sekitar karena airnya yang jernih.

Untuk menuju ke lokasi, dari pusat kota Salatiga tidak sangat lama hanya menempuh 10 -- 20 menit saja. Jalan menuju lokasi ini relatif mulus dan suasananya dingin karena banyak pohon-pohon dan persawahan. Pengunjung dapat menjumpai berbagai situs bebatuan berelief peninnggalan kuno.. Tempat ini selalu ramai dikunjungi warga karena konon dipercaya siapapun yang mandi di mata air Senjoyo itu dipercaya akan mendapatkan berkah dan kesehatan.

Dalam massa pandemi Covid-19 umbul Senjoyo sangat sepi sekali, dan warga yang mengunjungi sangat sedikit. Padahal sebelum pandemi puncak keramaian Senjoyo menjelang Ramadhan di mana warga berbondong-bondong melakukan ritual padusan. Untuk berenang atau siblon di kawasan ini terbagi di sendang Lanang dan sendang Wadon.

Dengan keadaan yang sekarang Covid19 yang mulai menurun di Indonesia, kini Umbul Senjoyo mulai dipadati penduduk yang ingin berwisata di Senjoyo. Pengunjung dari berbagai daerah yang ingin berkunjung ke Senjoyo karena dengan pemandangan yang sangat bagus dan asri. Menjelag bulan Ramadhan, tardisi masyarakat muslim  jawa sebelum puasa yaitu Padusan. 

Tradisi ini sudah ada sejak zaman Wali Songo, tradisi ini bertujuan untuk membersihkan diri baik secara lahir dan batin guna menyongsong datangnya bulan Ramadhan. Selain itu, padusan juga bisa menjadi momen untuk merenung dan introspeksi diri atas kesalahan- kesalahan yang telah dilakukan di masa lampau. Oleh karena itulah padusan harus dilakukan di tempat yang sepi.

Air yang jernih dan menyegarkan membuat Umbul Senjoyo dipilih untuk melakukan ritual padusan. Umbul Senjoyo di Salatiga dipercaya sebagai kolam pemandian keluarga kerajaan yag telah dibangun sejak Dinasi Syailendra. Selain itu, di kawasan umbul ini juga ditemukan Arca Ganesha yang kemudian di rubah namanya menjadi Antefiks Senjoyo. Namun, saat ini fungsi utama dari umbul ini adalah sebagai destinasi wisata karena keindahan alamnya yang mempesona. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun