Mohon tunggu...
Fikri Ramadhan
Fikri Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya seorang mahasiswa smester 6 di universitas sultan ageng tirtayasa dengan prodi teknik mesin,hobi saya di dunia otomotif dan game

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Perbedaan Pelabuhan Karangantu Dulu dan Sekarang, Apakah Masih Sama?

12 Juni 2022   21:15 Diperbarui: 13 Juni 2022   00:40 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pelabuhan Karangantu merupakan pelabuhan tertua di pulau jawa, namun hal ini terlupakan mungkin karena lunturnya budaya atau perbedaan budaya yang ada pada saat ini. Pada kesultanan banten yaitu pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf (1570-1580) perdagangan di kesultanan Banten sudah bisa dibilang maju, Banten merupakan tempat penimbunan barang-barang dari seluruh penjuru dunia 

yang kemudian akan disebarkan ke kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Kemudian pada saat banten dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682) dipandang sebagai masa kejayaan Banten, pada masa ini banten menjadi sebuah 

daerah dengan pelabuhan yang ramai serta dengan keadaan masyarakat yang makmur namun masa ini berakhir karena adanya perang antar saudara yaitu antara Sultan Haji dengan Ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa sejak saat itulah masa kesultanan 

Banten mulai pudar, semakin lama Banten akhirnya ditinggalkan setelah pusat pemerintahan dipindah ke Serang dan hingga saat ini Pelabuhan Karangantu tidak lagi di lirik karena kondisi lingkungan akibat pengendapan lumpur yang tidak memungkinkan kapal untuk lagi bersinggah di Pelabuhan Karangantu, masa keemasan Pelabuhan Karangantu ini berakhir pada abad Ke-17 hal ini dikarenakan pusat pelabuhan yang dipindahkan ke Pelabuhan Sunda Kelapa di Batavia (Jakarta). 

Pelabuhan Karangantu di masa kejayaanya bisa dibilang berperan besar dan digunakan sebagai pintu masuk Perdagangan internasional di Pulau Jawa. Setelah runtuhnya Kota Banten Lama, Pelabuhan Karangantu ini sempat dilupakan hingga akhirnya beralih fungsi menjadi pusat dagang perikanan dan penyebrangan. Seiring dengan pudarnya nilai sejarah di Pelabuhan Karangantu ini, 

kondisi fisik sekitar Pelabuhan Karangantu menurun hingga menjadi kumuh dan aroma tidak sedap datamg dari limbah perdagangan ikan.

 Namun sekarang Pelabuhan Karangantu menjadi salah satu Objek Wisata di kota Serang dan hal ini sudah di akui Oleh Pemerintah kota serang. Hal ini terbukti dengan adanya Pelabuhan Karangantu di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah kota Serang pada tahun 2011 dan Rencana Induk Kepariwisataan Daerah (RIIPDA) kota serang pada tahun 2015, dengan demikian 

Pelabuhan Karangantu termasuk kedalam program pemerintahan kota Serang dalam proses pengembangan  pariwisata cagar budaya yang ada di kota Serang dengan penataan kawasan budaya Banten lama dan Kawasan minalpolitan serta wisata bahari 

yang ada di kota serang. Keadaan Pelabuhan Karangantu sekarang menjadi tempat para nelayan bersinggah, hal ini dikarenakan sebagian besar warga yang tinggal di sekitar Pelabuhan Karangantu menjadi nelayan dan termasuk merupakan 

pusat perniagaan terbesar di Indonesia tidak seperti dahulu yang menjadi pusat penyimpanan bahan-bahan dari berbagai penjuru dunia yang sekarang menjadi perkampungan nelayan dan rumah-rumah warga yang kurangnya perhatian, 

namun Pelabuhan Karangantu sampai saat ini masih aktif dalam arus laju kendaraan laut untuk para nelayan namun jauh berbeda dengan pada zaman Kesultanan. Pada saat ini pelabuhan digunakan untuk nelayan setempat menyandarkan kapal 

setelah mencari ikan ke laut dan kurang lebih menjadi pasar ikan yang cukup terkenal di Kota Serang selain itu Pelabuhan Karangantu juga di jadikan salah satu objek wisata pantai yaitu Pantai Gopek yang ramai seriap harinya,ada saja pengunjung yang 

datang untuk melihat langsung keadaan Pelabuhan Karangantu sekarang. Namun kondisi pelabuhan saat ini yang memprihatinkan, yang dulunya merupakan salah satu pusat perniagaan terbesar di indonesia tidak lagi mencerminkan seperti apa yang 

tertulis di dalam sejarah, kondisi Pelabuhan Karangantu saat ini tidak lebih seperti layaknya perkampungan nelayan dan pasar ikan yang kurang diperhatikan, daerahnya pun terlihat lumayan kumuh baik rumah-rumah dan pasar tradisional yang ada di sana.

Apakah Pelabuhan Karangantu bisa kembali seperti dulu yang menjadi tempat dimana ? Menurut saya Bisa, akan tetapi kemungkinan itu sangat kecil dengan melihat keadaan Pelabuhan atau kondisi Karangantu saat ini dari segi tempat,masyarakat dan lingkungan yang mungkin bisa dibilang kurang atau mungkin tidak ada sama sekali 

keperdulian terhadap nilai-nilai sejarah yang pernah ada. Maka dari itu kita atau masyarakat setempat harus menanamkan nilai-nilai sejarah pada anak-anak sejak dini, entah melalui dongeng atau apapun itu harus di sosialisasikan, dengan 

demikian generasi-generasi muda tidak akan kehilangan tradisi ataupun nilai-nilai sejarah yang ada, dan kita sebagai masyarakat berharap kepada generasi muda atau generasi selanjutnya untuk tetap mempertahankan tradisi ataupun

mempertahankan nilai-nilai sejarah yang mulai pudar, paling tidak nilai-nilai sejarah ini mereka tau dan bisa mempertahankannya. mungkin dengan demikian bisa mengangkatkan dan mempertahankan nilai-nilai budaya dan nilai sejarah yang sudah ada dan diharapkan dari sekian banyak nilai sejarah yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun