Mohon tunggu...
Fikri Syufi Ramadhan
Fikri Syufi Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya Mahasiswa Universitas Airlangga di Fakultas Perikanan dan Kelautan tepatnya Program Studi Akuakultur. Di Semester 1 ini saya sudah mencoba berbagai Kegiatan Magang seperti di Universitas : Magang Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Hockey, Magang BEM Universitas Airlangga (Ksatria Muda) tepatnya di Kementerian Sinergitas Mahasiswa ... di Tingkat Fakultas : Magang Unit Kegiatan Fakultas (UKF) Badminton, Komunitas Kraken Mania (Supporteran) dan Magang BEM Fakultas Perikanan dan Kelautan tepatnya di Kementerian Ekonomi Kreatif

Hobi saya adalah Olahraga seperti Jogging/Lari, Futsal dan Basket, saya juga suka dengan Dunia Per-Otomotifan baik itu di Darat, Laut maupun Udara (Perhubungan) ... Untuk Kepribadian sendiri saya memiliki sifat yang Rajin, Ramah, dan Suka Menolong

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pelestarian Kearifan Lokal melalui Penggunaan Batik di Lingkungan Kampus

27 November 2024   20:30 Diperbarui: 27 November 2024   20:34 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menggunakan Batik Bersama/dok. pri

Selain penggunaan batik, para mahasiswa mengusulkan berbagai ide kreatif untuk melestarikan kearifan lokal di kampus. Salah satunya adalah program cultural performance, di mana mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya menampilkan seni dan tradisi daerah mereka.

Ada juga usulan untuk memperkenalkan pakaian adat atau berkain dalam momen-momen tertentu. "Memakai kain batik mungkin lebih mudah diterapkan karena gen Z lebih suka dengan gaya seperti itu," tambah Sehan.

Mahasiswa Sosiologi juga menyarankan agar batik tidak hanya digunakan dalam bentuk pakaian formal. "Batik bisa dikreasikan dalam bentuk casual sehingga lebih menarik bagi generasi muda," ujar mereka.

Program penggunaan batik di lingkungan kampus tidak hanya memberikan manfaat simbolis tetapi juga memperkuat rasa cinta terhadap budaya lokal di kalangan mahasiswa. Meski masih menghadapi tantangan pelaksanaan, program ini memiliki potensi besar untuk untuk terus dikembangkan. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa, dosen, dan organisasi kampus, menjadi kunci keberhasilan program ini.

Langkah-langkah tambahan seperti sosialisasi yang lebih intensif, perluasan partisipasi lintas prodi, dan inovasi kreatif dalam pelestarian budaya dapat menjadikan program ini sebagai model yang dapat diadopsi oleh kampus-kampus lain di Indonesia. Melalui upaya kolektif ini, batik tidak hanya akan menjadi simbol budaya tetapi juga bagian dari kehidupan sehari-hari mahasiswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun