2. Korupsi yang Masih Sistemik
- Meski ada upaya pemberantasan korupsi, praktik ini masih menjadi masalah besar di berbagai level pemerintahan dan birokrasi.
- Lemahnya dukungan terhadap KPK dalam beberapa tahun terakhir juga menjadi perhatian masyarakat.
3. Krisis Lingkungan
- Deforestasi yang terus berlangsung, reklamasi pesisir, dan pencemaran air menjadi ancaman nyata bagi keberlanjutan ekosistem.
- Perubahan iklim: Indonesia rentan terhadap bencana alam seperti banjir, kebakaran hutan, dan kenaikan permukaan air laut yang dapat menghancurkan ekosistem dan kehidupan masyarakat.
4. Kebebasan Sipil yang Terancam
- Ada kekhawatiran terkait pengurangan ruang demokrasi, seperti pembatasan kebebasan berbicara, intimidasi terhadap aktivis, dan penggunaan undang-undang seperti UU ITE untuk membungkam kritik.
5. Digitalisasi yang Tak Terkontrol
- Teknologi canggih yang tumbuh pesat berpotensi menjadi alat pengawasan massal oleh negara atau korporasi besar.
- Penyebaran informasi palsu dan algoritma media sosial yang menciptakan ruang gema (echo chamber) semakin membentuk polarisasi di masyarakat.
Indonesia belum sepenuhnya berada dalam distopia, tetapi kasus-kasus yang akhir-akhir ini tejadi dan penggusuran lainnya adalah alarm keras yang menunjukkan arah yang berbahaya jika tidak segera ditangani. Ketimpangan kekuasaan, eksploitasi lingkungan, dan pengabaian hak-hak rakyat kecil adalah elemen-elemen yang harus segera diatasi.
Pemerintah harus mengambil langkah tegas untuk memastikan pembangunan yang berkeadilan, berkelanjutan, dan melibatkan masyarakat secara inklusif. Jika tidak, Indonesia berisiko menghadapi masa depan yang kelam di mana kesenjangan sosial, kehancuran lingkungan, dan represi menjadi norma. Pertanyaan selanjutnya adalah: Apakah kita, sebagai masyarakat, siap mencegahnya? Atau diam saja melihat ketidakadilan merajalela di depan mata.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI