Mohon tunggu...
fikri syah
fikri syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menari Dengan Literasi

Buku saya : Utang Itu Candu,menjalani hidup yang waras tanpa riba | Blog pribadi : https://www.banguntidur99.com/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Cerita dari Suku Baduy, Refleksi Kehidupan Modern dan Harmoni Alam

14 Juli 2024   20:36 Diperbarui: 14 Juli 2024   21:09 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah bergelut dengan tugas kuliah yang bisa membuat siapa pun merasa seperti kepala mereka dihantam oleh palu godam, saya dan teman saya memutuskan untuk melarikan diri ke tempat yang sudah lama tidak kami kunjungi. Destinasi kami adalah Baduy, sebuah suku yang terletak di Lebak, Banten. Terakhir kali saya menginjakkan kaki di sana adalah sekitar tahun 2014, yang terasa seperti seabad lalu. Oh, betapa waktu berlalu begitu cepat!

Namun, kunjungan kali ini, tepatnya pada 14 Juli 2024, membawa kejutan tersendiri. Ada fenomena yang beberapa waktu lalu viral di media sosial, bahkan kemungkinan besar, hingga saat ini masih menjadi perbincangan hangat. Nama yang sedang naik daun adalah Rumsyah, seorang gadis Baduy dengan kecantikan alami yang memukau. Tidak ada operasi plastik, suntik botox, atau produk kecantikan modern lainnya. Seperti oase di padang pasir, kecantikannya mengingatkan kita pada zaman sebelum kita tergila-gila pada standar kecantikan yang ditetapkan oleh filter Instagram.

https://ameera.republika.co.id/berita/sfbnu7425/rumsyah-baduy-jadi-perbincangan-di-tiktok-siapa-dia
https://ameera.republika.co.id/berita/sfbnu7425/rumsyah-baduy-jadi-perbincangan-di-tiktok-siapa-dia

Rumsyah menjadi buah bibir netizen setelah kolaborasinya dengan seorang TikToker terkenal, Ci Vilmei. Ketika Ci Vilmei berkunjung ke Baduy Luar dan mengajak Rumsyah membuat konten TikTok, dunia maya pun gempar. Dalam video tersebut, Ci Vilmei bertanya pada Rumsyah tentang satu keinginannya. Dengan polosnya, Rumsyah menyebut dua keinginannya: pergi ke Jakarta dan memiliki ponsel. Sungguh sebuah ironi, mengingat banyak dari kita yang rela membayar mahal untuk detoks digital sementara Rumsyah, yang hidup di dunia yang belum tercemar teknologi, justru menginginkan hal sebaliknya.

Tentu saja, ini menimbulkan pertanyaan: bukankah suku Baduy dilarang memiliki teknologi? Jawabannya ya dan tidak. Bagi suku Baduy Dalam, teknologi adalah tabu. Mereka hidup dalam kesederhanaan yang murni, jauh dari hiruk-pikuk dunia modern. Namun, suku Baduy Luar, tempat Rumsyah berasal, sudah mulai beradaptasi dengan teknologi. Mereka tidak sepenuhnya terisolasi dari dunia luar dan sudah mulai melek teknologi.

Oke, mari kita berhenti sejenak membicarakan Rumsyah. Meski pesona barunya membuat dunia maya gempar, ada nilai-nilai yang jauh lebih penting dan patut kita teladani dari suku Baduy. Salah satunya adalah kehidupan mereka yang masih alami dan harmonis dengan alam. Bagi mereka, menjaga alam adalah bagian dari ajaran spiritual dan kepercayaan yang mereka anut. Mereka meyakini bahwa kehidupan yang natural dan bebas dari teknologi modern membantu mereka melatih jiwa dan pikiran untuk tidak terikat pada kenikmatan duniawi.

koleksi pribadi
koleksi pribadi

Suku Baduy sangat memegang teguh prinsip-prinsip hidup yang selaras dengan alam. Mereka percaya bahwa interaksi berlebihan dengan modernisasi dapat merusak tradisi dan keyakinan mereka. Oleh karena itu, mereka menjalani hidup tanpa campur tangan teknologi, yang bagi mereka adalah sumber polusi informasi yang berpotensi mengubah mereka menjadi pengikut produk-produk modernisasi. Ironisnya, di zaman di mana banyak dari kita berusaha untuk "kembali ke alam," suku Baduy sudah hidup dalam keadaan yang banyak kita idamkan.

Contoh kehidupan suku Baduy ini bisa kita jadikan sebagai role model dalam upaya mencari keseimbangan antara kehidupan modern dan alam. Mereka mengajarkan kita bahwa hidup yang selaras dengan alam bukan hanya tentang melestarikan lingkungan, tetapi juga tentang menjaga kesejahteraan spiritual dan mental. Dengan menjalani kehidupan yang alami, suku Baduy telah menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati tidak bisa dibeli dengan teknologi atau produk modern. Sebaliknya, kebahagiaan ditemukan dalam kesederhanaan dan harmoni dengan alam.

Menariknya, Rumsyah dengan segala kepolosan dan keinginannya akan teknologi modern, memberikan kita cermin untuk melihat kontradiksi dalam hidup kita. Di satu sisi, kita mengagumi kehidupan alami suku Baduy dan ingin menirunya. Di sisi lain, kita terus mengejar kemajuan teknologi dan modernisasi yang justru menjauhkan kita dari kesederhanaan dan kebahagiaan sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun