Mohon tunggu...
fikri syah
fikri syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menari Dengan Literasi

Pemerhati Ekonomi, Penulis, Penikmat Makanan Lezat dan Pembelajar Ilmu Pemberdayaan Diri. Mantan Pegawai Bank dan Finance. Saat ini sedang menuntut ilmu di Program Studi Ekonomi Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Menyukai seni musik dan sulap, khusus untuk sulap saya menyukai ilusi dan kecepatan tangan. Menulis bagi saya untuk meningkatkan sebuah kesadaran dalam berkehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Berdamai dengan Kematian, Pengingat Rapuhnya Kehidupan Kita, Covid-19

3 Juli 2024   00:01 Diperbarui: 3 Juli 2024   01:29 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, di balik semua kekacauan ini, ada hikmah yang bisa diambil. Manusia belajar untuk lebih menghargai hal-hal kecil dalam hidup. Berkumpul dengan keluarga, menikmati waktu di rumah, dan menghargai kesehatan menjadi prioritas utama. Semua kemewahan dan kesenangan duniawi seakan kehilangan makna di tengah ancaman kematian yang nyata.

Jadi, mari kita teruskan hidup dengan lebih bijak. Jangan biarkan trauma dan ketakutan menguasai pikiran kita. Hadapi hidup dengan senyum dan sikap positif. Ingatlah bahwa setiap ujian yang datang adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik. Seperti kata pepatah, "badai pasti berlalu, dan setelah itu, langit akan kembali cerah".

Covid-19 mungkin telah mengubah dunia, tetapi bagaimana kita bereaksi terhadap perubahan ini adalah pilihan kita. Jangan biarkan ketakutan menguasai hidup kita. Sebaliknya, jadikanlah pengalaman ini sebagai pelajaran berharga untuk hidup yang lebih baik dan bermakna. Semoga kita semua bisa melewati masa-masa sulit ini dengan kepala tegak dan hati yang kuat.

Pada masa kini, yaitu tahun 2024, bayangan gelap pandemi Covid-19 masih membayangi ingatan kolektif dunia. Meski virus ini telah surut, dampaknya tetap terasa dalam kehidupan sehari-hari. Masker menjadi aksesori mode baru, sementara kebiasaan menjaga jarak di tempat umum sudah hilang karena aturan yang sudah tidak berlaku lagi. Vaksinasi massal berhasil mengendalikan penyebaran, namun ketakutan dan trauma psikologis tidak mudah hilang. Ekonomi global yang sempat runtuh perlahan bangkit, meski beberapa sektor masih berjuang untuk pulih sepenuhnya. Tahun 2024 adalah tahun refleksi, mengingatkan kita betapa rapuhnya kehidupan dan pentingnya solidaritas dalam menghadapi krisis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun