Mohon tunggu...
fikri syah
fikri syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menari Dengan Literasi

Pemerhati Ekonomi, Penulis, Penikmat Makanan Lezat dan Pembelajar Ilmu Pemberdayaan Diri. Mantan Pegawai Bank dan Finance. Saat ini sedang menuntut ilmu di Program Studi Ekonomi Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Menyukai seni musik dan sulap, khusus untuk sulap saya menyukai ilusi dan kecepatan tangan. Menulis bagi saya untuk meningkatkan sebuah kesadaran dalam berkehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Harga Saham PANI & CBDK Terjun Bebas: Polemik Pagar Laut Jadi Pemicu Utama

23 Januari 2025   16:19 Diperbarui: 23 Januari 2025   16:19 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika pasar saham Indonesia mencoba bangkit dari guncangan ekonomi global, kabar tentang anjloknya harga saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) dan anak perusahaannya, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), mengejutkan banyak pihak. Dalam dunia saham, kejadian ini menjadi perbincangan hangat di berbagai media. Ironisnya, penyebab utamanya bukan soal keuangan, melainkan isu "pagar laut". Siapa sangka pagar bisa membuat harga saham tergelincir? Mari kita bahas lebih jauh.

Drama Pagar Laut di Pantai Tangerang

Pada 23 Januari 2025, TNI Angkatan Laut membongkar pagar laut sepanjang 30 kilometer yang didirikan di perairan Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang. Pagar ini, menurut laporan, berada di sekitar kawasan pengembangan Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2). Publik pun bertanya-tanya, "Siapa yang bertanggung jawab atas pagar itu?" Sementara para petinggi pengembang PIK 2 bergegas mengeluarkan pernyataan resmi bahwa mereka tidak memiliki hubungan dengan pagar tersebut, kepercayaan pasar sudah terlanjur terkikis.

Polemik ini langsung memicu reaksi negatif dari investor. Kekhawatiran tentang dampak lebih lanjut pada pengembangan PIK 2, termasuk potensi kerugian akibat masalah hukum dan kerusakan reputasi, menyulut aksi jual saham secara besar-besaran. Sebagai akibatnya, saham PANI dan CBDK terjun bebas, membawa serta harapan investor yang sebelumnya optimis.

Valuasi Saham yang Tidak Masuk Akal

Namun, pagar laut hanyalah puncak gunung es. Di balik drama pagar, ada fakta lain yang memperparah situasi: valuasi saham yang tidak masuk akal. Saham PANI, misalnya, memiliki Price-to-Earnings (P/E) Ratio yang mencapai 522,90. Sebagai perbandingan, rata-rata P/E saham di sektor properti biasanya jauh lebih rendah.

Angka ini menunjukkan bahwa saham PANI sudah berada di posisi overvalued, bahkan sebelum polemik pagar muncul. Investor yang jeli tentu menyadari bahwa harga saham tersebut tidak mencerminkan kinerja fundamental perusahaan. Dengan valuasi yang begitu tinggi, koreksi harga saham menjadi tak terelakkan, dan drama pagar laut hanya mempercepat prosesnya.

Investor Panik: Aksi Jual Besar-Besaran

Ketika polemik seperti ini muncul, investor sering kali bereaksi cepat dengan menjual saham mereka. Dalam dunia saham, aksi jual besar-besaran tidak hanya menurunkan harga saham, tetapi juga memperburuk sentimen pasar secara keseluruhan. Investor ritel, yang sering kali kurang memahami konteks, ikut terseret dalam kepanikan, mempercepat penurunan harga.

Namun, apakah semua ini benar-benar tentang pagar laut? Atau apakah investor akhirnya sadar bahwa mereka telah memegang saham yang valuasinya sudah tidak realistis? Jika dipandang dari perspektif analisis keuangan, pagar laut mungkin hanya alasan untuk memulai aksi ambil untung (profit taking), mengingat kenaikan saham PANI sebelumnya yang cukup signifikan.

Pelajaran dari Anjloknya PANI dan CBDK

Anjloknya harga saham PANI dan CBDK mengajarkan beberapa hal penting bagi investor. Pertama, valuasi adalah segalanya. Tidak peduli seberapa besar proyek atau seberapa terkenal perusahaan, jika valuasinya tidak masuk akal, harga saham tersebut akan rentan terhadap koreksi.

Kedua, sentimen pasar bisa berubah dalam sekejap. Polemik kecil seperti pagar laut, yang mungkin tidak memiliki dampak signifikan terhadap bisnis inti perusahaan, dapat memicu kepanikan investor jika isu tersebut cukup menarik perhatian publik.

Ketiga, investor harus selalu melakukan analisis mendalam sebelum membeli saham. Memahami fundamental perusahaan, termasuk rasio keuangan seperti P/E, dapat membantu investor menghindari membeli saham yang terlalu mahal.

Kesimpulan

Drama pagar laut di Tanjung Pasir mungkin menjadi salah satu cerita paling unik dalam sejarah pasar saham Indonesia, tetapi itu juga menyoroti pentingnya valuasi yang wajar dan kepercayaan investor. Bagi PANI dan CBDK, isu ini harus menjadi pengingat bahwa transparansi dan komunikasi yang baik dengan pasar adalah kunci untuk menjaga kepercayaan investor.

Sementara itu, bagi para investor, kisah ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya memisahkan emosi dari logika dalam berinvestasi. Jangan sampai pagar  baik secara fisik maupun metaforis menghalangi pandangan Anda terhadap kebenaran fundamental di balik setiap saham.

Investasi dengan kesadaran itu penting, jika investor hanya memikirkan cuan,cuan, dan cuan tanpa memikirkan keadilan sosial, lingkungan hidup, dan manfaat kebersamaan maka kita sebagai investor tidak membawa nilai yang baik terhadap investasi yang sedang kita lakukan. Investasi model bajak laut yang tabrak sana tabrak sini mungkin bisa mendatangkan cuan lebih banyak, namun suatu saat nanti, investasi ketidakbaikan yang kita tanam akan kita panen juga. Penting bagi kita semua saling mengingatkan bahwa benar investasi itu penting tapi jangan sampai investasi yang kita lakukan menghasilkan penderitaan bagi orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun