Mohon tunggu...
fikri syah
fikri syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menari Dengan Literasi

Pemerhati Ekonomi, Penulis, Penikmat Makanan Lezat dan Pembelajar Ilmu Pemberdayaan Diri. Mantan Pegawai Bank dan Finance. Saat ini sedang menuntut ilmu di Program Studi Ekonomi Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Menyukai seni musik dan sulap, khusus untuk sulap saya menyukai ilusi dan kecepatan tangan. Menulis bagi saya untuk meningkatkan sebuah kesadaran dalam berkehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Garuda Biru Tanda Harapan

22 Agustus 2024   22:59 Diperbarui: 23 Agustus 2024   02:30 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Garuda biru menghias layar, 

Netizen ramai, tak sabar bersiar, 

Di sosial media, semua bermula, 

Lambang negeri jadi bahan suka.

"Peringatan Darurat," seruan lantang, 

Di dunia maya, gema tak terbilang, 

Kampanye baru, tren tak tertahan, 

Semua bicara, tapi siapa yang paham?

Revisi undang-undang, perdebatan sengit, 

Kursi-kursi Dewan, janji tak ada limit, 

MK berbisik, partai tak perlu kursi, 

Rakyat bingung, tapi ikut berseri.

Garuda biru, simbol tak terjelas, 

Apa maknanya? Siapa yang jujur dan tegas? 

Netizen sibuk, linimasa panas, 

Tapi esok, mungkin semua pupus dan lemas.

Di layar ponsel, peringatan mendesak, 

Tapi di hati, apakah benar rasa peduli terjejak? 

Garuda biru terbang tinggi di angkasa maya, 

Tapi di tanah nyata, siapa yang punya daya?

Seruan lantang, linimasa bergetar, 

Namun akhirnya, apakah ini hanya debu yang beterbangan? 

Garuda biru, kau simbol harapan, 

Atau sekadar tren dari kekacauan zaman?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun