Siapa yang saat ini tidak tahu paylater? Semua orang, dari yang tua hingga yang muda, tampaknya sudah akrab dengan konsep pembayaran ini. Bayangkan sebuah dunia di mana Anda dapat memiliki barang tanpa membayar sepeser pun di awal. Sebuah kemudahan berbelanja yang datang dengan janji manis: ambil barang sekarang, bayar nanti. Tapi ingat, ini bukan "ambil barang dan lupakan bayarannya," melainkan "ambil barang, lalu terjebak dalam bayangan cicilan bulanan."
Saat Anda memutuskan untuk mengambil barang dengan paylater, itu artinya Anda memasuki dunia cicilan bulanan yang penuh dengan tenor dan kesepakatan yang menjanjikan. Ada tenor tiga bulan, enam bulan, atau bahkan bertahun-tahun, tergantung pada seberapa panjang Anda ingin menyiksa diri sendiri dengan komitmen pembayaran.
Tak bisa dipungkiri, paylater memang memberikan kemudahan yang luar biasa. Saat uang tidak ada di tangan, paylater muncul sebagai penyelamat yang menawarkan solusi instan. Kita bisa membeli barang impian tanpa harus menunggu hingga gajian datang. Siapa yang bisa menolak godaan seperti ini? Sayangnya, di balik kemudahan tersebut, tersimpan resiko yang tak kalah besar.
Satu rumah tangga mungkin menyimpan lebih dari satu barang yang dibeli melalui paylater, seperti peralatan elektronik atau furnitur. Seolah-olah paylater ini adalah kunci ajaib untuk mendapatkan semua yang kita inginkan tanpa repot. Tapi ingat, kemudahan ini bukan berarti tanpa risiko. Justru, dengan semua risiko yang ada, paylater bisa menjadi salah satu masalah besar yang harus dihindari.
Beberapa artikel yang pernah saya baca menyebutkan bahwa paylater memiliki efek candu bagi penggunanya. Kemudahan dalam membeli barang disertai dengan sifat konsumtif yang tinggi, akhirnya menumbuhkan sifat hedonis tanpa disadari. Akibatnya, banyak orang yang terjerat dalam utang akibat keasyikan berbelanja online.
Kebiasaan ini bisa merugikan bagi siapa pun yang sudah kecanduan paylater, karena dapat mengganggu kesehatan keuangan mereka. Seiring waktu, orang yang sudah terbiasa menggunakan paylater mungkin akan mendapati diri mereka memiliki banyak barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Di sinilah sifat konsumtif dan hedonis mulai mengambil alih.
Di balik kemudahan yang ditawarkan paylater, ada banyak resiko yang siap menanti. Beberapa resiko utama menggunakan paylater meliputi:
1. Sifat Konsumtif Berlebihan: Paylater mendorong kita untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan.
2. Keuangan yang Terganggu: Membayar cicilan bulanan dari berbagai barang bisa mengacaukan anggaran rumah tangga kita.
3. Penumpukan Barang Tak Berguna: Banyak barang yang hanya menumpuk di rumah, tanpa pernah benar-benar digunakan.
4. Biaya Bunga yang Membengkak: Cicilan yang seharusnya ringan bisa membengkak karena bunga yang terus bertambah.
5. Peretasan Identitas: Ada risiko keamanan data pribadi yang bisa dicuri ketika kita mendaftar untuk layanan paylater. Â
6. Stres Akibat Cicilan: Tekanan untuk membayar cicilan setiap bulan bisa menyebabkan stres yang tak perlu.Â
7. Sifat Kriminal: Beberapa orang mungkin terdorong melakukan tindakan kriminal karena tertekan oleh utang yang menumpuk.
Di sinilah kita perlu mengedepankan kebijaksanaan dalam menggunakan paylater. Setiap kali hendak membeli barang melalui e-commerce dan menggunakan paylater, pikirkan dulu kegunaan barang tersebut. Seberapa penting barang tersebut hingga kita harus rela mengkreditnya?
Kebanyakan orang tidak memperhitungkan bunga yang ada dalam setiap transaksi paylater, yang akhirnya membuat pengeluaran sehari-hari menjadi bengkak. Sebaiknya pikirkan matang-matang sebelum mengambil keputusan untuk berhutang melalui paylater. Jika barang tersebut tidak benar-benar dibutuhkan, lebih baik hindari paylater.
Refleksi dan Pengelolaan Keuangan
Menggunakan paylater hanya akan membuat pengeluaran lebih besar dan menyulitkan kita untuk berhemat, kecuali kita sudah memahami sepenuhnya algoritma paylater dan kondisi keuangan kita sendiri. Namun, saya yakin hanya sedikit orang yang benar-benar memahami kompleksitas ini. Yang lebih sering terjadi adalah masyarakat terjebak dalam jeratan utang paylater dan kesulitan untuk keluar dari sana.
Pada akhirnya, kita harus bijak dalam menggunakan paylater dalam kehidupan sehari-hari. Paylater dapat mempengaruhi banyak aspek kehidupan kita, termasuk keuangan dan kesehatan mental. Sebelum mengambil keputusan untuk membeli sesuatu, pertimbangkan terlebih dahulu kebutuhan dan kemampuan kita untuk membayar cicilan di masa depan.
Memahami dampak dari paylater dan mengambil langkah-langkah bijak dapat membantu kita menghindari masalah keuangan yang tidak diinginkan. Dengan begitu, kita dapat menjaga kesehatan finansial dan mental kita agar tetap stabil. Dengan mempertimbangkan semua resiko dan manfaatnya, kita dapat memanfaatkan paylater dengan lebih bijak dan bertanggung jawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H