4. Tujuan dan Aplikasi
- Hypnotis: Biasanya digunakan untuk tujuan terapeutik (misalnya, untuk mengatasi kecanduan, trauma, atau fobia) atau dalam pertunjukan untuk hiburan. Hipnoterapi bisa membantu seseorang mengakses alam bawah sadar untuk memodifikasi perilaku atau pola pikir tertentu.
- Hypnagogia: Kondisi ini umumnya tidak digunakan secara klinis, tetapi beberapa seniman, penulis, atau kreator memanfaatkannya untuk inspirasi atau kreativitas. Ini adalah kondisi alami yang dialami semua orang, meskipun sebagian besar tidak menyadarinya secara aktif.
5. Kontrol dan Sugesti
- Hypnotis: Dalam kondisi hipnotis, ada kontrol dari pihak luar, yaitu hipnotis atau diri sendiri dalam kasus self-hypnosis. Sugesti yang diberikan dapat memengaruhi pikiran dan perilaku.
- Hypnagogia: Tidak ada kontrol eksternal dalam hypnagogia. Pikiran dan pengalaman yang muncul lebih bersifat spontan dan acak. Hal-hal seperti gambaran visual, suara, atau sensasi muncul tanpa adanya sugesti atau arahan dari luar.
6. Durasi
- Hypnotis: Kondisi ini dapat dipertahankan selama waktu yang ditentukan, tergantung pada tujuan sesi hipnosis. Seseorang bisa tetap dalam trance selama beberapa menit hingga satu jam atau lebih.
- Hypnagogia: Hypnagogia adalah kondisi sementara yang berlangsung hanya beberapa menit, biasanya terjadi sebelum seseorang benar-benar tertidur. Ketika seseorang masuk ke tahap tidur yang lebih dalam, hypnagogia berakhir.
Dengan perbedaan-perbedaan ini, jelas bahwa hypnotis dan hypnagogia merupakan kondisi yang sangat berbeda dalam cara terjadinya, tujuannya, dan cara kerjanya dalam pikiran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H