Komunikasi yang efektif adalah proses penyampaian ide, pemikiran atau informasi dari pengirim (media) kepada penerima (media), sehingga terjadi hubungan positif atau timbal balik  bagi kedua belah pihak. Komunikasi yang efektif ditandai dengan  proses komunikasi yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Selain itu, memahami informasi  dan umpan balik yang diterima merupakan indikator penting  komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif menyatukan berbagai keterampilan, termasuk komunikasi non-verbal, mendengarkan dengan penuh perhatian, kemampuan  mengelola stres selama komunikasi, dan kemampuan mengenali dan memahami emosi diri sendiri dan orang yang berkomunikasi dengan kita.
Oleh karena itu, komunikasi yang efektif memerlukan komunikator yang secara alamiah mengetahui cara menyampaikan informasi dan komunikator yang aktif menyerap informasi. Keduanya tampak terjadi secara spontan, namun sebenarnya didasari oleh metode komunikasi yang efektif.
1. Â Apa Faktor - Faktor Penghambat Berkomunikasi Efektif
Ada beberapa faktor yang menjadi hambatan dalam komunikasi efektif. Permasalahan utama dalam komunikasi efektif terletak pada kemampuan komunikator maupun komunikan saat menyampaikan dan menyerap pesan. Dalam jurnal Importance of Effective Communication Strategies to Improve Workplace Communication, Shruti Shrivastava dan Vineeta Prasad memaparkan beberapa faktor penghambat komunikasi efektif.
- Penggunaan kata/frasa abstrak. Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap kurangnya komunikasi efektif adalah penggunaan kata-kata abstrak. Abstraksi dalam ekspresi menciptakan kebingungan dan ambiguitas dalam percakapan.
- Kurangnya penggunaan kata-kata spesifik. Faktor ini juga merupakan hambatan penting dalam komunikasi secara efektif dan mengarah pada kebingungan dalam berbicara.
- Kurangnya menggunakan nada yang tepat saat menyampaikan pesan. Satu kata dapat diucapkan dalam berbagai nada yang menimbulkan arti beragam. Nada yang tidak sesuai dengan konteks percakapan yang kita maksud dapat menimbulkan kesalahpahaman dan menjadikan komunikasi tidak efektif.
- Penggunaan kosakata yang berulang saat berbicara. Faktor ini merupakan masalah umum sebagian besar pembicara yang bisa mengganggu komunikasi efektif. Pada kasus ini, komunikator tidak menggunakan semua kata dari bank kosakata mereka sendiri dalam komunikasi sehingga menyebabkan kualitas informasi yang dihasilkan buruk.
- Pelafalan yang lemah juga merupakan faktor besar yang mempengaruhi kelancaran berbicara. Pengaruh aksen lokal, gaya bicara daerah, dan kekakuan lidah dapat menjadi beberapa faktor yang menghambat komunikasi efektif.
- Ketidakmampuan untuk mengklarifikasi informasi. Selama pertemuan dan diskusi, penting untuk memahami informasi lengkap yang sedang dibahas. Kita perlu menggali lagi atau menelisik untuk memastikan informasi yang kita terima dari pembicara tidak terdistorsi. Teknik mengklarifikasi ini adalah salah satu kunci keberhasilan komunikasi efektif yang bisa membantu komunikan memahami pesan dengan tepat.
- Ketidakmampuan parafrase. Parafrase adalah strategi yang sangat penting yang digunakan dalam diskusi untuk mencapai komunikasi efektif. Ini adalah kemampuan menyampaikan kembali informasi yang kita terima dari pembicara selama interaksi dengan jelas. Ketidakmampuan untuk memparafrasekan pesan dan mengkonfirmasi dengan pembicara adalah salah satu masalah utama dalam komunikasi efektif.
Teknik parafrase akan memungkinkan pendengar untuk memahami isu-isu kunci lebih baik dan pembicara juga memahami bahwa pesannya telah diterima sepenuhnya atau tidak. Saat mendengarkan komunikan menuturkan parafrasenya, pembicara selalu dapat mengisi informasi yang hilang dan mencapai kejelasan yang lebih baik dalam komunikasi satu sama lain.
- Kurangnya rasa percaya diri. Rendahnya rasa percaya diri dalam berbicara dengan lancar merupakan faktor kunci yang mempengaruhi komunikasi efektif. Hal ini terutama karena kurangnya latihan dalam berbicara tentang isu-isu yang berbeda.
Merujuk jurnal The Role of Effective Communication in Strategic Management of Organizations, ada beberapa faktor lain yang disebut menjadi hambatan bagi komunikasi efektif.
- Kebisingan atau suara lain di luar percakapan adalah penghalang serius bagi komunikasi efektif. Kebisingan bisa berasal dari lingkungan sekitar kita seperti saat orang mencoba memperbaiki alat atau suara keras lainnya yang biasa yang dibuat oleh orang-orang.
- Kredibilitas sumber memungkinkan sebuah informasi menjadi diragukan ketika sumber pengirim ambigu sehingga menghambat komunikasi efektif. Tingkat kepercayaan atau kredibilitas yang dimiliki penerima terhadap sumber tentu akan mempengaruhi persepsi penerima terhadap pesan tersebut.
- Informasi yang berlebih adalah penyebab lain yang menghalangi terjadinya komunikasi efektif. Umumnya dalam urusan bisnis yang bersifat kompetitif, data yang tersedia kompleks sebab jajaran manajerial membutuhkan semua sumber dan jenis informasi untuk pengambilan keputusan. Data yang sangat besar ini menyebabkan informasi menjadi kelebihan beban hingga manajer tidak dapat dengan mudah menafsirkan dan memahami pesan yang diterima.
- Persepsi merupakan salah satu faktor yang sering menghambat proses komunikasi efektif. Persepsi membuat penerima menyaring dan menafsirkan informasi yang diterimanya dengan cara yang masuk akal baginya atau sesuai dengan pemahaman pribadinya. Situasi ini menciptakan kesalahpahaman yang mempengaruhi makna sebenarnya dari pesan dan berakibat pada interpretasi pesan yang keliru.
- Emosi berperan penting dalam menentukan keberhasilan komunikasi efektif. Komunikasi yang efektif tidak hanya sekadar bertukar informasi, tapi juga tentang memahami emosi di balik informasi tersebut.
Saat komunikator berkomunikasi dengan emosi yang tidak baik, pesan yang hendak disampaikan pun kemungkinan tidak dipahami oleh pendengar dengan baik. Kondisi emosional seperti itu tidak memungkinkan untuk komunikan mendengarkan secara objektif dan mengasimilasi informasi dengan efektif. Keadaan emosional dapat berupa marah, takut, sedih, bahagia dll.
2. Kenapa Mahasiswa harus dapat Berkomunikasi dengan Efektif?
Komunikasi yang efektif dapat meningkatkan kualitas hubungan di rumah, di kampus, di tempat kerja, dan dalam situasi sosial dengan memperdalam hubungan kita dengan orang lain. Komunikasi yang efektif juga meningkatkan kerja tim, Â pengambilan keputusan, dan keterampilan pemecahan masalah. Hal ini memungkinkan kita untuk mengomunikasikan pesan-pesan negatif atau sulit tanpa menimbulkan konflik atau merusak kepercayaan.
 Berbagai penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif adalah landasan yang harus diandalkan oleh setiap organisasi, terlepas dari ukuran dan strukturnya. Komunikasi yang efektif juga  penting untuk mencapai  tujuan organisasi.  Komunikasi  yang efektif, tepat sasaran dan efektif tentunya akan menunjang keberlangsungan suatu organisasi. Dengan membantu terciptanya komunikasi yang efektif antar individu dalam suatu organisasi, maka produktivitas kerja atau profesionalisme dapat meningkat.