Mohon tunggu...
fikri syah
fikri syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menari Dengan Literasi

Buku saya : Utang Itu Candu,menjalani hidup yang waras tanpa riba | Blog pribadi : https://www.banguntidur99.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gerimis di Bawah Langit Nimbosratus

3 Juli 2024   21:29 Diperbarui: 3 Juli 2024   21:36 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kemarau akan segera berakhir," teriak kencang dalam doanya sang kakek. "Maafkan kami ya Tuhan, sudah berburuk sangka dan lupa akan caranya bersyukur. Padahal gerimis ini adalah kekuasaan-Mu, maka maafkan kami yang sudah mengeluh dan memasang muka masam sedari tadi."

Perkataan kakek tersebut menyadarkan orang-orang yang sudah putus asa akan datangnya hujan dan menyadari bahwa setiap apa-apa yang diberikan Tuhan harus dirayakan penuh dengan perayaan syukur. Kembali tersenyumnya orang-orang dan mensyukuri nikmat yang ada membuat keheningan yang tadi tercipta menjadi sebuah perayaan akan datangnya rahmat Tuhan yang lebih besar lagi.

Anak-anak kembali riang gembira dan kembali bermain, dan orang-orang kembali beraktivitas seperti sediakala, melupakan kekecewaan terhadap hujan yang belum datang. Sang kakek menyadarkan banyak orang bahwa setetes rahmat yang turun dari Tuhan harus dirayakan dengan rasa syukur yang mendalam. Karena sejatinya, perayaan hidup adalah tentang bagaimana kita bersyukur dengan apa yang diberikan oleh Sang Pencipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun