Di tengah kejenuhan tata surya, tiba-tiba memet, yang sudah lama hilang dari peredaran galaksi bimasakti, muncul dengan gebrakan mengejutkan. Siapa sangka? Memet sedang mencalonkan diri untuk menjadi presiden di tahun 2040 di negeri bernama Konoha Land. Memet, yang dulunya lebih percaya pada jimat dan dukun daripada akal sehat, kini berubah menjadi seorang politikus dengan citra baru yang penuh percaya diri.
Memet, dengan jadwal politik yang super padat, mulai menjelajahi seluruh pelosok negeri Konoha Land. Dengan dukungan berbagai partai politik dan koneksi orang dalam, dia yakin akan memenangkan persaingan pilpres. Memet tidak sekadar berkeliling, tetapi juga berorasi dengan semangat menggebu-gebu. Dia mengumbar janji-janji manis yang bisa membuat siapa saja terperangah.
Ketika berorasi, Memet mengumumkan beberapa janji yang terdengar sangat menggelikan. Misalnya, dia berjanji akan menikahi seluruh janda di Konoha Land. Lalu, dia akan meningkatkan produksi janda. Bagaimana caranya, tidak ada yang tahu. Selain itu, Memet berjanji memberikan lapangan kerja bagi orang yang sudah bekerja. Logikanya, kalau sudah bekerja, mengapa butuh lapangan kerja lagi? Tapi ya, itulah Memet.
Tidak berhenti di situ, Memet juga berjanji akan menjual aset negara ke negara lain, memperkaya diri sendiri, dan memberikan kekayaan kepada orang yang sudah kaya. Janji lainnya, yang lebih menggelikan, adalah mengentaskan kekayaan menjadi kemiskinan. Bukannya memberantas kemiskinan, tapi malah sebaliknya. Itulah daftar janji Memet saat berorasi di setiap daerah yang dia singgahi.
Singkat cerita, hasil pemilihan pilpres pun tiba. Dan hasilnya? Sangat membagongkan! Memet terpilih sebagai presiden Konoha Land untuk periode 2040-2045. Ini benar-benar di luar dugaan. Bagaimana mungkin seorang yang baru terjun ke dunia politik, dengan track record yang meragukan, bisa terpilih? Ternyata, dukungan orang dalam dan kekuatan api, udara, air, dan tanah benar-benar bekerja untuk Memet.
Dengan sangat bangga, Memet merayakan kemenangannya sebagai orang nomor satu di Konoha Land. Dia dan koalisi partainya mengadakan pesta kemenangan yang super meriah dan mewah, semuanya didanai oleh pinjaman online.Â
Saat Memet hendak memberikan sambutan kemenangannya, tiba-tiba terdengar suara aneh di telinganya. "Met, bangun met! Anterin emak ke pasar beli sempak babehmu," kata suara itu terdengar sayup-sayup dan semakin mendekat.
Memet terbangun dari mimpinya. Ternyata, semua yang terjadi hanya sebuah mimpi. Dia sangat kesal pada Enyaknya karena membangunkannya dari mimpi indah menjadi presiden. "Ah, enyak nih, ganggu memet lagi mimpi aja. Padahal memet lagi jadi presiden," katanya dengan nada kesal.
Enyaknya hanya tertawa dan menjawab, "Bocah daglog kaya lu gak mungkin jadi presiden, Met." Meski kesal, Memet pun akhirnya bergegas mengantar emaknya ke pasar untuk membeli sempak bapaknya. Sambil jalan ke pasar, Memet merenung.Â
Ternyata, menjadi presiden di negeri impian lebih mudah daripada di dunia nyata, walaupun memang dalam mimpi harus tetap ada orang dalam yang mendukung agar melancarkan segala urusannya.
Dalam perjalanan menuju pasar memet lanjut menggerutu pada Enyaknya.Â
"Padahal tadi lagi mimpi enak nyak, pake di bangunin segala," ucap memet dengan nada kesal.Â
"Iye maaf dah memetku sayang, udah menggangu mimpi jadi presiden," jawab enyaknya denga nada meledek.
"Tadi tuh nyak, kalo gak di bangunin, Enyak bakalan memet angkat jadi mentri pariwisata, biar bisa jalan-jalan terus,"
"oh, gtu met, trus ape lagi memet?," Enyak balik bertanya.
"Babeh, aye jadiin mentri perdagangan, biar gampang jualan apa-apanya nyak"
"wiiihh, keren met," saut enyaknya dengan nada kagum.
"Trus adek lu fatimeh, mau lu jadiin apa met," tanya Enyaknya memet sambil menyebut nama adiknya.
"Fatimeh aye jadiin mentri pendidikan nyak, biar dia gak bego-bego amat." jawab memet.
Sementara itu dalam perjalanan enyak merasa aneh karena jalan menuju pasar seperti berbeda.
"Diem met jangan ngoceh mulu, ini kita mau kemana? kok perasaan enyak, jalan ke pasar beda met".
"Hehehe, Maaf nyak pasarnya kelewat dari tadi"
"Yasalaaammmm, kebanyakan ngoceh si lu sampe kelewat pasarnya.
Enyaknya dengan nada kesal menyuruh memet segera balik arah dan mereka pun berbalik arah karena pasar yang mereka tuju sudah terlewat dari tadi, karena memet dan Enyak asik ngobrol di atas motor ngomongin bagi-bagi jabatan dalam keluarga sampe lupa sama tujuan mereka diawal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H