Sabtu sore yang cerah dengan warna jingganya menghiasi suasana kehidupan sang pemuda yang sedang galau setengah mati karena patah hati, Memet nama pemuda itu, Memet sedang sibuk mempersiapkan diri untuk ritual malam minggunya. Malam minggu kali ini terasa berbeda karena ia telah membuat janji dengan seorang wanita yang baru ia kenal dari aplikasi pencari jodoh. Memet, yang sudah lama menjomblo, merasa sangat bersemangat. Keinginan untuk mengobati kesedihannya setelah ditinggal oleh Mawar membuatnya tak sabar bertemu dengan wanita baru ini.
Tak tanggung-tanggung, Memet membeli satu stel pakaian baru dari atas sampai bawah demi bertemu dengan wanita idamannya, yaitu Olivia, Ia juga sudah menyiapkan minyak wangi cap jangkrik dan membawa jimat pemberian dari dukun desa tetangga untuk melancarkan niatnya mencari jodoh, jimat tersebut digadang-gadang mampu menjinakan hati para wanita, memet pun sangat percaya diri dengan bantuan jimat tersebut.
Jam menunjukkan pukul 7 malam. Memet menyalakan motornya dan bersiap menuju cafe yang telah di-share location oleh Olivia. Dalam perjalanan, ia menerka-nerka seperti apa wajah asli Olivia karena di foto profilnya, Olivia terlihat seperti Chindo (China-Indonesia).
Setibanya di lokasi yang diserahkan oleh Olivia, Memet kebingungan karena sejauh mata memandang, tidak ada yang namanya cafe. Yang ada hanya warung kecil dengan lampu 5 watt warna kuning ala rumah zaman dulu. Memet pun menepi dan menelepon Olivia untuk menanyakan letak cafe yang dimaksud.
"Hallo beibzz, aku udah sampai nih, kok cafenya gak ada ya? Cuma ada warung kecil pinggir jalan," tanya Memet.
"Aku ada di warung itu, mas. Kesini aja," jawab Olivia.
"Gak jadi ke cafenya dek Olive?".
Olivia menjawab dengan raut muka bingung." habis ini kita ke cafe mas"
Walau sedikit ragu, Memet masih optimis dan tidak berpikir aneh-aneh. Dari kejauhan, ia melihat seorang wanita berdiri di depan warung dengan jilbab dan masker. Memet mendekatinya.
"Dek Olivia ya?", tanya Memet.
Olivia hanya mengangguk dengan sedikit canggung.
"Mungkin masih malu-malu," pikir Memet dalam hati.
"ini warung dek Oliv?" tanya memet dengan nada penasaran.
"bukan mas", jawab Olvia dengan nada halus.
Olivia menyuruh Memet duduk di bale warung tersebut dengan nada halus yang samar-samar. Memet merasa kebingungan karena Olivia sulit diajak bicara, mukanya hanya terlihat matanya karena memakai masker. Memet mendekatkan tubuhnya dan memeluk bahunya untuk mencairkan suasana. Olivia tidak merasa risih, membuat Memet berpikir jimat dari dukun kampung sebelah manjur juga.Â
Pemilik warung muncul dan menawarkan kopi. "Mas diem-diem bae, ngopi napa ngopi?" tawar pemilik warung.
Memet, merasa tidak enak, lalu ia memesan kopi. "Kopi godbye ya bu, satu yang panas."
Pemilik warung dengan spontan menawarkan minuman kepada Olivia. "Soleh mau pesan minum juga? Eh, mbak Olivia maksud saya," katanya gugup.
Memet merasa bingung dengan panggilan 'Soleh'. Ia pun meminta Olivia membuka maskernya.
"Dek Olivia, tolong buka maskernya. Mas pengen lihat mukanya," pinta Memet.
Olivia membuka maskernya. Memet tersenyum girang melihat Olivia yang cantik dan manis, padahal itu semua adalah ilusi optik dari lampu 5 watt dan make up yang di pakai oleh Olivia. "wah keren juga nih jimat", ucap memet dalam hati. Pikiran kotor memet mulai bermunculan dan memberanikan diri mencium pipi olivia. "Muach", kecupan manja memet jatuh ke pipi olivia, lalu Olivia merespon dengan tersipu malu ala-ala perempuan lugu, dalam suasan romantis yang sedang meraka rasakan lalu tiba-tiba seekor tikus melintas dan Olivia berteriak lantang.
"TIKUSSS... TIKUUUUSSS... TOLONG TIKUSSS!" teriak Olivia dengan suara yang lebih mirip lelaki.
Memet pun terkejut dengan teriakan Olivia yang cenderung lebih mirip seorang pria.Â
"KAMU OLIVIA ATAU SOLEH?", tanya memet dengan nada tegas.
"Olivia, mas," jawab Olivia lembut.
"KAMU SOLEH APA OLIVIA?", makin keras suara yang dikeluarkan Memet.
"Aku Olivia, Masss," jawab Olivia ketakutan.
Memet mengancam, "Jawab dengan jujur atau saya kantongin tikus ke dalam tas sampean ya."
Olivia akhirnya mengaku, "SOLEH, mas. Saya SOLEH." keluar suara kekar dari Olivia.
"Juaanncuukk, Waria sampean", Teriak memet dengan muka penuh amarah.
Memet pun bergegas pulang sambil menggerutu atas kesialannya malam itu, berniat mengembalikan jimat yang ia beli dari dukun kampung sebelah. Malam minggunya berubah menjadi malam penuh drama yang tak terlupakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI